NovelToon NovelToon
Let Me Love You

Let Me Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:215.8k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

6 tahun mendapat perhatian lebih dari orang yang disukai membuat Kaila Mahya Kharisma menganggap jika Devan Aryana memiliki rasa yang sama dengannya. Namun, kenyataannya berbeda. Lelaki itu malah mencintai adiknya, yakni Lea.

Tak ingin mengulang kejadian ibu juga tantenya, Lala memilih untuk mundur dengan rasa sakit juga sedih yang dia simpan sendirian. Ketika kejujurannya ditolak, Lala tak bisa memaksa juga tak ingin egois. Melepaskan adalah jalan paling benar.

Akankah di masa transisi hati Lala akan menemukan orang baru? Atau malah orang lama yang tetap menjadi pemenangnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Orang Lama

Di kampus, Devan sedari tadi berdiri di parkiran. Masih menunggu Lala yang tak jua datang. Tidak biasanya perempuan itu telat. Akbar segera menghampiri Devan karena sebentar lagi dosen akan masuk ke kelas. Dengan begitu terpaksa, Devan pun mengikuti Akbar.

Setelah kelas selesai, Akbar mulai menunjukkan sesuatu kepada Devan.

Devan membisu. Sorot matanya menyiratkan sebuah kecewa yang mendalam. Juga sorot matanya seakan mengetahui sesuatu.

"Apa lu tahu cowoknya?" Akbar begitu penasaran.

Setahu Akbar, Lala sudah jarang aktif di sosial media. Tapi, akhir-akhir ini dia selalu memposting seorang lelaki yang Akbar duga bakal calon kekasih Lala. Dia juga memiliki feeling jika lelaki itu bukan orang sembarangan.

Banyak di antara mahasiswa yang berasumsi jika Lala hanya ingin memanasi Devan. Tapi, Akbar menilainya tidak seperti itu. Lala melakukan itu karena memang dia memiliki 'something' terhadap lelaki yang masih Lala sembunyikan wajahnya.

Akbar sudah menatap Devan yang belum juga menjawab. Temannya itu malah memilih untuk pergi dari kelas dan menuju warung di belakang kampus. Akbar sudah khatam apa yang akan Devan lakukan.

"Pak Brian gak masuk."

"Lala juga gak masuk."

Hembusan napas kasar keluar dari mulut Devan ketika mendapat laporan dari Anne, teman sekelas Lala. Dugaannya ternyata tak meleset. Hatinya terasa sakit ketika membaca caption Lala di aplikasi salah satu huruf. Dia juga merasa iri karena Lala sering sekali memposting foto Brian. Sedangkan ketika dekat dengan dirinya, Lala seperti manusia anti sosial media.

Devan sudah membuang asap rokok ke udara. Sudah habis tiga batang pun tak membuat hatinya tenang. Akbar mendekat dan menepuk pundak Devan dengan lembut.

"Apa gua udah gak punya kesempatan lagi?" tanya Devan dengan begitu frustasi.

"Bukan orang lama yang jadi pemenangnya, melainkan orang baru."

Akbar tak langsung membalas ucapan sang teman. Dia memilih diam karena ucapannya pasti akan menyakiti hati temannya itu. Makian yang sering Akbar keluarkan tak lantas menyadarkan Devan. Cinta membuat otak Devan menjadi bebal.

"Coba deh lu pikir, Van. Udah sejauh mana lu nyakitin Lala. Sampe dia benar-benar meletakkan perasaannya."

Akhirnya, Akbar pun membuka suara. Seketika Devan membisu. Di saat Lala mengungkapkan perasaannya, Devan dengan tegas menolaknya. Di saat itu juga pertama kalinya dia melihat senyum yang penuh luka yang terukir dari bibir Lala.

"Enam tahun bukan waktu yang sebentar. Dan faktanya selama enam tahun ini dia cuma cinta sendirian dan lu cuma menjadikan Lala sebagai bahan informasi tentang Lea."

"Apa itu gak sakit?"

Tak ada jawaban. Devan masih menutup mulutnya dengan sangat rapat. Akbar selalu berbicara fakta yang mampu menampar hati Devan.

"Tidak semua wanita mau kembali pada orang lama. Bukan karena membenci, tapi dia tak ingin kesakitan terulang lagi. Apalagi, jika orang barunya punya sikap jauh lebih baik dari yang lama. Ditambah value yang jauh berbeda."

"Seberubah apapun orang lama, tetap aja dia pernah menorehkan luka yang pastinya sudah meninggalkan bekas yang sulit untuk dihapuskan. Jikapun, memilih orang lama tak berarti hatinya kembali utuh seperti semula. Masih ada celah luka yang pernah orang lama itu ukirkan."

