NovelToon NovelToon
Aku Hanya Wanita Biasa

Aku Hanya Wanita Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Wanita Karir / Careerlit
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Meymei

Wanita, seorang insan yang diciptakan dari tulang rusuk adamnya. Bisakah seorang wanita hidup tanpa pemilik rusuknya? Bisakah seorang wanita memilih untuk berdiri sendiri tanpa melengkapi pemilik rusuknya? Ini adalah cerita yang mengisahkan tentang seorang wanita yang memperjuangkan kariernya dan kehidupan cintanya. Ashfa Zaina Azmi, yang biasa dipanggil Azmi meniti kariernya dari seorang tukang fotokopi hingga ia bisa berdiri sejajar dengan laki-laki yang dikaguminya. Bagaimana perjalanannya untuk sampai ke titik itu? Dan bagaimana kehidupan cintanya? Note: Halo semuanya.. ini adalah karya keenam author. Setiap cerita yang author tulis berasal dari banyaknya cerita yang author kemas menjadi satu novel. Jika ada kesamaan nama, setting dan latar belakang, semuanya murni kebetulan. Semoga pembaca semuanya menyukainya.. Terimakasih atas dukungannya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meymei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Sampai Bersih

Tanpa adanya bimbingan Pur, Azmi bekerja sendiri di bagiannya. Untungnya Budi tahu seluk beluk administrasi yang dipegang Azmi, sehingga setiap kali ada kesulitan ia akan membantu.

“Kemarin Dino mengantarmu?” Tanya Romi yang baru saja kembali dari lapangan.

“Iya, Rom. Kenapa?”

“Tidak apa.” Jawab Romi singkat yang kemudian keluar ruangan bergabung dengan Ipit dan yang lain.

“Benar Dino mengantar kamu pulang, Non?” tanya Budi yang diangguki Azmi.

“Pantas saja dia ditinggal travel!” Kata Budi sambil tertawa.

“Maksudnya gimana, Mas?”

“Dia ada janji penjemputan jam 7, Bos Rudi sudah menyuruhnya untuk pulang duluan sewaktu makan-makan, tapi dia malah kembali sekitar setengah 9. Alhasil ketinggalan travel yang akan membawanya ke Balikpapan.”

“Lalu bagaimana?”

“Dengan santai dia menelepon travel dan mengatakan akan membayarnya sendiri. Tentu saja pihak perusahaan setuju, karena mereka tak lagi mengeluarkan uang.”

“Rugi kalau begitu, Mas?”

“Iya, rugi! Yang seharusnya dapat akomodasi malah keluar uang.”

“Aku tidak tahu.” Azmi merasa bersalah.

“Bukan salah kamu! Memang terkadang Dino bisa bersikap impulsif seperti itu. Orang pendiam susah ditebak!”

Budi pergi meninggalkan Azmi yang masih termenung. Ia mengira keberangkatan training Dino setelah selesai acara makan-makan, jadi ia setuju diantar pulang. Tapi ternyata tidak. Bagaimana caranya meminta maaf?

“Mi! Dipanggil Bos!” Seru Romi.

“I-iya!”

Azmi tidak punya waktu untuk memikirkannya. Panggilan Pak Suwito kali ini adalah awal beban kerja Azmi.

“Kamu itu janda! Tidak usah sok jual mahal!”

“Biarpun saya janda, saya tidak akan mengambil jalur itu!”

“Kamu itu beruntung bisa menjadi admin disini. Kalau tidak, kamu masih akan bertahan di resepsionis!”

“Terima kasih atas kesempatan yang Bapak berikan, tetapi saya juga bekerja keras untuk sampai disini.”

“Kamu memang menjanjikan! Tapi tanpa koneksi, kamu bukan apa-apa!”

“Kalau tidak ada lagi yang dibicarakan, saya undur diri.”

Azmi membungkukkan badan dan pergi dari ruangan Pak Suwito. Seumur hidup, baru kali ini Azmi dilecehkan. Bahkan Priyo yang pernah menikahinya tidak pernah memperlakukannya seperti itu. Azmi merasa tubuhnya telah ternodai. Segera ia pamit kepada Budi untuk ke kamar mandi. Tetapi ia tidak ke kamar mandi, melainkan ke mushola.

Ia berwudu berkali-kali tetapi masih merasa jijik. Priyo yang ada di fuel station tidak sengaja melihat Azmi yang tidak kunjung selesai berwudu, ia penasaran dan menghampirinya.

“Mau wudu berapa kali lagi?” Azmi tidak menjawab. Ia masih melanjutkan wudunya.

“Kamu lupa urutannya atau bacaannya?”

“A-aku..”

“Kenapa? Katakan!”

“Aku hanya ingin berwudhu sampai bersih.”

“Satu kali wudu sudah cukup untuk menyucikan diri sebelum sholat. Kalau kamu merasa masih belum bersih, kamu bisa mandi junub.”

“Benar! Terima kasih, Mas!”

Azmi pergi meninggalkan Priyo begitu saja. Dalam hati, ia akan mandi junub saat sampai rumah nanti. Sementara itu, Priyo bingung dengan sikap Azmi. Ia semakin penasaran dengan apa yang dialami Azmi sampai-sampai ingin membersihkan diri dengan wudu berkali-kali. Bahkan mandi junub yang sebenarnya ia lontarkan untuk bercanda, tapi justru ditanggapi Azmi dengan serius.

“Aku akan cari tahu pelan-pelan.” Batin Priyo yang kembali ke mobil yang ia isi fuel tadi.

Begitu sampai di Warehouse, Azmi masuk kedalam ruangan dan mengerjakan data yang ia dapat dari Plan pagi ini.

“Mi!” Teriak Budi yang ada disamping Azmi.

“Pelan saja, Mas. Aku dengar.”

“Buka email sekarang!” Tidak hanya Azmi, Ipit dan Romi yang ada diruangan juga membuka email masuk di akun mereka.

Segera mereka tercengang dengan surat yang terbit disana, isinya adalah Azmi yang dipinjamkan ke cabang Tanjung. Azmi membacanya berkali-kali takut ia salah, tetapi ia mendapati memang namanya yang tercantum disana.

Melihat pengirim dan carbon copy yang ada di email, Azmi langsung lemas. Baru beberapa menit yang lalu dirinya menolak tawaran Pak Suwito, ia sudah dipinjamkan. Baru juga satu bulan menjabat sebagai admin, cobaan sudah mendatanginya.

“Bukannya seharusnya kamu, Bud?” Tanya Romi.

“Iya. Biasanya yang dipinjamkan itu senior!” Ipit menimpali.

“Aku juga tidak tahu. Kamu bagaimana, Non?” Tanya Budi yang melihat Azmi masih fokus ke layar.

“Kalau surat sudah turun seperti ini apa aku masih bisa menolak?” Tanya Azmi ke arah 3 orang di sampingnya.

Ketiganya mengggelengkan kepala. Peraturan perusahaan sudah menulis dengan jelas, jika sewaktu-waktu karyawan dipindahkan atau dipinjamkan ke cabang lain tidak boleh menolak. Jika menolak, hanya ada dua kemungkinan. Pertama, mendapatkan warning yang mana bonus tahunan akan hilang dalam waktu 2 tahun dan yang kedua adalah di PHK.

“Hitung-hitung sebagai bagian dari belajar, Non!” Budi menepuk pundak Azmi.

“Ya, Budi benar! Hanya 3 bulan.” Ipit menganggukkan kepala.

“Apa kamu ada masalah dengan Bos?” Tanya Romi yang sontak mengejutkan mereka.

“Apa iya, Non?” Azmi menggelengkan kepala.

Jika dirinya saja dipinjamkan, bagaimana nasib rekan-rekannya nanti jika tahu dirinya mendapat perlakuan tidak senonoh? Azmi memilih bungkam.

“Nasib!” Kata Romi singkat.

Mereka kembali berkutat dengan pekerjaan masing-masing seolah tidak terjadi apa-apa. Hanya Azmi yang merasakan jantungnya berdebar tidak tenang. Melihat dari tanggal keberangkatan, masih ada waktu seminggu. Mungkin saja masih ada perubahan keputusan selam waktu itu. Harap Azmi.

Akan tetapi, harapan Azmi tidak menjadi kenyataan. Tepat sehari sebelum berangkat, ia sudah berada di HR untuk urusan akomodasi selama dipinjamkan. Ia akan diantar dengan travel yang dibiayai perusahaan. Di Tanjung Azmi akan tinggal di mess karyawan dan ia juga mendapatkan intensif tambahan selama bekerja disana.

“Kamu itu dapat gaji besar malah murung!” Seru Serli.

“Apa Mbak pernah kesana?”

“Tidak!” Azmi menghembuskan nafas berat.

“Aku tebak, kamu membuat masalah makanya dipinjamkan!”

“Iya.”

“Bukankah aku sudah bilang untuk berhati-hati?”

“Sudah, Mbak. Tapi orangnya menyerang duluan. Jelas saja aku tidak terima dan menolaknya!”

“Astaga!” Serli terkejut dengan penuturan Azmi.

“Nasibmu dapat Bos seperti itu, Mi! Tenang saja. Siapa tahu disana kamu bisa membangun koneksi dan mereka akan merekrut kamu. Jika begitu, kamu akan terlepas dari Bos itu!”

“Semoga, Mbak.” Azmi menerima kertas keterangan dipinjamkan dan kembali ke Warehouse.

“Kamu dari mana saja?” Tanya Dino yang sendirian diruangan, sementara yang lain sedang membongkar barang.

“Kak Dino sudah mulai kerja?”

“Orang bertanya itu dijawab, bukan balik bertanya!” Azmi memaksakan senyumnya.

“Dari HR, ambil ini.” Azmi menunjukkan kertas yang dibawanya.

“Benar kamu dipinjamkan?” Azmi mengangguk.

“Aku tahu alasannya dan aku mendukungmu!” Kata Dino yang kemudian meninggalkan Azmi sendiri diruangan.

“Apa maksudnya Kak Dino tahu alasannya?” Batin Azmi bingung menatap punggung Dino.

1
indy
lanjut
indy
lanjut kakak
indy
semoga di tempat baru azmi bisa lebih sibuk sehingga dapat melupakan kenangan buruk
indy
semoga azmi nanti sukses
indy
selamat ya azmi
Meymei: Terima kasih kak (Azmi)
total 1 replies
indy
cepat move on azmi
indy
kasihan Azmi
indy
Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip
Sulfia Nuriawati
suami aneh, mw saling mengenal tp cm azmi yg ada usaha, lah priyo blm apa² cm tw marah aja, serem sm yg kyk gt sifatnya bs² anemia🤭🤭🤭
Meymei: Hehehe sabar ya kak..
total 1 replies
indy
sabar ya Azmi...
Meymei: Aq sabar kak (Azmi)
total 1 replies
indy
semoga azmi kuat
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
lanjut kakak
Meymei: Siap kak 😊
total 1 replies
indy
priyo sat set, semoga dia orang baik
Meymei: Aamiin…
total 1 replies
indy
telaten sekali azmi
Rian Moontero: kusuka ceritanya kak Mey👍👍
semangaaat🤩🤩🤸🤸
Meymei: Hihihi 🤭
total 2 replies
indy
semangat azmi
Meymei: Siap kak! (Azmi)
total 1 replies
indy
hadir
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
Dewi Masitoh
hadir kak😊
Meymei: Terimakasih dukungannya kak 😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!