Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ulat Bulu
Seorang wanita dengan pakaian seksi turun dari mobil, melangkah ke gerbang sebuah rumah mewah. Rasa lelah tidak terasa lagi di kalahkan dengan rasa yang terpendam di hati selama ini.
Baru saja mulut akan terbuka untuk menyeru memanggil satpam tiba-tiba ekor matanya melihat seseorang yang sangat di kenalinya keluar dari rumah itu.
Matanya memicing mencoba memastikan kalau penglihatan nya tidaklah salah.
" Arsy. " Gumamnya pelan.
" Iya benar itu Arsy, tapi ngapain dia ada disini. Bukankah seharusnya dia di kampung nya, nikah sama suaminya. Apa hubungan wanita itu sama Arkan. "
Sedikit banyak Ia tau kalau Arkan tidak mungkin akan sembarangan memasukkan seorang wanita muda ke rumahnya. Bahkan dirinya yang sudah kenal selama tiga tahun pun baru dua kali menginjakkan kaki disana.
Ternyata kehadirannya di lihat oleh Pak Joko yang kebetulan ada disana. Joko segera menghampiri.
" Maaf Mbak, Mbak siapa ya dan kesini mau cari siapa. "
Keduanya sama-sama saling pandang.
" Mbak katamu, memangnya kamu pikir aku ini saudara mu ha. " Bentak Veronika dengan gaya angkuhnya.
Joko yang mendapatkan amukan dari tamu nya itu hanya diam saja, memang benar Ia tidak mengenal wanita di depannya.
" Kamu satpam baru disini ya, dasar bodoh. Buruan buka pintu nya. "
Joko yang memang punya sikap waspada yang tinggi tak lekas membuka gerbang, meskipun kata kata serapah sudah Ia dapatkan.
" Kamu ini benar-benar ya, tunggu saat aku jadi Nyonya dirumah ini akan langsung aku pecat kamu biar jadi gelandangan di jalan sana. "
Panas matahari membuat wanita itu semakin emosi, dari arah belakang Joko muncullah Bejo yang mendengar keributan di depan gerbang.
" Eh ada Nona Vero ya. "
Bejo bergegas membuka pintu gerbang, sebelum nya sempat melirik kearah rekan kerjanya.
Ia maklum kalau Joko tidak mengenal wanita di depannya dan Bejo sangat bersyukur karena Joko pun bisa di andalkan. Tidak serta merta mengijinkan sembarang orang masuk ke rumah Tuan mereka.
Vero ingin melayangkan tamparan ke wajah Joko namun di tahan oleh Bejo.
" Maaf Nona, ini teman saya kebetulan orang baru disini dan dia hanya menjalankan tugas dari Tuan Arkan. Tidak boleh mengijinkan sembarangan orang masuk kerumah ini. "
Vero menurunkan tangannya dan menatap sinis ke arah Joko yang hanya diam mematung di tempatnya.
" Ya sudahlah, sekarang dimana Arkan apa dia ada di rumah. Aku ingin bertemu dengan nya. "
" Maaf Nona, tapi Tuan belum kembali. Mungkin sebentar lagi. "
Vero menautkan kedua alisnya, pasalnya Ia tadi sudah ke kantor tapi kata orang- orang disana Pria itu sudah kembali satu jam yang lalu.
Selang satu menit kemudian terdengar klakson mobil dari depan, bibir Vero menyunggingkan senyum manis ketika melihat siapa yang datang.
Dengan langkah anggun Ia menghampiri mobil Arkan yang baru saja terparkir.
" Sayang. "
Wanita itu langsung nemplok ke lengan Arkan yang terlihat tidak nyaman.
" Sayang, kamu darimana saja sih. Aku sudah menunggu mu sejak tadi, tau nggak aku tadi berjemur di luar kaya ikan asin karena satpam mu yang bodoh itu. Dia tidak mengijinkan ku masuk. "
Wajah Vero memberenggut, sedangkan Arkan menatap salah satu satpamnya yang membungkuk sedikit sebagai permintaan maaf.
" Tidak apa- apa, maaf Vero. Ini bukan sepenuhnya salah dia karena memang aku yang meminta agar tidak mengijinkan sembarangan orang masuk. "
Lagi-lagi Vero menatap sinis kearah Pak Joko, dalam hati sumpah serapah kembali di ucapkan dan niat begitu besar untuk memecat pria itu ketika sudah menjadi bagian dari rumah itu secara resmi.
