Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Bab 16
Arga masih bersimpuh di depan Nina , Nina menarik tangannya setiap Arga akan meraihnya.
" Nin, aku minta maaf ya , beri aku kesempatan lagi untuk memperbaiki semuanya , kita mulai lagi dari awal ". Pinta Arga suara agak serak karena ia masih menangis.
" Maaf Mas Arga , semuanya sudah terlambat ".
" Tidak ada kata terlambat Nin , ayo kita rujuk , ucapan aku waktu itu tidak sungguh - sungguh , aku hanya ingin keadaan tidak ruwet saja ".
" Kamu kira kata cerai hanya main - main , bahkan jika kamu ucapkan sebagai perumpamaan saja sudah jatuh talak padaku, jangan kamu anggap remeh Mas ".
" Sungguh aku tidak berniat menceraikan kamu , aku menyesal Nin , kita rujuk ya ".
" Tid....". Ucapan Nina berhenti ketika Kiran menyela ucapannya.
" Tidak bisa Mas Arga !". Semua mata kini memandang ke arah Kiran yang masih berdiri di depan pintu masuk ,ia sangat kesal karena semua orang di dalam ruangan itu mengabaikannya , ia seolah tidak terlihat .
" Apa maksud kamu,". Arga menatap tajam pada Kiran.
" Bukan apa - apa , bukannya tidak bisa kalau Mas mau rujuk tapi Nina-nya menolak ".Beruntung Kiran tidak keceplosan.
" Aku tetap mau rujuk dengan Nina , dan kamu tidak berhak mencegahku, ".
" Benar kata istri kamu Mas , masuk Mbak Kiran !". Nina bangun , ia tidak mengindahkan Arga.
" Ma , Pa....ini Mbak Kiran, istri Mas Arga ". Nina malah mengenalkan Kiran pada mantan mertuanya.
Kiran sungguh senang , ternyata Nina memang orang baik ,suaminya saja tidak mau mengenalkannya pada kedua orang tuanya, tapi ia tetap tidak menyukai Nina , karena mau bagaimanapun Kiran ingin mengusai Arga untuk dirinya sendiri.
Papa Fandi dan Mama Arum tak bergeming. " Pa , Mama lelah , ayo kita pulang saja ". mereka berdua mengabaikan uluran tangan Kiran.
Perlahan Kiran menarik tangannya, ia marah di permalukan oleh kedua orang tua Arga , tapi ia harus menjaga imejnya , Kiran tetap memasang wajah manisnya serta senyum di bibirnya.
" Ma..Pa...". panggil Nina.
" Maafkan kami ya Nin , anak Mama dan Papa sudah menyakiti hatimu , matanya telah di buatkan oleh nafsu , ia tidak bisa melihat dengan baik betapa istri yang ia sakiti adalah wanita berhati mulia , cantik hati dan juga parasnya ".
" Kami mendukung keputusan kamu untuk berpisah dengan Arga , tapi Mama dan Papa minta , kamu tetap menganggap kami sebagai orang tua kamu juga ".
" Datang dan main ke rumah kami seperti biasa ya Nin, rumah kami selalu terbuka untuk kamu !". Mama Arum memeluk Ninan, keduanya terisak bersama.
Papa Fandi pun mengusap kepala Nina yang kini tertutup oleh hijab. " Kamu makin cantik dengan busana ini nak , semoga kamu berbahagia selalu ".
Arga menatap nanar karena pemandangan di depannya , kedua orang tuanya memang sangat menyayangi Nina.
" Ayo Ma kita pulang !". " Kami menunggu kedatangan kamu di rumah kami nak !".
" Aku akan kesana , Mama dan Papa harus jaga kesehatan ya ". ucap Nina.
" Tentu saja , kami harus tetap sehat , kami mau lihat kamu bahagia dengan suami baru kamu kelak dan kami juga menantikan cucu dari kamu Nin ".
" Do'a kan saja yang terbaik Ma , Pa ".
" Ma , Pa ....kalian sudah mau pulang ".tanya Arga.
Karena merasa tidak di gubris ucapannya , Arga menahan tangan Mama Arumi.
" Singkirkan tangan kamu dari istriku ". Papa Fandi menyingkirkan tangan Arga dari lengan Mama Arum
" Pa , aku sudah minta maaf , aku menyadari kesalahan aku , aku juga sudah meminta Nina agar aku dan dia bisa rujuk , seharusnya kalian membantu aku untuk membujuk Nina , bukan malah meninggalkan aku seperti ini , aku ini masih anak Mama dan Papa kan ?".
