Di usianya yang masih muda dia dinyatakan tidak bisa berkultivasi, semua orang menyebutnya sebagai sampah, pecundang. Tapi siapa yang mengira, setelah menjalani hidup di bawah bayang bayang hinaan dan makian selama bertahun-tahun dia akan mendapatkan sebuah berkah.
Menemukan sebuah peninggalan yang mengubah seluruh jalan hidupnya, peninggalan dari sesosok yang kemudian ia anggap sebagai guru.
Selalu berusaha menjadi lebih kuat, demi mempertahankan yang namanya keluarga. Melindungi orang tua dan juga orang terkasihnya.
Ini adalah perjalanan pemuda Klan Zhou, bernama Zhou Fan. Dengan pedang pusaka di punggungnya yang ia temukan di makam kuno, dia mengarungi dunia kultivator. Mulai mengukir namanya sebagai Legenda Petarung.
Pantengin terus kisah perjalanan Zhou Fan menuju puncak, jadilah saksi sebuah legenda tercipta...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14. Chapter 14...
Zhou Fan mulai memilih teknik yang akan ia pelajari dari kitab emperor.
"Sepertinya aku akan memilih teknik pedang dan tangan kosong yang kuat....," ucap Zhou Fan sambil terus melihat kitab emperor.
"Teknik pedang tujuh gerakan, teknik ini sangat fleksibel tapi kekurangan dari teknik ini adalah memiliki kecepatan serangan yang lambat dan itu akan mudah dihindari oleh lawan." Zhou Fan mengomentari salah satu teknik yang ada di kitab emperor.
"Teknik pedang angin.... teknik pedang kesucian....teknik tapak suci.....teknik tinju bayangan." Zhou Fan mengucapkan nama teknik yang ia jumpai dalam kitab emperor, ia sudah mencari teknik yang ia rasa kuat dan cocok dengannya, tapi ia tak kunjung menemukannya.
beberapa saat kemudian tampak terlihat seutas senyum terlukis di wajah Zhou Fan yang tampan, setelah beberapa jam ia mencari cari teknik di kitab emperor akhirnya ia menemukannya.
"Teknik dewa pedang, nama yang sangat tirani, memiliki serangan yang kuat, cepat dan memiliki jangkauan serangan yang luas, sungguh teknik yang sangat cocok denganku." Zhou Fan berkata dengan nada senang.
Selanjutnya Zhou Fan memilih teknik tapak pertapa untuk teknik bertarung tangan kosongnya.
Zhou Fan berfikir, ia akan membutuhkan keterampilan tangan kosong, saat ada kejadian tak terduga yang mengharuskannya bertarung tanpa dengan menggunakan senjata.
Teknik tapak pertapa memfokuskan tenaga dalam ke setiap gerakan tangan, yang membuat setiap serangannya akan menimbulkan kerusakan yang fatal.
Zhou Fan memutuskan untuk mempelajari kedua teknik tersebut.
****
Tanpa terasa waktu telah berlalu, sekarang sudah 3 bulan Zhou Fan berada di hutan mati, dan berarti Zhou Fan sudah 2 bulan lebih ia berada di dalam gua ini.
Selama dua bulan lebih di dalam gua Zhou Fan selalu melatih teknik dewa pedang dan teknik tapak pertapa, sekarang ia sudah bisa menguasai sekitar 80 persen dari teknik teknik tersebut.
Zhou Fan berlatih teknik dewa pedang tidak dengan menggunakan pedang karena ia tidak memiliki pedang, ia hanya menggunakan sebuah ranting pohon yang mempunyai panjang 1 meter.
Meskipun belum menguasai secara sempurna teknik dewa pedang dan teknik tapak pertapa, tapi dengan penguasaannya yang menguasai 80 persen ia sudah bisa mengeluarkan kekuatan yang besar.
Selain melatih kedua tekniknya Zhou Fan juga selalu berlatih fisik, berendam di kolam air spiritual dan ia juga berburu untuk mencari beast untuk ia jadikan lawan.
Selain dapat meningkatkan mental bertarung berburu beast juga Zhou Fan lakukan untuk memenuhi persediaan daging di dalam cincin penyimpanannya, meskipun Zhou Fan juga bisa memilih untuk tidak makan karena ia tidak akan kelaparan selama ia masih memiliki tenaga dalam, tapi ia merasa masih ada yang kurang selama ia belum menyantap sesuatu untuk dimakan.
Zhou Fan juga terkadang membuat beberapa pil selain pill kultivasi tingkat 1, seperti pil pemulihan tingkat 1 yang berfungsi mengembalikan sebagian tenaga dalam yang hilang meskipun hanya 50 persen.
Zhou Fan sekarang sudah bisa disebut sebagai seorang alkemis bintang satu karena ia dapat membuat pil tingkat pertama.
