NovelToon NovelToon
Dr.Amelia: The White Coat Hero

Dr.Amelia: The White Coat Hero

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Dokter Genius / Wanita Karir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Fantasi Wanita / Careerlit
Popularitas:687
Nilai: 5
Nama Author: nurul natasya syafika

sinopsis Amelia, seorang dokter muda yang penuh semangat, terjebak dalam konspirasi gelap di dunia medis. Amelia berjuang untuk mengungkap kebenaran, melindungi pasien-pasiennya, dan mengalahkan kekuatan korup di balik industri medis. Amelia bertekad untuk membawa keadilan, meskipun risiko yang dihadapinya semakin besar. Namun, ia harus memilih antara melawan sistem atau melanjutkan hidupnya sebagai simbol keberanian dalam dunia yang gelap.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurul natasya syafika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Langit Mendung di Balik Ruang Operasi - Bahagian 1: Harapan di Tengah Gelap


Anton, seorang pria berusia 55 tahun, duduk di ruang tunggu rumah sakit dengan wajah tenang namun mata yang menyiratkan ketegangan.

Ia ditemani oleh putrinya, Nia, yang terlihat lebih cemas daripada ayahnya. Anton baru saja menerima hasil pemeriksaan dari dokter sebelumnya: kanker pankreas stadium akhir.

Namun, ia tetap memancarkan harapan. Baginya, tidak ada yang tidak mungkin, terutama setelah membaca artikel tentang pengobatan eksperimental yang disebut-sebut sebagai terobosan dalam dunia medis.

Amelia, seorang dokter muda yang dikenal memiliki empati tinggi namun juga selalu realistis dalam mengambil keputusan medis.

Hari itu ia baru saja menyelesaikan operasi panjang ketika diberitahu tentang pasien baru yang ingin bertemu dengannya. Ketika membaca berkas medis Anton, Amelia menarik napas dalam.

Diagnosisnya jelas, dan prognosisnya tidak memberikan banyak ruang untuk optimisme. Namun, seperti biasa, ia mempersiapkan dirinya untuk mendengar langsung dari pasien.

Anton memasuki ruangan Amelia dengan langkah mantap. "Dokter Amelia," katanya sambil tersenyum. "Saya sudah mendengar banyak tentang Anda. Saya ingin tahu apakah ada peluang untuk saya mencoba pengobatan terbaru yang disebut terapi kombinasi radiasi dan kemoterapi itu."

Amelia mengangguk, memberikan ruang bagi Anton untuk menceritakan lebih banyak tentang harapannya.

Selama diskusi, Anton menjelaskan bahwa ia tahu betapa seriusnya penyakitnya, tetapi ia ingin mencoba segala cara. Baginya, harapan itu tetap ada meski hanya sedikit.

......................


Amelia, meskipun terkesan oleh semangat Anton, tahu bahwa pengobatan seperti itu tidak hanya memiliki risiko tinggi tetapi juga efek samping yang sangat melemahkan, terutama untuk pasien dengan kondisi seperti Anton.

Ia memutuskan untuk membahas kasus ini dengan tim medisnya. Dalam pertemuan tim, Dr. Surya, seorang onkologis senior, menegaskan bahwa terapi kombinasi mungkin tidak memberikan manfaat signifikan bagi Anton.

“Kondisinya sudah sangat lemah, Amelia. Kita harus realistis. Pengobatan ini mungkin malah mempercepat penurunan kualitas hidupnya,” katanya.

Namun, tidak semua anggota tim sepakat. Dr. Maya, seorang onkologis muda, berpendapat bahwa jika pasien memiliki keinginan kuat dan bersedia menghadapi risikonya, maka mereka harus menghormati keputusannya. "Kadang-kadang harapan pasien adalah faktor penting dalam perawatan mereka," tambahnya.

Amelia berada di tengah-tengah perdebatan ini, merasa berat karena harus membuat rekomendasi yang tepat untuk pasiennya.

Setelah diskusi tersebut, Amelia bertemu kembali dengan Anton.

Kali ini ia lebih jujur tentang kondisi medisnya. "Pak Anton, saya ingin Anda tahu bahwa terapi yang Anda inginkan memiliki efek samping yang cukup berat. Saya khawatir kondisi tubuh Anda mungkin tidak cukup kuat untuk menanggungnya."

Anton mendengarkan dengan serius, tetapi matanya tidak kehilangan kilau harapannya. “Saya mengerti, Dokter. Tapi, jika ada sedikit saja peluang untuk mendapatkan lebih banyak waktu, saya ingin mencobanya.”

......................


Keesokan harinya, Amelia mendapat kunjungan dari keluarga Anton, putrinya Nia dan adiknya, Bagas.

Mereka terlihat cemas namun tegas. Nia menyampaikan bahwa keluarganya mendukung keputusan Anton untuk mencoba pengobatan apa pun yang bisa memperpanjang hidupnya.

“Kami tahu ini sulit, Dokter, tapi kami tidak ingin menyerah. Tolong lakukan yang terbaik untuk Ayah saya," kata Nia sambil menahan air mata.

Amelia mulai merasa tekanan dari keluarga. Sebagai dokter, ia memahami keinginan keluarga untuk melakukan segala cara demi menyelamatkan orang yang mereka cintai.

Namun, ia juga tahu bahwa kadang-kadang, "melakukan yang terbaik" berarti tidak melakukan intervensi yang agresif, melainkan memberikan kenyamanan dan kedamaian bagi pasien.

Di sisi lain, Amelia mulai meragukan dirinya sendiri. Apakah ia terlalu pesimis? Apakah ia sudah memberi Anton dan keluarganya cukup ruang untuk berharap?

Tekanan semakin bertambah ketika Bagas, adik Anton, dengan nada sedikit marah berkata, "Kalau ada pengobatan yang bisa dicoba, kenapa tidak dilakukan saja? Jangan terlalu cepat memutuskan nasib orang, Dokter."

Amelia mencoba tetap tenang, tetapi di dalam dirinya ia mulai merasakan kelelahan emosional yang menggunung.

Amelia mencari pelarian dengan menghabiskan waktu sebentar di ruang istirahat rumah sakit.

Di sana, ia berbicara dengan salah satu perawat senior, Ibu Rini. "Terkadang saya merasa terlalu lelah untuk terus menghadapi situasi seperti ini," kata Amelia dengan suara lirih.

Ibu Rini, yang sudah puluhan tahun bekerja di rumah sakit, memberikan nasihat sederhana namun mendalam: "Kamu tidak bisa menyenangkan semua orang, Amelia. Tapi kamu bisa mencoba melakukan yang benar untuk pasienmu."


Amelia kembali bertemu Anton untuk membahas rencana selanjutnya. Kali ini, ia membawa hasil diskusi dengan tim medis. "Pak Anton," kata Amelia, suaranya lembut namun tegas, "saya ingin memastikan Anda memahami semua risiko dari pengobatan ini. Terapi ini mungkin tidak akan memberikan hasil yang Anda harapkan, dan bahkan bisa memperburuk kondisi Anda."

Anton terdiam sejenak. Ia menatap jauh ke luar jendela sebelum berkata, "Saya sudah cukup lama melawan penyakit ini, Dokter. Saya tahu tubuh saya tidak sekuat dulu. Tapi saya tidak bisa menyerah begitu saja. Setidaknya, jika saya mencoba, saya bisa merasa bahwa saya telah melakukan segalanya."

Amelia merasa tergerak oleh semangat Anton, tetapi juga memahami bahwa ia harus menjaga keseimbangan antara harapan dan kenyataan. "Saya mengerti, Pak Anton. Namun, tugas saya sebagai dokter adalah memastikan bahwa apa yang kita lakukan benar-benar bermanfaat bagi Anda, bukan hanya menambah penderitaan."

Di tengah diskusi ini, Nia masuk ke ruangan. Ia terlihat bingung dan cemas. "Ayah, aku tahu kau ingin mencoba, tapi aku tidak ingin melihatmu lebih menderita. Aku ingin kau bahagia, meskipun itu berarti kita harus menerima kenyataan." Anton tersentuh oleh kata-kata putrinya. Ia memegang tangan Nia, dan untuk pertama kalinya, tampak keraguan di matanya.

......................


Anton meminta waktu untuk berpikir sebelum mengambil keputusan akhir. Amelia memberikan ruang itu, tetapi ia sendiri merasa terombang-ambing oleh situasi ini.

Di satu sisi, ia ingin menghormati harapan Anton dan keluarganya. Di sisi lain, ia tahu bahwa keputusan ini memiliki konsekuensi besar.

...----------------...

Amelia yang duduk sendirian di kantornya, menatap berkas medis Anton. Ia teringat kata-kata Ibu Rini: "Kamu tidak bisa menyenangkan semua orang, tapi kamu bisa mencoba melakukan yang benar."

Di saat yang sama, layar menunjukkan Anton dan Nia yang berbicara dengan intens di taman rumah sakit, memberi kesan bahwa keputusan besar sedang diambil.

...****************...

Apa yang akan dipilih Anton? Akankah Amelia mengikuti permintaan keluarganya, ataukah ia akan tetap berpegang pada keyakinannya bahwa kualitas hidup lebih penting daripada mencoba pengobatan yang mungkin memperburuk keadaan?

1
ahyuun.e
mohon maaf ya ini thor, ini Doktor apa dokter ya? penulisan gelar dokter itu dr. penulisan Dr. itu untuk gelar doktoral atau lulusan s3 jdi mana yg bner ini? tolong di perjelas klo gak tau istilah nama" gelar mending sebutin aja lengkapnya dokter gitu gak usah mke istilah ketimbang salah 🙏🏻
ahyuun.e: sama-sama thor, terus berkarya thor. untuk penulisan gelar depan emang se krusial itu ya thor, kalau salah penulisan jdinya juga salah penyebutan hehe mohon untuk di koreksi kembali apalgi masuk ke judul besar 🙏🏻
Syasmile: haloo makasih sarannya sebelumnya, saya juga ga terlalu merhatiin ini sebelumnya nanti bakal di perbaiki lgi
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!