"Caranya dapatin Zahra gimana sih?"tanya seorang pemuda bernama Xavier pada seorang gadis yang saat itu sedang membaca sebuah buku
"Mudah aja,kamu cukup belajar ilmu agama yang sekarang ini Zahra pelajari."balas Gadis itu acuh tanpa menoleh pada pemuda yang tadi berucap
"Kalau aku beneran ngelakuin kamu beneran bakalan trima aku?"tanya pemuda itu dengan suara pelan.Kalimat tersebut berhasil membuat gadis itu menoleh
"Jalanin aja dulu aku pengen liat sebesar apa perjuangan kamu tapi aku juga mau minta sesuatu bisa?"tanya gadis bernama Zahra itu
"Apa?"
"Kamu belajarnya Because off Allah yah.Jangan karna niat cuman mau dapatin apa yang kamu mau, niati karna Allah."ujar Zahra membuat pemuda itu tersenyum tipis
Xavier benar benar melakukan apa yang di perintahkan Zahra ia bahkan sudah bisa melampaui gadis itu.
Sampai pada Saatnya Zahra mendapat pinangan dari seorang gus akankah Zahra menerima pinangan itu atau terus menunggu Xavier yang malah tidak memiliki kabar lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CallMe_Nurul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Zahra berdiam mematung menatap sosok pemuda yang berdiri di depan pintu itu. Hanya berkisar dua meter dari posisi Zahra saat ini.
Gadis itu jelas terkejut akan apa yang ia lihat. Tapi ia lebih terkejut saat dimana sosok yang ia kira suaminya itu mulai berucap.
"Aku bukan suamimu, melainkan kakak dari suamimu."balas sosok itu
Xaviren Julian Sage. Kakak laki laki sekaligus kembaran Xavier, pemuda tampan yang baru saja pulang dari negara kelahirannya yaitu Amerika di satu minggu yang lalu.
"Aku tau, aku bakalan liat wajah shok kamu yang sekarang ini. Tapi mungkin kamu bakalan lebih shok kalau kamu tau keadaan suami kamu sekarang ini" ujar pemuda yang bukan lain adalah Viren itu. Pemuda yang juga sempat datang kerumah sakit menjenguk Xavier.
"Aa-apa yang sebenarnya terjadi. Ka-kamu saudara mas Xavi"cicit Zahra mengusap pelan air matanya.
"Benar. Alasan kenapa aku bawa kamu dan kurung kamu di sini bukan karna pengen nyiksa kamu. Melainkan aku pengen balas perbuatan Xavier sama kamu."
"Selama ini dia terlalu sering bohong sama kamu cuman buat seorang gadis yang sekarang ini lagi di rumah sakit.."
"Aku pengen dia nyesal akan apa yang ia perbuat. Tapi zahra, xavier sekarang ini benar benar ngebutuhin kamu."cicit pemuda itu menintikkan air matanya.
"Hukuman buat dia cukup sampai di sini. Apapun masalahnya dia tetaplah adik kesayangan aku. Mau atau tidak kamu harus tetap pulang."
"Dari sini aku sadar, betapa cintanya adik aku sama kamu. Jadi please Zahra, datang dan temui adik ku"lanjut Viren.
"A-apa yang terjadi padanya"cicit Zahra ia berusaha tenang saat tau semua itu. Sebab yang ingin ia tau sekarang adalah keadaan suaminya
"Se-semalam dia pergi nyariin kamu. Dia bawa mobil nya ngebut bangat sampai pada akhirnya, Xavier kecelakaan dan berakhir di rumah sakit."jelas Viren membuat Zahra menutup mulutnya shok.
Tentu ia merasa benar benar terkejut mendengar keadaan suaminya sekarang ini.
"Dia baru bisa sadar tepat di jam 1 malam dini hari. Saat sadar pun dia masih kekeuh mau cari kamu, setakut itu dia kehilangan kamu."
"Kalau aja bukan karna aku bawa kamu pergi, mungkin adik aku gak bakalan berakhir di rumah sakit itu."cicit Viren
Zahra menintikkan air matanya. Ia kini semakin takut saat tau keadaan suaminya sekarang.
"Ba-bawa aku temuin dia sekarang ehhehh hikss ku mohon."pinta Zahra menintikkan air matanya
"Aku bakalan bawa kamu ketemu sama dia tapi, sebelum itu habisin sarapan yang udah Maid sia-"
"Enggak! Aku mau ketemu sama mas Xavi!"kesal Zahra membuat Viren ikut kesal
"Kamu juga seharusnya faham dong Zahra! Misal kalau kamu balik dalam keadaan kayak gini, pasti Xavier semakin ngerasa bersalah."
"Xavier sekarang ini lagi sakit, kamu datang dalam keadaan kayak gini bakalan buat dia makin sakit Zahra."lanjut Viren membuat Zahra langsung terdiam.
"Kali ini aja, fikirin perasaan suami kamu. Semakin kamu menunda maka semakin lama pula kamu akan berada di sini."ujar Viren dengan nada yang dingin dan mulai keluar dari kamar Zahra dan mulai menutupnya. Meninggalkan gadis yang saat itu sedang menangis dan berteriak itu.
"Kakkk! Kaaaak!"teriak Zahra menggedor gedor pintu yang sudah terkunci itu.
"Kak, kak viren!"teriak Zahra keras dan akhirnya pasrah terduduk di depan pintu.
Cukup lama Zahra menangis, ia pun dengan terpaksa berjalan menuju nakas yang terisi beberapa menu makanan juga segelas susu khusus untuk ibu hamil.
Zahra memaksakan makanan itu masuk kedalam mulutnya. Saat selesai Zahra membersihkan dirinya, dan mulai menunggu kembalinya Xaviren kakak iparnya.
***
***
"Misal kalau kamu udah ketemu Xavier, kamu mau ngelapor kalau selama ini aku yang bawa dan sembuyiin kamu?"tanya Xaviren menoleh sejenak ke arah Zahra yang sedari terdiam. Hanya beberapa detik, akhirnya Xaviren kembali fokus berkendara.
"..."
Tidak ada jawaban, xaviren hanya bernafas berat dengan tanggapan Zahra. Ia tau betul di sini dia bersalah sebab sudah membawa Zahra jauh dari adiknya.
***
***
Singkat cerita Zahra dan Xaviren sudah sampai di rumah sakit bersama. Zahra segera mencari kamar dan beberadaan suaminya.
Tidak dengan Xaviren, pemuda itu memilih untuk menunggu sejenak. Agar adiknya tidak mengira istrinya datang bersama nya.
"Mas!"pekik Zahra saat sudah menemukan kamar suaminya. Zahra cukup terkejut saat mendapati seorang gadis lain di sana, bukan lain adalah Miska.
...ΩΩΩΩΩΩ...