" Karena kamu anak kami , makanya kami ikut bersalah pada Nina , karena itu apapun keputusan Nina kami akan mendukungnya jadi renungkan saja kesalahan kamu !".
Papa Fandi keluar dengan di antar oleh Nina. Mama Arum kembali memeluk Nina. Arga sendiri hanya diam berdiri di ambang pintu , ia akan menyusul tapi Kiran menahan tangannya.
Tak ingin terjadi keributan , Arga pun menuruti Kiran. Nina berjalan masuk setelah mobil mantan mertuanya tidak terlihat oleh matanya , " Mbak Kiran , bisa ajak suaminya pulang, aku mau istirahat ".
" Aku enggak mau pulang Nin , masih banyak yang harus kita bicarakan, apalagi tentang hubungan kita kedepannya ". Tolak Arga , kini ia baru merasakan betapa nyamannya tinggal di rumah Nina.
Wanita yang ia duakan itu selalu menurut padanya, pandai memasak dan juga pandai mengurus dirinya.....kadang ia juga heran , kenapa ia bisa menyelingkuhi Nina , apa karena hanya rasa penasaran saja , atau karena imannya yang lemah tidak kuat di goda oleh Kiran terus - menerus.
" Mas , berapa kali aku bilang, kisah kita sudah selesai , pengadilan pun sudah memutuskan kalau kita sudah bercerai secara resmi , mungkin sebentar lagi akte cerai kita akan keluar ".
" Kapan sidangnya , aku tidak merasa menandatangani surat cerai kita , kamu jangan memanipulasinya ".
" Undangan sidang sudah di kirimkan ke alamat rumah kamu Mas , tapi kamu tidak datang , tapi tidak masalah itu malah memudahkan hakim untuk memutuskan perceraian kita , apalagi kamu sudah menandatanganinya Mas".
" Aku tidak merasa menerim.......". ucapan Arga terputus, ia langsung menatap tajam ke arah Kiran.
" Kamu , kamu tau sesuatu Ran ?".
" Aku hanya membantu agar urusan kalian di permudah Mas ".
Kemarahan Arga memuncak, " Lancang kamu Ran , kamu sudah membuat aku dan Nina berpisah ".
" Enggak perlu ngegas gitu Mas , tanpa campur tangan aku pun kalian akan tetap berpisah, tanyakan saja pada Nina , aku yakin dia tidak akan mau kembali padamu ". Cibir Kiran , ia sama sekali tidak takut di marahi oleh Arga , karena ia yakin Nina tidak mau dimadu.
" Mas sudah , jangan main tangan sama wanita , semua ucapan Kiran itu benar , aku tidak mau kembali padamu ". Cegah Nina yang melihat Arga sudah mengangkat tangannya.ke arah Kiran.
" Apa karena kamu sudah dapat penggantiku Nin....".
" Kamu diam artinya tebakan aku benar , iya kan ?".
" Hufftt ..., aku berhak untuk tidak menjawabnya Mas , aku lelah...sebaiknya Mas pulang saja , pembicaraan ini hanya membuang waktu saja, apapun yang aku katakan Mas tidak mau terima , jadi sia - sia saja aku berbicara ".
" Jelas aku tidak terima Nin , karena dari awal aku memang tidak mau menceraikan kamu , tapi kamu sendiri yang gigih memintanya ". Arga merasa tidak bersalah , padahal dialah yang memulai kehancuran rumah tangganya.
" See....kamu masih tidak merasa bersalah sama sekali, silahkan Mas.....". Nina membuka pintu lebar - lebar .
Arga tak bergeming , ia memang tidak mau pulang. " Ayo Mas , kita sudah di usir nih ". Ucap Kiran yang menarik tangan Arga agar ikut keluar dengannya
" Aku mohon keluarlah...". Sekali lagi Nina meminta pengertian Arga.
" Kalau Mas Arga tidak mau pulang, bagaimana kalau kita tinggal di sini saja Mas , rumah Nina kan besar....jadi tidak masalah kalau di tambah dua orang lagi , Mas Arga kan juga berhak atas rumah ini ". Ucap Kiran santai tanpa dosa.
Nina membulatkan matanya ......
Bersambung......
Mergo di tinggal rabi ro mantan ne 😆