Dahlia anak yatim piatu yang menikah di usia 23 tahun dengan Roy atas dasar cinta. 2 tahun pernikahan tanpa kehadiran buah hati membuat dahlia direndahkan oleh mertuanya dan selalu dibandingkan dengan cyntia istri dari arya adek kandung roy, karena pekerjaan membuat arya hidup terpisah dengan cyntia sehingga roy yang mengambil alih tugas arya selama kehamilan cyntia, perhatian roy membuat cyntia ingin memiliki roy hingga sengaja membuat kesalahpahaman antara roy dan dahlia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linhakarken, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22 KMK
Kalau sampai pak daniel lepas tangan dan gak ikut campur di perusahaan ayah lagi gimana dong. "kalau gitu mulai sekarang kak daniel, dahlia angkat jadi kakak dahlia gimana? Berati kita keluargakan?" seruku mengutarakan ideku.
"jangan semaunya kamu dahlia, saya gak mau jadi kakak kamu. Ingat 3 hari lagi ikut saya dan kamu jangan lupa ijin dengan suamimu itu, saya gak mau terjadi kesalahpahaman dikemudian hari" tunjuk pak daniel kearahku dengan tatapan tegasnya. Jadi pengen tahu sikap nih cowok kalau udah ketemu pawangnya, tapi emang ada cewek yang mau sama dia ya? Tapi pak danielkan tampan punya perusahaan juga pasti bakalan banyak perempuan yang suka.
"Kenapa kamu ngelihatin saya seperti itu? Maaf ya saya gak suka sama bocil labil seperti kamu" ungkap pak daniel dengan senyum mengejeknya. Sabar lia dia itu mentormu, kamu masih butuh dia.
" Tapi aku suka pak daniel gimana dong" jawabku dengan mengedip kedipkan mata.
Pletak...." aww...hobby banget sih pak nyentil kening saya, sakit tahu!!. Entar kalau otaknya mensle gimana?" ku usap usap keningku karena sedikit sakit akibat ulah pak daniel.
" Justru saya membantumu kembali normal, udah jadi istri orang sikapnya gak dewasa dewasa, malu sama status barumu, dari pada ngomong ngelantur cepat dimakan terus kita kembali ke kantor" dengan cueknya pak daniel makan dengan tenang seolah gak terjadi sesuatu, tenang banget sih nih cowok, apa ini ya yang namanya cowok coll, dua pintu? keren sih tapi nyebelin poll.
"Cepat dimakan atau kamu pulang sendirian ke kantor" tuhkan kumat lagi. " huh..suka banget ngancam orang" grutuku pelan namun terdengar oleh pak daniel. "hhmmm.."
***
"Udah selesaikan? Sekarang kita kembali ke kantor" pak daniel langsung berdiri dan melangkah keluar restoran tanpa menunggu jawabanku. "Ihhh..ngeselin nih minuman juga belum abiz" seruku pelan, langsung ku minum orange jusku cepat lalu berlari kecil mengikuti pak daniel
"Tungguin napa sih, tenang pak belanda gak bakalan jajah lagi" ucapku menarik jas bagian belakang pak daniel agar pak daniel menghentikan langkahnya. Tunggu sepertinya adegan ini pernah ku alami tapi kapan ya.
Pak daniel terdiam sejenak di parkiran dengan posisi tanganku yang masih menarik bagian belakang jas pak daniel, tubuh tegap pak daniel seolah membeku akibat ulahku. "mati aku, bakalan kena semprot lagi ini" seruku pelan, menunduk ke arah bawah lalu melepas peganganku.
"Maaf pak" ungkapku, namun gak ada omongan yang keluar dari pak daniel, pak daniel langsung masuk ke dalam mobil. Karena takut dimarahi aku juga langsung masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan pak daniel hanya diam membisu, " apa kesalahanku sangat fatal ya? Kan aku hanya megang bagian belakangnya gak nyentuh tubuhnya" ungkapku dalam hati sambil ngelirik ke arah pak daniel.
Sikap dingin pak daniel semakin terasa mencekam hingga jam pulang kerja. Karena gak kuat di diemi, ku beranikan diri bicara langsung sebelum pak daniel pulang. "Pak kita harus bicara" ungkapku duduk di hadapan pak daniel. "hmmm.." jawab pak daniel.
"Saya minta maaf kalau saya sudah buat pak daniel marah, walau saya gak tahu kesalahan apa yang saya perbuat sampai pak daniel diemi saya sejak direstoran tadi, maafkan saya pak" ungkapku berdiri lalu membungkukkan badan ke hadapan pak daniel lalu pergi keluar ruangan.
***
"Pesan taxi online aja deh" ku keluarkan hp lalu membuka aplikasi untuk memesan taxi online, menunggu diruang tunggu perusahaan dekat pintu keluar. Saat sedang duduk pak daniel lewat tanpa menoleh sedikitpun ke arahku.
"Dia sepertinya beneran marah ke aku tapi masa hanya karena dipegang jasnya jadi marah gitu sih?" ungkapku pelan saat melihat pak daniel melewatiku.
"hmmm lihat besok aja deh, semoga dia udah normal lagi besok" aku berjalan menuju taxi online yang tadi aku pesan.
"halo mas, iya nih udah di taxi dalam perjalanan pulang, mas udah dirumah? Iya bentar lagi sampai mas" ungkapku saat mengangkat telepon dari mas roy dan mengakhiri panggilan setelah hampir sampai rumah.
"Terimakasih ya pak" ucapku saat hendak turun dari taxi online. "Assalamualaikum, mas udah lama sampai rumah?" ungkapku sambil mencium punggung tangan suamiku.
"Kamu nih ya, suami ada dirumah malah keluyuran diluar rumah!!" bukan mas roy yang menjawab tapi ibu mertuaku yang ternyata berada di dalam rumah, sedang duduk di sofa ruang keluarga menatapku tajam.
"Maaf bu, dahlia bukan keluyuran tapi dahlia baru pulang kerja" jawabku hendak mencium tangan ibu namun ditepiskan oleh mertuaku.
"Halah..Gak usah banyak alasan, kalian itu baru nikah kenapa kamu masih kerja?!! bukannya cuti malah kerja!!" sinis ibu. Ku arahkan pandangan ke mas roy menuntut jawaban dan pembelaan darinya
"Dahlia kan masih karyawan baru bu jadi belum bisa cuti, ibu yang sabar ya" sahut mas roy kemudian, duduk disebelah ibu merangkul pundak ibu.
"Mas aku langsung kekamar dulu ya, gerah mau mandi dulu" ijinku ke arah mas roy lalu langsung menuju kamar. Lebih baik dikamar aja dari pada dengerin mertua yang lagi mode sewot gitu.
"Tuh lihat kelakuan istri pilihanmu itu, orang tua masih mau ngomong udah pergi aja" omelan ibu masih bisa terdengar olehku, huf..nasib nikah tanpa restu yang murni.
"Udah bu, dahlia itu baru pulang kerja dia pasti capek seharian dikantor. Ibu tenang ya, roy antar ibu ke dalam kamar ibu" kulihat mas roy memapah ibunya ke dalam kamar tamu.
"lebih baik mandi dulu aja bair seger" kuambil baju ganti lalu masuk kedalam kamar mandi, berendam di dalam bathtub dengan air hangat ah..rasanya rileks banget. Tok..tok.." sayang masih lama mandinya" mas roy memanggil dari balik pintu kamar mandi. "bentar mas" setelah selesai langsung ku kenakan baju santai lalu keluar dari kamar mandi.
Kulihat mas roy sedang bersandar di sandaran kasur sambil memaikan hp, aku langsung menuju meja hias dan melakukan perawat seperti biasanya. mas roy mendekat lalu memeluk dari belakang, memutar tubuhku agar menghadap ke arah mas roy "sayang maaf ya soal semalam, mas bener-bener merasa bersalah ke kamu" tanganku di genggam lalu dicium sebagai ungkapan penyesalan mas roy.
"Kita perlu bicara serius mas" ku ajak mas roy untuk duduk di atas kasur untuk bicara perihal rumah tangga kami.
"Kakek tadi pagi datang membawa dua art yang akan membantu di rumah" ungkapku sambil memandang ke arah mas roy. "ya mas sudah bertemu dengan mereka dan mas gak ada masalah dengan permintaan kakek karena mas setuju jika ada yang membantu meringankan istri mas" jawab mas roy "sayang boleh ya mas minta hak mas malam ini" tanpa jawaban dariku mas roy langsung melumat bibirku.
Di tengah hawa panas dan gairah yang harus tersalurkan " Roy... Roy.. Ayo makan malam, makanannya sudah siap. Cepat keluar ibu tunggu dimeja makan, jangan buat ibu nunggu lama roy.." ibu mengetuk pintu dan berteriak seperti penagih hutang membuat aura panas yang sempat kurasakan langsung menguap tak tersisa, kudorong tubuh mas roy yang berada di atas tubuhku lalu aku segera merapikan kembali baju yang ku kenakan dan melangkah menuju kamar mandi.
" Sayang maaf" ungkap mas roy menahan langkahku dan langsung kutepiskan tangannya.