Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 27
" Bedebah sialan, kalau bukan karena Kaisar aku tidak akan mau ke tempat seperti ini. Tidak ada yang bisa dilihat, semuanya putih tertutup salju. Hawanya juga sangat dingin. Huh, lama-lama bisa membeku ini."
Marquis Osgar Ethelwyn, pria paruh baya itu menggerutu selama perjalanan. Di dalam kereta kuda, Marquis hanya bisa mengeluh. Dia sungguh tidak suka dengan perjalanannya ini. Sepanjang jalan dia hanya menggerutu, menyumpah dan memaki.
" Hei, pacu kudanya lebih cepat lagi. Lambat sekali kau bekerja!"
" Maaf Tuan Marquis, memasuki wilayah Ducy Alburs dan jalan ke Kastel, salju sangat tebal Tuan. Kita tidak bisa berjalan dengan cepat dan hanya seperti ini saja. Sekali lagi maaf Tuan."
Marquis Ethelwyn berdecak kesal. Dia bukannya tidak tahu tentang hal tersebut, tapi dia memang sudah sangat tidak tahan dengan perjalanan yang amat sangat dingin.
Wilayah Ducy Alburs adalah wilayah paling utara dimana memiliki udara paling dingin dan sepanjang tahu sellau dipenuhi dengan salju. Maka dari itu Marquis Ethelwyn begitu membenci tempat itu.
Perjalanan yang tidak menyenangkan bagi Marquis Ethelwyn akhirnya selesai juga, matanya berbinar ketika melihat ke arah kastel Alburs yang berdiri sangat kokoh itu.
Diantara banyaknya salju berwana putih, kastel Alburs tampak megah dan kokoh.
" Haah, akhirnya ... akhirnya sampai juga."
Jegleek
Marquis Ethelwyn seperi mendapat udara baru. Dia langsung berjalan masuk ke dalam, tapi anehnya tidak ada seorangpun yang menyambut dirinya. Meskipun dia memang tidak mengabarkan kedatangannya, seharusnya pelayan atau prajurit Alburs menjemput dan menyambut orang yang merupakan ayah dari selir Grand Duke.
" Dimana semua orang, kenapa tidak ada yang datang untuk menyambut ku?"
Drap drap drap
" Ayaah, selamat datang Ayah."
Melanie sedikit berlari saat melihat kedatangan ayahnya. Dia bahkan langsung memeluk Marquis Ethelwyn. Apakah Melanie senang, tentu saja, sudah sejak lama terakhir kali ayahnya itu datang mengunjunginya. Malah kalau tidak salah Marquis datang hanya saat dia mengantarkan Melanie sebagai selir Leoric.
" Putriku, apa kau sehat. Wajahmu tampak tirus, apa di sini kau tidak makan dengan baik?"
" Hahha Ayah bisa saja, mari langsung menemui Paduka Grand Duke di ruang kerjanya."
Marquis mengangguk, bagaimanapun dia harus minta maaf dan memberi salam. Dalam urutan kekuasaan, tentu Osgar Ethelwyn berada jauh dibawah Leoric. Leoric aang Grand Duke tidak bisa disandingkan dengan posisi Marquis. Meskipun Marquis Ethelwyn adalah ayah mertuanya, tidak ada kewajiban Leoric untuk memberi hormat. Bahkan yang wajib memberi hormat adalah sang Marquis.
Sebenarnya datang tanpa surat atau tanpa memberitahu saja sudah masuk kategori perbuatan tidak sopan. Dalam sistem kasta, orang yang memiliki kedudukan dibawah meskipun usianya sudah tua tetap harus membungkukkan badan dan memberi hormat kepada yang posisinya lebih tinggi sekalipun itu masih muda.
" Saya menghadap Paduka Grand Duke Leoric Alburs Carrington. Saya Marquis Osgar Ethelwyn, mohon maafkan kelancangan saya karena datang tanpa memberitahu lebih dulu. Karena saling rindunya kepada putri saya, saya jadi berbuat lancang Paduka."
Leoric menarik sudut bibirnya, ia tersenyum tipis. Tentu saja apa yang dikatakan oleh Marquis Ethelwyn itu hanyalah alasan semata. Osgar Ethelwyn, dia tidak mungkin tiba-tiba merindukan purtrinya itu. Orang itu datang pasti karena suruhan seseorang. Dan orang itu, Leoric paham betul siapa itu.
" Aah Marquis, bagaimana bisa aku menghalangi seorang ayah yang merindukan putrinya. Jangan terllau kaku Marquis, kamu tidak ada masalah untuk datang kemari. Oland, siapkan kamar terbaik untuk Marquis. Beliau pasti lelah karena sudah menempuh perjalanan yang jauh. Silakan istirahat Marquis, tapi sepertinya ada yang perlu aku sampaikan. Aku tidak bisa makan malam bersama karena banyak hal yang harus aku kerjakan. Haah, pembasmian monster kali ini sungguh terlalu berat, jadi lumayan laporannya pun banyak."
"Tidak apa-apa Paduka. Anda tidak perlu memerhatikan keberadaan saya di sini. Silakan lakukan pekerjaan Anda seperi biasa. Terimakasih untuk sambutan hangat Anda kepada saya. Permisi Paduka, maaf sudah menyita waktu Paduka yang berharga."
Marquis Ethelwyn meninggalkan ruangan Leoric, ia membungkuk memberi hormat terlebih dulu sebelum keluar. Sikapnya begitu sopan dan hormat, tapi saat sudah sampai di luar ruangan ekspresi wajah Osgar Ethelwyn berbuah drastis.
" Dasar sialan, mentang-mentang dia satu-satunya Grand Duke di Kekaisaran Aterna ini, dia bersikap sangat congkak. Lihat saja, lihat saja jika dia berhasil dimusnahkan oleh Baginda Kaisar Rowan. Aah bukan, tujuanku kemari untuk mengetahui apakah rencana kami berhasil apa tidak. Jadi aku harus segera berbicara dengan Melanie."
TBC
.