Rizki Bayu Saputra adalah seorang anak yang di besarkan oleh kakeknya yang merupakan pensiunan angkatan bersenjata.
Sebelum Kakeknya wafat dia telah menitipkan amanat bahwa dia harus mencari sebuah kebenaran di salah satu kota besar di negara tersebut.
apakah Rizki mampu menyelesaikan amanat mendiang kakeknya?
serta mendapatkan kebenaran tentang semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Teguh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengampunan dan Penjelasan
Semua mata tertuju pada pertarungan Gyu dan Ryu.
Melawan Matt dan Harbert yang berlangsung sengit.
Meskipun terlihat tidak seimbang karena Matt dan Harbert terus menyerang.
Sedangkan Gyu dan Ryu selalu menahan.
Namun yang sebenarnya Matt dan Harbert terlihat seperti,
Seorang amatir yang sedang berlatih dengan Gyu dan Ryu.
Bagaimana bisa Gyu dan Ryu selalu dapat menghindari semua serangan itu.
Bahkan Master Wei dan Master Lao merasa heran dengan semua yang terjadi saat ini.
“sudah hampir lima menit!” ucap pria misterius itu dengan tenang.
Gyu dan Ryu yang mendengar itu langsung berubah yang tadinya bertahan menjadi menyerang.
Saat ini pun keadaan berbalik.
Semua serangan Gyu dan Ryu tidak ada yang dapat dihindari bahkan di tahan oleh Harbert dan Matt.
“bagaimana mungkin?!” ucap Master Wei yang melihat anak muridnya menjadi bulan bulanan oleh Gyu.
Matt dan Ryu terus bertarung.
Bahkan beberapa kali terdengar patahan demi patahan dari tangan, kaki bahkan anggota tubuh yang lain dari Matt.
Tidak berbeda jauh dengan Matt.
Tetua Harbert pun mengalami hal yang sama.
Namun tetua Harbert sudah tidak sadarkan diri karena rasa sakit yang dia alami.
“SIALAN!!!” teriak Matt yang akhirnya jatuh.
Setelah Matt dan Harbert berhasil di kalahkan.
Master Wei dan Master Lao masih heran.
Karena teknik yang di lakukan oleh Gyu dan Ryu seperti tidak asing bagi mereka.
“bagaimana mungkin semua nya bisa seperti ini?!” ucap Master Lao dengan terkejut.
“kenapa kalian bisa menguasai Sembilan Langkah Tinju Besi dengan sempurna?!” ujar Master Lao dengan langsung.
Pria misterius itu pun berjalan kearah Master Wei dan Master Lao.
“kalian tidak perlu menghabiskan banyak tenaga dan pikiran, untuk memikirkan semuanya!” ucap pria misterius itu dengan pelan.
“apa kah kalian berdua tidak menyadarinya!" ujar Pria misterius itu dengan santai.
Dengan berdiri di hadapan Master Lao dan Master Wei.
"bahwa kalian telah mencoreng esensi dari seni beladiri itu sendiri!” ucap pria misterius itu menjelaskan.
“hanya karena kalian sudah di sebut Master? Apa kalian lantas menjadi angkuh?!!” ujar pria misterius itu dengan tenang.
Master Wei dan Master Lao terdiam dengan semua ucapan pria misterius itu.
“apa kalian telah terlena hanya karena gelar Master yang kalian terima!" ucap pria misterius itu dengan santai.
“apa murid kalian semuanya benar benar memahami esensi beladiri itu sendiri?!" tanya Pria misterius itu.
"atau mereka jangan jangan hanya tahu bahwa mereka belajar beladiri untuk menghajar orang yang tidak mereka sukai?!” tambah pria misterius langsung.
Perkataan itu membuat hati Master Lao dan Master Wei bergetar.
"apa kalian tahu jika murid mu dan keluarganya hanya menganggap kalian sebagai alat?!" tanya pria misterius yang mulai emosi.
"mereka hanya berkata aku murid kesayangan Master Lao dan aku murid dari Dojo Karate Kai!" ujar pria misterius.