Semakin tak berkutik-lah Devan. Setiap kata yang keluar dari mulut Akbar selalu mampu menghantam jantungnya.

"Sekarang, keputusan ada di tangan lu. Mau terus mengejar kasih tak sampai atau memilih mengikhlaskan."

Akbar mengatakan itu agar Devan sadar. Semua ini terjadi bukan karena Lala yang jahat, tapi hasil akumulasi kebodohan yang Devan perbuat. Terlambat menyadari yang berujung sakit sendiri.

.

Dua hari sudah Lala tak masuk kuliah. Devan seperti manusia yang tak memiliki gairah. Bahkan ibunda Devan meminta Akbar untuk menjaga putranya. Bunda Devi takut jika Devan melakukan hal yang membahayakan.

Devan tengah menscroll media sosial dan senyum pedih terukir pada saat itu juga.

Banyak komentar di postingan Lala. Bahkan ada yang menyebut Lala sedang pansos. Ada juga yang mengatakan jika dia ingin memanasi Devan. Juga tak sedikit yang menanyakan siapa lelaki yang mencintai Lala. Meminta Lala menunjukkan wajahnya.

Namun, tak ada satupun komentar yang Lala balas. Dia tak menutup kolom komentar, tapi dia juga tak menanggapi komentar pedas ataupun komentar baik yang teman-temannya tuliskan.

Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari mulut Devan sekarang. Akhirnya, dia merasakan apa yang Lala rasakan.

"Secepat itu ya karma datangnya ke gua," gumam Devan.

Akbar membiarkan Devan sendiri. Dia cukup mengawasi dari jauh. Devan juga perlu ruang untuk menenangkan hati.

Kenangan demi kenangan bersama Lala mulai berputar di kepala. Tawa lepas Lala, manjanya Lala kini kembali dia ingat.

"Apakah kita bisa mengulang kenangan indah itu lagi?"

Baru kali ini Devan merasakan sedih di atas kebahagiaan orang lain. Hanya kata andai, bukti dari sebuah penyesalan yang mampu Devan katakan. Sekarang dia merasakan cinta tak terbalas itu teramat menyakitkan.

Mendatangi tempat yang biasa dia dan Lala kunjungi seorang diri. Rasanya begitu hampa dan sunyi. Biasanya akan ada tawa Lala yang terdengar. Ocehan random yang membuat Devan kesal. Tapi, sekarang begitu sepi. Sebagian jiwanya terasa sudah pergi.

"Kenapa kalau udah pergi dan bersama yang lain rasa sakitnya baru terasa?"

Devan seperti lelaki yang begitu malang. Duduk sendirian dengan wajah penuh kesenduan. Duduk di kursi besi dengan tatapan mata penuh kekosongan.

"Aku sungguh mencintainya, Tuhan. Bolehkah aku merebutnya dari Brian?"

...**** BERSAMBUNG ****...

Udah double up nih. Mana atuh komennya?

1
Riris
waduh....kapal pesiah
kasih masbri...
Tanti Retno Wati
siap kaaa
Santi Simarakayang
lanjut kak
Wiwin Winarsih
tenang GY,, kak bri pasti kabulin... 🤣🤣
Rahmawati
wkkwkwkwk tambah aneh ngidamnya
Ltfh
semoga ada prmjual nasi goreng memakai kaos biru dan gerobaknya juga biru
Lusi Hariyani
ok...siap kak
Lusi Hariyani
ha..ha..ngidam y g ngerjain kt y
Ida Lestari
psti lngsung d baca Thor....
Ida Lestari
ngidamnya kluarga singa tu emang GK ada yg wajar hehehehehehe
dan ngidam nya tu slalu ngehabisin uang bnyak....
lanjut lgi ya Thor
semangat.....
Salim S
aaah akhirnya pangeran launching juga..kenapa notifnya selalu telat ya..
Ida Farida
baik' kak
Ida Farida
astaghfirullah
sum mia
aku dah baca kak .... ada notifikasi masuk aku buka ternyata kak fie Thaa ada karya baru , ya langsung cuuuussss dong .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Lusia
ya ampun kk,. sehat trus ya kk, biar rajin updatenya 🤭🤭
Saadah Rangkuti
assssiiaaaap 🤗
Saadah Rangkuti
pantasan gak nongol2 mas bri nya...
U_Lee
Gaaassskeun Kak...🤭
Madi Virgo
ok kak, ditunggu up ny... tadi pelit ny mas bri sama lalaphooo update lagi tapi ternyata ada judul baru, aku selalu suka cerita2 kakak... semangat kakak💪😘🙏🫰
N I A 🌺🌻🌹
bang el boleh pinjam seratus😂😂😂😂😂😂😂
kalo tuan yg di repotin siap2 bangrut😂😂😂😂😂
sehat selalu buat author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!