Hati istri mana yang tidak sakit, tiba-tiba suami membawa istri barunya. Adelia, berniat untuk balas dendam. sebelum dirinya meninggal sang suami, tetapi istri baru sang suami diam-diam memiliki rahasia. Apakah terbongkar rahasia istri kedua, sebelum Adelia pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aira azahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gajih
Devi,memanas melihat suaminya berpelukan dengan istri pertama. Mengepalkan kedua tangannya, ingin sekali memisahkan antara mereka berdua.
"Mas,". Devi, memanggil suaminya tak sanggup melihat mereka berpelukan lebih lama. Ck, bisa-bisanya mereka berpelukan di hadapan ku. Bilang saja kamu mbak, membuat diriku cemburu kan.Batin Devi, memandang tajam ke arah kakak madunya itu.
Adelia, melerai pelukan suaminya sudah tak berselera. Malah dia jijik di sentuh oleh suaminya itu,karena dia tak menyukai berbagi. Sangat menjijikkan sekali,tak sudi rasanya di sentuh oleh mas Alfan. Karena tubuhnya sudah di nikmati, wanita lain.Batin Adelia, mengusap tangannya.
"Dek,jangan pergi yah. Aku tidak sanggup kehilangan mu". Pinta Alfan, memasang wajah sedihnya.Segitukah dek,kamu merasa jijik dengan mas. Semoga saja lama-kelamaan kamu terbiasa,atas pernikahan keduaku ini. Aku yakin sekali,jika Adelia akur dengan istri keduaku.
Ck, tidak sanggup kehilangan ku atau tidak sanggup merawat ibumu? Duhh...Kamu kira aku bodoh mas,jangan harap bisa kamu manfaatkan kebaikan ku. Batin Adelia, tersenyum smrik.
"Benar, Adelia. Ibu, tidak sanggup kehilangan menantu seperti dirimu. Selalu memahami segalanya, sangat berarti bagi ibu. Tolong maafkan Alfan,atas kejadian tadi. Ibu, sudah memarahinya nak". Bu Norma,membujuk Adelia juga. Cuman Adelia,yang tidak memanfaatkan uang anakku. Coba saja aku sembuh, tidak lumpuh seperti ini. Kemungkinan besar,aku yang berfoya-foya dengan uang anakku. Tidak Adelia, maupun Devi.
"Aku memaafkan mas,aku tidak akan pergi dari rumah ini. Kecuali Devi, menuruti perintah ku dan adil di rumah ini". Tegas Adelia, mendelik ke arah adik madunya.
"Tidak mau,mas. Aku capek kerja,gak ada waktu untuk mengerjakan tugas rumah ini. Mbak Adelia,enak gak kerja dan memikirkan masalah kantor". Bantah Devi, langsung. Pokoknya aku tidak mau menjadi babu,aku menikah dengan mu karena uang mas. Coba aja kere, ogah banget mau sama kamu.
"Oke,aku kerja juga dan tidak akan mengurus tugas rumah. Kamukan memiliki gajih besar, cari art dan pengasuh ibumu". Bentak Adelia,tak mau kalah.
"Gak, ibu gak setuju. Mau di rawat sama kamu aja, Adelia. Ibu,gak mau di rawat sama orang lain". Bu Norma, menggeleng kepalanya.
"Dek,kamu dengar sendirikan. Ibuku, tidak mau di rawat dengan orang lain. Dia sudah nyaman kamu rawat, tolong pahami keadaanku dan ibu". Pinta Alfan, berusaha meluluhkan hati istrinya.
"Oke,begini saja mas. Aku sanggup merawat ibu,memasak,beberes rumah dan tidak bekerja di luar. Asalkan beri aku uang 5 juta perbulannya, anggap saja kamu menggajihku selama sebulan. Masalah uang bulanan dan kebutuhan sehari-hari kita,biar Devi yang ngurus. Jangan lupa mas,nafkah yang beda. Gak banyak mas minimal 3 juta,anggap saja untuk perawatan kecantikan. Seperti Devi, perawatan mahal-mahal setiap minggunya". Adelia, terpaksa berbicara seperti ini. Anggap saja dia, mengumpulkan uang banyak-banyak. Sebelum pergi dari kehidupan suaminya,jerih keringatnya harus ada menghasilkan uang.
"Apa? Gak bisa gito dong mbak,masa 8 juta sebulan untukmu. Gak mau,aku juga pengen mas. Kamu harus adil dong,". Rengeknya Devi, langsung iri dengan Adelia. Kurang ajar sekali, rupanya kamu memeras mas Alfan. Tidak akan aku biarkan itu terjadi, semampu mungkin menghalanginya.
