NovelToon NovelToon
SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

SISTEM RAJA DUNIA BAWAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kaya Raya / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:13.9k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Alden adalah seorang anak yang sering diintimidasi oleh teman-teman nakalnya di sekolah dan diabaikan oleh keluarganya.

Dia dibuang oleh keluarganya ke sebuah kota yang terkenal sebagai sarang kejahatan.

Kota tersebut sangat kacau dan di luar jangkauan hukum. Di sana, Alden berusaha mencari makna hidup, menemukan keluarga baru, dan menghadapi berbagai geng kriminal dengan bantuan sebuah sistem yang membuatnya semakin kuat.

#story by suciptayasha#

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22 Eksekutif ke-3, Elvario

Di tengah ketegangan dan ambisi untuk menegaskan dominasinya, Elvario berdiri, sosoknya yang tinggi dan karismatik memancarkan aura yang menimbulkan ketakutan dan penghormatan di antara para anggotanya.

Ia berjalan mendekati Carlos yang masih terguncang, meneliti wajah pria itu dengan tatapan dingin.

"Kehadiran orang ini mungkin menjadi gangguan bagi kita," ujar Elvario dengan suara yang tenang namun penuh otoritas. "Kita lihat sampai mana kemampuannya sebelum memutuskan harus disingkirkan atau diperbudak."

Carlos diam, merasa malu namun juga penuh keinginan untuk menebus kesalahannya. Namun, dia tahu bahwa dalam dunia ini, kelemahan tidak bisa dibiarkan begitu saja.

"Aku ingin mengetahui lebih banyak tentang Alden," lanjut Elvario. "Gerald, pergilah dan selidiki siapa dia sebenarnya dan geng yang mendukungnya."

"Baik, bos!"

Rasa penasaran yang membara dalam diri Elvario hanyalah sedikit dari teka-teki tentang Alden yang mulai menjadi perhatian banyak orang. Ia sadar bahwa murid baru ini bukanlah seseorang yang bisa diabaikan begitu saja.

Di sisi lain, Alden memiliki tujuannya sendiri di sekolah ini. Meskipun dia baru saja menegaskan posisi dan kekuatannya, dia tahu bahwa keberadaannya sudah menarik perhatian yang tidak diinginkan.

Setelah mengalahkan Carlos, Alden memilih untuk lebih waspada. Pastinya tidak akan lama sebelum eksekutif ke-3 Viper memutuskan untuk mengambil tindakan.

Dengan senyuman tipis di wajahnya, Alden menyusuri aula sekolah yang mulai berangsur sepi, terbenam dalam pikirannya sendiri. Dia sudah merancang rencana untuk menghadapi Elvario, dan pertarungan yang akan datang adalah sesuatu yang dia sambut dengan tangan terbuka.

Revan, yang secara diam-diam mengamati pergerakan Alden, merasa terombang-ambing antara kekaguman dan kecemburuan.

Dia tahu Alden adalah sosok yang beda dari yang lain. Dan meski mereka belum pernah berbicara langsung, Revan merasa tertarik untuk menyaksikan bagaimana situasi akan berkembang.

Rio, di samping Revan, masih terkejut dengan betapa cepatnya situasi berubah. "Alden bukanlah orang sembarangan," katanya kepada Revan, yang hanya mengangguk setuju.

Alden terus menelusuri lingkungan sekolah hingga sampai di belakang sekolah. Di sana, ia melihat pemandangan yang sering terjadi di lingkungan sekolah, perundungan.

Terlihat seorang anak yang sedang dihajar habis-habisan oleh sekelompok siswa yang lebih besar darinya. Anak itu hanya bisa meringkuk melindungi kepalanya sambil sesekali menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya.

Kejadian itu membuat Alden mengingat kembali masa lalunya sebagai siswa yang sering kali menjadi target perundungan.

Dengan amarah masa lalunya, Alden menghampiri kelompok anak-anak nakal itu, "Hei, sepertinya kalian bersenang-senang?"

"Hah, siapa yang berani mengganggu-"

Anak yang sepertinya pemimpin kelompok tampak kesal dengan gangguan yang datang, namun matanya seketika melotot melihat sosok Alden.

Sebuah ketakutan muncul dalam benaknya. Bagaimana tidak, dia adalah salah satu orang dari banyaknya siswa yang melihat Alden mengalahkan Carlos.

"I-ini tidak seperti yang kau pikirkan, kita hanya bermain-main."

Ucapan anak nakal itu membuat Alden semakin jengkel. Ia mengingat situasi di mana orang yang dulu membuli dirinya, Daniel tertangkap oleh guru dan dengan polosnya ia berdalih hanya main-main dengan perundungan yang ia lakukan.

Sambil menahan emosinya Alden memperingati para perundung itu, "Pergilah dari hadapanku, jika aku melihat kalian melakukan hal ini lagi maka jangan keberatan jika aku menghajar kalian juga."

Anak-anak nakal itu, dengan tergesa-gesa merapikan tas mereka dan pergi menjauh, memutuskan bahwa pertemuan dengan Alden bukanlah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi.

Setelah mereka pergi, Alden berlutut untuk memeriksa kondisi anak korban perundungan tersebut.

“Kau baik-baik saja?” tanyanya dengan nada lembut, mengulurkan tangannya untuk membantu anak itu bangkit berdiri.

Bocah itu mengangguk pelan sambil menyeka air mata di pipinya.

“Terima kasih,” ucapnya dengan suara yang masih bergetar. “Aku tak tahu harus bagaimana jika kau tidak datang.”

Alden tersenyum tipis, mengingat dirinya saat masih di posisi yang sama. “Pastikan kau menjauhi mereka dan cari teman yang bisa melindungimu,”

Alden hendak pergi namun ia segera mengurungkan niatnya. Ia berbalik menatap bocah yang baru dia selamatkan kemudian bertanya, "Apa kau tahu sesuatu tentang orang terkuat di sekolah ini?"

Bocah itu mengangguk, "Aku tahu sedikit."

Alden menatap bocah itu dengan penuh perhatian. Informasi yang dia cari mungkin bisa menjadi kunci untuk menemukan orang yang dia cari.

"Apa yang kau tahu?" tanya Alden, mencoba menjaga nada suaranya tetap ramah agar bocah itu tidak merasa terintimidasi.

Bocah itu mengerutkan dahi, tampak berpikir sejenak sebelum menjelaskan. "Orang yang paling kuat di sekolah ini adalah Elvario. Katanya dia sangat kuat dan tak kenal ampun kepada siapa saja yang menantangnya."

Alden mendengarkan dengan saksama. Nama Elvario sudah beberapa kali dibicarakan oleh orang-orang.

"Dan ada lagi," lanjut bocah itu dengan ragu-ragu, "aku pernah dengar kalau dia punya hubungan dengan geng Viper. Orang yang bernama Carlos juga sepertinya punya hubungan dengan geng itu. Itulah mengapa banyak orang lebih memilih menghindarinya."

Alden terus mengumpulkan informasi mengenai Elvario yang kemungkinan besar adalah seorang eksekutif, hingga tak lama kemudian sekelompok orang berwajah garang datang menghampiri mereka.

"Apa kau si murid baru yang bernama Alden?" Tanya Gerald penuh selidik.

"Apa ada murid baru selain diriku?" Jawab Alden sedikit memberikan provokasi, dan benar saja, salah satu orang terpancing oleh provokasinya.

"Aku akan menghajarmu bocah sombong!"

Orang itu maju dengan gelap mata dan berniat untuk menghajar Alden. Namun Alden dengan cekatan menggenggam tinju orang itu dan membantingnya ke tanah hingga tak sadarkan diri.

"Dia adalah Gerald, anak buah Elvario yang baru saja aku ceritakan." Bisik bocah yang diselamatkan Alden.

"Aku mengerti, kau pergilah dari sini." Ucap Alden sebelum bocah itu pergi dengan berat hati, ia ingin tetap tinggal namun sadar akan kelemahannya.

Di sisi lain Gerald menatap anak buahnya yang terkapar tak sadarkan diri, ia menyayangkan betapa mudahnya bawahannya itu termakan provokasi Alden. Namun berkat itu juga ia yakin jika Alden memiliki potensi.

"Kami tidak datang untuk membuat masalah, kami hanya ingin menyampaikan undangan bos kami padamu." Ucap Gerald sembari memberikan sepucuk surat undangan makan malam yang digelar di salah satu restoran terbaik kota itu.

Alden menerima surat itu dengan alis terangkat, sedikit terkejut dengan pendekatan yang tidak terduga namun halus dari pihak Elvario. Ia tidak menyangka akan menerima undangan dari seseorang yang dianggap sebagai ancaman.

Undangan makan malam ini jelas adalah simbol dari sesuatu yang lebih besar, mungkin pertemuan untuk mengukur kekuatan atau menjalin hubungan lebih lanjut.

"Apa aku harus mematuhi undangan ini?" Alden bertanya dengan nada sinis, meskipun di dalam hati ia merasa cukup penasaran.

Gerald menganggukkan kepala dengan tegas. "Bos kami tidak menerima penolakan dengan baik."

Alden menimbang situasi tersebut. Meski berbahaya, ini adalah kesempatan untuk bertemu langsung dengan Elvario. Setidaknya, dia bisa mendapatkan gambaran lebih jelas tentang musuh yang potensial.

"Baiklah," Alden menjawab akhirnya, membiarkan keputusan itu bergulir di benaknya. "Aku akan datang."

Gerald menatapnya dengan tatapan yang ambigu, antara hormat dan waspada. Dia menyadari bahwa Alden bukan sekadar murid baru dengan keberanian sembrono. Ada lebih banyak yang tersembunyi di balik sikap dinginnya.

"Maka aku tidak akan mengganggu waktu Anda lebih lama," Gerald berkata sebelum memberikan sinyal kepada anggota-anggota gengnya untuk beranjak pergi, meninggalkan Alden sendirian di tempat itu.

1
Muhammad Fadil
kosa katanya gk jelas, harus nya gk pake kata sekarat
system
ada system tapi ko seperti gk guna thor
Lin
awal yang bagus
YYW
bang author bisa bikin novel yg MC nya anti naif atau jadi villain gitu bang seru kata gw
(saran aja)
Agus Suhada
info seru gak?
variable of ancient: agus sakit
Caveine: seru bang !!!
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!