Melihat Master Wei dan Master Lao yang diam saja membuat pria misterius itu geram.
"jawab pertanyaan ku?!" teriak pria misterius itu dengan keras.
Namun Master Wei dan Master Lao hanya terdiam dan menunduk dengan semua ucapan itu.
Mereka malu untuk mengakui jika semua ucapan itu adalah kebenaran.
Mereka menjadi sedikit angkuh semenjak mendapatkan gelar Master Beladiri.
Mereka merasa bahwa pengetahuan mereka tentang beladiri jauh diatas kebanyakan orang.
Bahkan mereka rela merendahkan sekte, dojo atau perguruan lain untuk meningkatkan pamor dojo mereka.
“aku bisa saja membunuh kalian semua atau sekurang kurangnya membuat kalian cacat permanen!” ujar pria misterius itu yang membuat semua orang yang mendengarnya menjadi ketakutan.
“hentikan semuanya, untuk keluarga Steward kalian aku maafkan kali ini!” ucap pria misterius itu.
“terimakasih tuan, aku akan menghargai kesempatan yang diberikan tuan untuk kami!” ucap tuan Steward dengan menunduk hormat.
“namun jika kalian melakukan kesalahan kembali, aku yang akan datang berkunjung secara pribadi!” ujar pria misterius itu mengancam.
“baik tuan, akan ku pastikan semua baik baik saja sekarang!” ujar tuan Steward yang ketakutan.
Setelah itu pria misterius itu pun pergi berjalan keluar dari dojo Karate Kai bersama Gyu dan Ryu.
***
Keesokan harinya.
Seorang laki laki menelpon tuan Bagas untuk memberikan informasi.
“tuan Bagas, semua yang kau perlukan sudah aku dapatkan!” ucap Ernest dengan hormat.
“bagus, segera kembali dan bawa semua informasi itu!” ujar tuan Bagas dengan gembira.
Setelah selesai mematikan telepon.
Ernest pun bergegas menuju kerumah Bagas untuk melaporkan semua informasi yang sudah dia dapatkan.
“huh sepertinya aku harus mengikutinya!” ujar Rizki yang mengikuti Ernest.
Ernest tidak menyadari bahwa ada seseorang yang mengikutinya sedari tadi.
Saat sampai di gerbang rumah Bagas, akhirnya Rizki pun datang mendekat kepada Ernest.
Ernest yang melhat Rizki pun menjadi terkejut.
“bagaimana kau bisa berada disini?!” ujar Ernest yang terkejut.
“paman kau telah mengikuti ku dua hari, kenapa aku hanya mengikutimu sebentar tidak boleh?!” ucap Rizki dengan tersenyum.
Penjaga rumah Bagas yang melihat keributan itu pun segera memanggil Bryan.
“saudara Bryan, diluar saudara Ernest sedang terlibat cekcok dengan seorang anak muda!” ucap penjaga tersebut.
“kenapa tidak kalian usir saja pemuda itu?!” ujar Bryan yang kesal.
“pemuda itu berkata bahwa saudara Ernest telah mengikutinya dua hari, jadi dia meminta penjelasan!” ujar penjaga itu yang tidak sengaja mendengar pecakapan Rizki dan Ernest.
Bryan yang mendengar itu langsung berdiri dan berlari menuju ruangan Bagas.
Bagas yang saat ini tengah santai sambil meminum teh jasmine pun terkejut karena Bryan masuk tanpa mengetuk pintu.
“ada apa Bryan? Kenapa kau seperti habis melihat hantu?!” tanya Bagas dengan santai.
“tuan maafkan aku, diluar ada keponakan mu dengan Ernest sedang bertengkar!” ujar Bryan yang panik.
Bagas yang mendengar hal itu pun terkejut sekaligus senang.
Lalu dengan spontan pergi meninggalkan Bryan yang bingung dengan prilaku Bagas.
tdi bagi tugasnya masing-masing 30 org, berarti total ny 120 tambah pemimpin jadi 124 orang lah
jadi lanjut baca saja, Kalo ceritanya sudah sudah tidak menarik baru.... Permisi Selamat tinggal...