Alfan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Adelia,uang segitu sangat banyak. Bagaimana,6 juta perbulannya?Mas lebihkan 500 ribu.Sudah dengan semua ,nafkah uang untukmu. Masalah kebutuhan sehari-hari kita dan ibu,biar Devi yang ngatur. Asalkan kamu tetap memperhatikan ibuku,tanpa kekurangan apapun". Alfan, lebih mempercayai Adelia mengurus ibunya. Di bandingkan orang lain, takutnya malah di sakiti dan tak terurus.
"Ibu, setuju dengan pendapat Alfan. 8 juta perbulan, sangat banyak Del. Suamimu memerlukan uang dan memperbanyak tabungan, untuk masa depan dan anak-anak kalian. Ibu, menuruti kemauan mu. Asalkan jangan tinggalkan ibu,". Bu Norma,meremas ujung bajunya. Karena Adelia,sama saja memanfaatkan uang anaknya.
"Mas,aku pengen juga 6 juta perbulannya. Adil dong mas, plissss...". Cicitnya Devi,tak mau kalah.
"Devi,kamu harus ingat yah. Tugasmu mengurus kebutuhanl di rumah ini,termasuk belanja ikan dan sayur. Keperluan kamar mandi dan lainnya. Masih untung kamu tidak masak dan mengerjakan tugas rumah ini. Apa lagi mengurus ibu,ha". Bantah Adelia, sudah muak dengan sikap adik madunya. "1 lagi untuk mu,aku tidak akan membersihkan kamar kalian. Cuci baju mas Alfan,karena aku mencucikan pakaian ibu yang menumpuk segunung. Kalau tak mau, tidak masalah sih. Sebab bukan aku yang tidak memiliki baju, karena malas mencuci".
"Devi, turuti perkataan Adelia. Dia lebih tua,jangan membantah perkataannya. Sedangkan kamu, tidak mau mengurus ibuku". Alfan , membela istri pertamanya. "Masalah mencuci baju, pekerjaan ringan. Mana mungkin kamu tak sanggup,jangan manja".
Devi, langsung merajuk karena suaminya itu. Dia menghentakkan kakinya, lalu duduk di sofa.
"Devi,ibu benar-benar kecewa kepada mu. Tidak mau mengurus ibu mertuamu, maunya uang anakku saja. Ingatlah Devi, aku ibu kandungnya Alfan. Mulai bulan ini,gajih Alfan aku yang pegang. Kamu cuman di berikan uang untuk belanja bulanan dan kebutuhan lainnya. Selebihnya gunakan uangmu,". Ucap bu Norma, membuat yang lainnya tercengang.
Adelia, tersenyum sumringah dan termakan omongannya. Diam-diam Adelia,menghasut ibu mertuanya agar membenci adik madunya. Hahahaha... Rasakan wahai adik maduku, nikmatilah uang yang dipegang ibu mertua kita. Kamu tidak bisa berfoya-foya dengan gajih suami, di jaga ketat sama ibu.Batin Adelia,merasa menang sudah.
Alfan,yang terkejut mendengar ucapan ibunya. Mau gimana lagi,dia tidak bisa membantah dan takut durhaka. Astaga,kenapa jadi rumit seperti ini? Lalu,uang untukku pasti di batasi ibu. Aaaarrgghh...sial,sial.Batin Alfan, sudah frustasi karena memikirkan uang.
Devi,yang syok mendengarnya dan mengusap wajahnya dengan kasar. Niat untuk berfoya-foya dengan uang suami, nyatanya malah kere. Apa lagi sang suami,tidak berani dengan ibunya.
"Mana buku tabungan dan kartu atm-nya,biar ibu yang pegang. Lusa kamu gajihan Alfan,jangan sampai uangmu menyimpan dan di gunakan tidak ada untungnya". Bu Norma, mengulurkan tangannya.
Dengan berat hati Alfan, mengeluarkan kartu atm-nya dan buku tabungan. "Ini bu,". Menyerahkan semuanya kepada sang ibu.
"Oh, jangan lupa hapus M-banking mu di hp. Salin ke hp ibu,biar di pantau setiap saat". Perintah bu Norma,mata Devi terbelalak sempurna jadinya.
Adelia, menyunggingkan senyumnya karena sang suami tidak bisa berkutik apapun. Dia benar-benar patuh kepada sang ibu,takut durhaka katanya.
Devi, sudah menaruh rasa curiga kepada pada istri pertama suaminya itu. Sudah pasti ini adalah rencana liciknya, untuk menyingkirkan dari kehidupan Alfan.