Kultivasi Zhou Fan saat ini sudah berada di tingkatan petarung tingkat pemula bintang 9, tapi dengan kekuatan fisik dan teknik dari kitab emperor ia dapat mengimbangi petarung mahir tingkat 5.
****
Pada waktu yang sama, di suatu kediaman tetua Klan Zhou ada seorang wanita paruh baya sedang duduk di halaman kediamannya.
Dari sorotan matanya, wanita paruh baya itu terlihat sedang merindukan seseorang.
Wanita itu terus termenung, dia diam tak bicara, sampai suara seseorang menyadarkannya.
"Istriku kenapa kau duduk di sini?"
Merasa ada seseorang memanggilnya, akhirnya wanita paruh baya itu menoleh ke arah sumber suara, dan ia menemukan seorang lelaki yang telah menemaninya selama ini. Siapa lagi kalau bukan suaminya.
"Mungkin aku hanya ingin, oleh karena itu aku duduk di sini." Wanita paruh baya itu berkata dengan nada lesu pada suaminya yang sudah duduk disampingnya.
Mendengar ucapan istrinya yang terdengar lesu, lelaki paruh baya itu pun bertanya pada istrinya.
"Apakah kau merindukan Fan'er?" tanya lelaki itu pada istrinya, mereka tak lain dan tak bukan adalah orang tua Zhou Fan, Zhou Hu dan Zhou Qian.
"Tentu saja aku merindukannya, dia adalah anakku, dan kami sudah tidak bertemu selama tiga bulan, ibu mana yang tidak merindukannya." Zhuo Qian berkata ketus, ia sungguh kesal dengan suaminya itu, sudah tau dirinya sedang merindukan anaknya, malah ia bertanya sesuatu yang sudah ia ketahui jawabannya.
"Jujur saja aku juga merindukannya, aku cuma bisa berharap ia di sana baik baik saja." Zhuo Hu berkata tanpa menghiraukan kekesalan istrinya, ia memahami sekarang istrinya sedang merindukan anaknya, dan ia juga bisa merasakan hal yang juga dirasakan oleh istrinya itu.
****
Di kedalaman hutan mati, tepatnya di dalam sebuah gua, seorang pemuda dengan gagahnya mempraktekkan jurus pedang yang baru saja ia pelajari dari kitab emperor.
Dia adalah Zhou Fan. Dia tengah mempelajari sebuah jurus bernama 'tebasan ganda', ini adalah jurus pedang yang bisa mengeluarkan dua tebasan secara beruntun dan jurus ini memiliki daya rusak yang sangat tinggi, dengan menguasai jurus ini sepenuhnya jurus ini dapat mengalahkan seseorang dengan tingkat kultivasi yang berada di atas.
Zhou Fan sekarang sudah bisa menguasai jurus 'tebasan ganda' sekitar 50 persen, jadi ia belum bisa mengeluarkan kekuatan sesungguhnya dari jurus ini.
"Sepertinya aku harus mempraktikkan jurus tebasan ganda dalam pertarungan yang sesungguhnya, mungkin setelah membuat beberapa pil pemulihan tingkat 1 aku akan keluar dari gua ini untuk mencari 'kelinci' supaya aku bisa meningkatkan pemahaman ku terhadap jurus ini," ucap Zhou Fan.
Zhou Fan kemudian mengambil tanaman herbal dari taman obat yang berada di dalam gua, ia memerlukan beberapa jenis tanaman herbal untuk membuat pill pemulihan tingkat 1.
Setelah tanaman herbal yang ia perlukan sudah ia dapatkan, Zhou Fan meracik bahan bahan tersebut menjadi pill.
Cara meracik Zhou Fan tidak seperti alkemis pada umumnya yang dijumpai di kota batu hitam, Zhou Fan tidak perlu menggunakan tungku atau kuali untuk meracik pill, ia menggunakan tenaga dalamnya sebagai wadah untuk meracik pil dari memurnikan tanaman herbal sampai pembentukan pill, Zhou Fan mempelajari hal itu dari Kitab emperor.
Setelah beberapa saat Zhou Fan telah berhasil membuat beberapa pil pemulihan tingkat 1.
"Akhirnya selesai, setelah ini aku akan berburu beast," ucap Zhou Fan dengan wajah tersenyum puas.
***
Sekarang Zhou Fan telah berada di lapisan luar hutan mati, ia belum berani untuk masuki hutan mati lapisan terdalam.
Tingkat kultivasi Zhou Fan sekarang berada pada tingkatan petarung pemula bintang 9, tapi dengan mengeluarkan seluruh kemampuannya ia dapat mengimbangi petarung tingkat mahir bintang 6, karena selain Zhou Fan memiliki kekuatan fisik Zhou Fan juga mempelajari teknik dan jurus tingkat tinggi dari kitab emperor.
Zhou Fan terus berjalan, tapi pandangannya terus memperhatikan sekitar.
Langkahnya terhenti saat pandangannya melihat....
udah pikunkah authornya ?????
Kocak si author 😂😂