Masalahnya saat ini Ia pun masih kesulitan untuk menaklukkan pemuda di samping nya.
" Ya sudah sayang, tidak apa- apa. Sekarang masuk yuk, aku capek berdiri dari tadi. Masa kamu nggak ngijinin aku masuk tawarin minum atau apalah gitu. "
Arkan hanya menghela nafas berat, sebenarnya Ia enggan berurusan dengan siapa pun saat ini namun seperti nya Ia juga tidak bisa menghindar.
Vero masih saja nemplok di lengan Arkan, apalagi sampai ke dalam rumah. Dari jauh Ia melihat wanita yang sangat di kenalinya.
" Eh sore Tuan. "
Arsy mematung menatap wanita yang datang bersama majikannya, darahnya berdesir hebat.
Wanita ini, wanita yang sudah menghancurkan hidupnya. Wanita yang sudah membuatnya harus melalui kesulitan yang Ia jalani saat ini.
" Tuan, apa dia pembantu disini, baguslah hanya pembantu kan " Batin Vero.
Meskipun banyak teka- teki di otaknya yang sulit untuk di dapatkan jawabannya namun Ia merasa bersyukur kalau keberadaan mantan karyawan nya disini hanya seorang asisten rumah tangga.
Tidak ada yang spesial, apa bedanya karyawan dan asisten rumah tangga. Bagainya wanita itu tetap berada di bawah kakinya.
" Arsy. "
Arsy terkesiap ketika sebuah tangan menyentuh lengannya, Ia menoleh ternyata itu adalah Bude Lastri.
" Tuan memanggilmu sejak tadi. " Ucap Bude pelan.
Rupanya Arsy melamun sampai tidak mendengar seruan majikannya, Arsy membungkuk pelan meminta maaf pada Arkan sementara Vero tersenyum manis memamerkan kedekatan nya pada Arkan.
" Arsy, kamu kedepan ambil kotak di dalam mobil. Tadi kelupaan. "
Arsy mengangguk dan bergegas keluar, pikiran nya masih di penuhi praduga. Bagaimana mantan bos nya itu bisa berada di rumah majikannya.
" Pak Bejo, tolong bantu bukakan pintu mobil Tuan. Ada barang yang ketinggalan. "
Setelah mendapatkan apa yang di cari, Arsy bergegas kembali namun tangannya di cegat oleh seseorang.
" Kenapa kamu ada disini, bukannya kamu seharusnya berada di kampung sama suami kamu. Jangan bilang kamu kesini karena berniat menggoda calon suami ku, kamu tidak akan berpikir seperti itu kan. "
Arsy hanya menatap sekilas tangannya yang di cekal oleh Vero, Vero melepaskan cengkraman nya.
Arsy pun meninggalkan Vero yang masih menatapnya dengan tatapan tak suka.
" Dasar wanita gila, wanita jadi- jadian. Dia pikir semua wanita sama seperti dirinya, mampu melakukan segala cara meskipun itu memalukan. "
Vero bergegas masuk dan mencari keberadaan Arkan, wanita itu ingin melangkah ke lantai dua namun di tahan oleh Bude Lastri.
" Maaf Nona, Tuan meminta Nona menunggunya di ruang kerja saja. Tuan hanya membersihkan diri sebentar dan akan turun menemui Nona. "
Vero menatap Bude Lastri tak suka, Ia tidak menyukai sikap ikut campur para pekerja di rumah itu.
Bagaimana mungkin mereka mencegahnya untuk menemui sang pujaan hati, padahal Vero ingin masuk kedalam kamar Arkan.
Syukur- syukur kalau Pria itu berbuat khilaf dan mereka bisa bersatu karena kejadian itu. Namun itu semua hnya angannya saja, nyatanya Arkan seperti memagari dirinya begitu kuat.
Vero dengan kesal berbalik arah, dengan hentakan kaki yang cukup keras Ia meninggalkan Bude Lastri yang melihat tingkahnya sambil geleng-geleng kepala.
" Dasar ulat bulu, bisa- bisa ada wanita seperti dia di dunia ini. " Batin Lastri.
Belum tau saja kalau wanita itu adalah wanita yang ikut andil dalam kehancuran keponakan nya, apa yang akan wanita itu lakukan kalau tau apa yang sebenarnya terjadi.
***
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke