cerita ini adalah cerita fiksi yang menceritakan tentang seorang wanita yang bernama Aulia. Dia diberi kesempatan hidup sang pencipta untuk memperbaiki hidupnya yang selalu menderita. Bagaimana kisah Aulia dalam hidupnya yang kedua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenanga Rb, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Malam harinya Aulia tidak menyangka kalau dirinya yang jarang ditemui oleh tetangganya malam itu banyak yang datang setelah mengetahui kondisinya itu.
"selamat datang dirumah saya. " Ucap Arya.
Arya dan ibunya Ningrum menyambut kedatangan tetangga mereka yang kebanyakan para ibu-ibu itu.
"Aulia sebenarnya kamu sakit apa ❓. "
Aulia hanya tersenyum dia mau jawab apa sangat membingungkan.
"kamu sudah periksa ke dokter?. "
"Alhamdulillah sudah dan katanya tidak ada apa apa dalam diri aku ini. "
"Boleh minta riwayat penyakit kamu itu, " Ucap salah satu tetangga yang sedikit kepo.
"Tidak ada yang salah dalam diriku cuma kata dokter hanya kecapean saja. "
Setelah mereka berbasa-basi sebentar mereka pamit untuk pulang. Aulia tidak menyangka kalau tetangganya menengok dirinya.
"Ternyata orang disini baik-baik. "
Aulia melanjutkan dzikir nya , dia melihat ayat kursi yang terpajang di dinding rumahnya. Sekian lama berdzikir Aulia hanya bisa melihat artinya saja.Dia berusaha membaca arti ayat itu dan semuanya berbeda.Empat kali membacanya pandangan dalam rumah itu berbeda seperti terang benderang.
Dinding rumahnya yang ada tulisan bacaan ayat terlihat jelas dimata Aulia.
"Kebesaran sang pencipta sungguh tidak bisa disangka.Satu hari yang lalu aku tidak bisa melihat semuanya sekarang semaunya terlihat begitu jelas. "
Aulia melanjutkan dzikir nya. Arya yang baru selesai membersihkan meja tamu duduk di dekat istrinya.
"Mas, tahu bacaan untuk sholat dan gerakannya. "
"Memangnya kamu lupa, kemarin kita telah melakukan sholat bersama kan. "
Aulia hanya terdiam tanpa suara. Arya merasa bersalah dengan ucapannya. Baginya dia banyak berubah setelah dia sembuh.
Aulia terus berdzikir hanya itu yang dia ingat saat ini.Berhari-hari dia lakukan itu sampai kakek Arya datang menengok cucunya.
Dia melihat ada keanehan pada diri cucu menantunya.Kakek Arya melakukan sesuatu yang bersifat aneh bagi Aulia.Namun dia tidak bertanya padanya.
Arya pulang dari tempat kerjanya, kali ini dia membawa banyak uang.Seratus ribu uang itu diberikan pada Aulia.
"mas, ini banyak sekali uangnya. "
Selain uang itu Arya juga membawa buah dan susu. Kakeknya Arya datang dan berbicara dengan keluarga Arya.Tiba-tiba saja rasa kantuk menyerang Aulia.Dia seakan merasakan banyak orang di rumahnya. Ada yang mengaji dan ada yang berbuat gaduh.
Aulia hanya berfokus dengan seseorang yang membacakan sebuah surat al- ikhlas. Lantunan demi lantunan didengar Aulia.
"Surat itu seperti nya mudah ku hafal.
Dia mulai mendengarkan lantunan itu, entah mengapa kakek itu melantunkan surat itu berulang-ulang tanpa henti. Seakan membuat Aulia semakin bisa menghafalnya.
Aulia terbangun dari tidurnya. Dia bingung semua itu seperti mimpi namun terlihat nyata.Dia melihat sekelilingnya sudah terlihat gelap.
"Ini sudah malam mas, " Ucap Aulia sedikit bingung.
"iya, sudah malam. Tidur lagi saja, aku melihat mu tertidur lelap.Beberapa hari ini aku lihat kamu sedikit segar. Aku senang melihatnya."
"Kakek sudah pulang ya, aku boleh tahu apa yang terjadi sebenarnya. "
"Kakek tadi bilang kalau kamu itu, kamu harus di bersihkan. Ada aura tidak baik di sekeliling kamu, tetapi kakek tidak sanggup karena dia sudah tua. "
"Kalau aku bicara sebenarnya, apa kamu percaya padaku?. "
Arya mengangguk.
"Asal kamu tahu, saat ini aku tidak mengingat semuanya.Aku sebenernya bingung tentang apa yang terjadi. Jika aku tertidur ada banyak hal kejadian yang aneh menurut aku. "
"...... "
"Aulia, sebenarnya semua ini terjadi karena tempat pengobatan itu tidak wajar. "
"Bahkan aku tidak tahu, apa keluarga kamu terlibat. "
".... "
"Sudahlah, aku bahkan tidak mengingat siapapun, entah kenapa aku hanya percaya padamu. "
"Sudah malam, Ayo tidur! "
Arya tertidur dengan pulas nya. Aulia masih belum mengantuk. Dia mencoba untuk mengingat surat al-ikhlas itu. Dia berusaha membacanya. Aulia tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya Aulia terbangun dengan tubuh yang Segar.
"Kemarin aku tertidur dengan pulas, bahkan aku tidak bermimpi lagi. "
"Aulia mencoba untuk berdiri, namun hari ini seperti kemarin dia masih belum bisa berdiri.Akhirnya dia mengingat di televisi ada seorang bayi merangkak. Aulia mencoba dirinya melakukan itu.
" Alhamdulillah, ada sedikit kemajuan. "
Dia mencoba merangkak ke dapur dan sudah bisa menghidupkan kompor untuk memasak air. Terlihat dapur begitu berantakan.
"Hampir satu bulan ku tidak membersihkan rumah ini. "
Aulia pergi ke kamar mandi, dia merasakan panggilan alam. Saat itu dia terkejut air kencingnya seperti darah.Dia terdiam cukup lama dikamar mandi.
Setelah hatinya tenang dia kembali melakukan aktivitas di dapur dengan kursi kecil nya. Sambil duduk dia membuat masakan untuk suaminya.
Setelah semua selesai, dia merasa kelelahan. Apalagi saat ini yang bisa dia lakukan hanya merangkak.Dia kembali ke tempat tidur. setengah jam kemudian Arya terbangun.
Arya memandangi istrinya masih tertidur.Saat dia ke dapur terlihat sudah ada minuman dan makanan disana.
"Siapa yang memasak?,apa Aulia?. Bukan kah dia masih belum bisa berdiri. "
"Masih hangat semua nya. "
"Semua piring juga sudah dicuci, semoga saja Aulia dapat kembali seperti dulu. "
Arya mengambil Air wudhu dan menjalankan ibadahnya.Dia selalu memohon untuk kesembuhan istrinya.
Arya menyiapkan sarapan yang telah tersedia. Dia duduk disamping Aulia yang sudah terbangun.
"Aulia, kamu yang memasak dan melakukan semua itu?. "
"Iya, kemarin malam aku merasakan badan aku begitu segar, aku tidak ingin merepotkan kamu terus. Kamu sudah mencari uang untuk kita dan sepulang kerja malah melakukan aktivitas dirumah. "
"Saat ini kamu sedang sakit Aulia. "
"Bagaimana, kamu melakukannya?. "
"Aku merangkak, kemarin aku melihat di televisi seorang bayi merangkak. Aku mencobanya dan bisa. "
"..... "
"Lain kali kalau perlu apapun biar aku, nanti kalau kamu sudah sembuh baru kamu yang melakukannya. "
Aulia hanya mengangguk. Arya pamit untuk bekerja, Sekarang dia sudah lega meninggalkan istri sendirian.
Dirumah Aulia selalu ber dzikir dan membaca satu surat yang dia ingat itu. Aulia mengingat ayat kursi itu dan masih penasaran. Dia menatap sebuah rak buku. Dia merangkak kesana.
"Beberapa hari lalu aku melihat semua ini dan terlihat kabur. Semoga saja aku bisa melihatnya. "
"Alhamdulillah, semua terlihat jelas. "
Aulia bahkan melupakan bacaan. Dia tidak mengerti semua yang ada didalam kitab itu. Aulia terdiam sejenak. Dia mencari buku lain yang bisa dia baca.
Sebuah buku petunjuk menjalankan ibadah dan disana terdapat cara melakukannya dan ada dzikir.
Aulia membacanya dengan serius sampai kedatangan kakaknya bernama Rindu. Aulia tidak begitu mengenali dia, tapi perasaannya mengatakan mereka ada hubungannya.
"Kamu sudah baikan Aulia, " Ucap orang itu.
Aulia hanya tersenyum.Rindu bahkan tidak menanyakan keanehan dalam diri Aulia. Dia malah berkata yang membuat hati Aulia sakit.
"Aulia, kamu sudah sembuh. Sekarang kamu harus bantu ibu lagi. Hidup kami serba kekurangan, kamu sebaiknya cepat cari kerja. "
"..... "
"Ibu?. "
Aulia bingung dengan ucapan orang itu.Dia hanya diam saja. Kepingan ingatan kecil tentang orang didepannya muncul. Dia mengingat sebagian kecil Tetang keluarga itu.
"Aku masih belum sehat, memangnya anaknya cuma aku. Bukan kah dia lebih memilih kamu?. "
".. ... "
"Nanti aku kembali lagi, dan ingat kamu harus kerja lagi dan bantu aku. "
"Sebaiknya kamu pulang ke rumahmu, jangan usik aku pagi. "
Rindu pergi dari rumah itu, dia marah karena diusir Aulia.Tiba-tiba Aulia merasa mengantuk dia seakan bermimpi lagi. Kepingan tentang kebersamaan dengan Ririn kembali muncul.
Dia mengingat kalau yang datang tadi adalah salah satu kakaknya.Aulia bingung kenapa kakak kandungnya bersikap seperti itu.