Dokter Al yang sudah sukses dengan kariernya berniat untuk membantu semua temannya yang belum sukses. Karna rasa iba dan tak tega. Membuat Al pun berusaha membantu semampu yang dia bisa. Dan itu dengan persetujuan Bee.
Namun pada suatu hari Al tidak sengaja di jebak seseorang. Orang jahat yang ingin menghancurkan lab di rumah sakit yang selama ini Al bangun.
" Apa mau mu ?" tanya Al pada pria bertopeng itu. Saat pria itu berhasil menangkap Al dan membawanya ke suatu tempat yang asing bagi Al.
" Aku menginginkan kehancuran mu dan juga harta mu" jawab pria itu serak. Sambil menatap tajam pada Al. Hingga membuat Al berusaha untuk tetap tenang. Walau ia dalam bahaya.
Dapatkah Al lolos dari para musuhnya...baca di sini ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hidayati Yuyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Bercanda
Sedangkan Bee hanya mengelengkan kepalanya. Ketika melihat kelakuan anak anaknya itu.
" Brian jangan suka ngerjain ade. Ayo masuk ngobrol sama papi di dalam saja," kata Bee
" Abang Brian ngak usah ngomong sama papi. Biar ade saja mi," kata Albi sambil manyun. Lalu berjalan cepat masuk kedalam rumah.
" Ade Albi pelit. Nanti malam juga abang bisa telp papi" jawab Brian santai. Yang ikut masuk di susul oleh Bian dan Bee.
" Sudah ngak pake ribut, bergantian ya de," kata Bee membujuk anak bungsunya itu.
Sedangkan Al yang mendengar perdebatan anak anaknya itu hanya tersenyum. Apalagi saat melihat raut wajah Albi yang sengaja di buat manyun.
" Itu mulut ade Albi kenapa? Kaya habis di gigit tawon ya?" tanya Al tersenyum.
" Bang Brian itu lho pi, suka jahil sama ade. Apalagi kalo lagi main," adu Albi.
" Dih ...mulut ember. Serasa jadi korban sendiri. Mana ada pi, ade juga usil kok," kata Brian tak mau kalah. Yang hanya tersenyum dan duduk di sofa. Sambil melipat kedua tangannya di dada.
" Papi harus cepat pulang, biar tuh para arjuna ngak pada ribut. Pusing Ara lihatnya. Mereka selalu tidak mau mengalah," kata Aura ikut bicara. Sembari merapikan buku bukunya di meja.
" Hehehe....tuh Al , lihat anak anak mu. Cepat pulang ya. Apa kamu tega lihat mereka bikin aku repot. Mereka selalu saja bikin ulah di rumah. Sampe putri kesayangan mu itu ikut pusing melihat ketiga jagoanmu itu. Ngak yang besar dan kecil sama saja, semua pada usil," kata Bee tersenyum.
" Ya...papi akan cepat pulang. Kalian bertiga jangan nakal sama mami ya. Besok lusa setelah papi pulang. Kita akan main ke time zona," kata Al
" Hore...., mau pi. Asyik ....Albi sayang papi" teriak Albi senang. Sedangkan Bian dan Brian hanya saling pandang. Tidak dengan Aura yang hanya mengelengkan kepalanya.
" Astaga, ya sudah telp nya nanti lagi ya de. Kita harus siap siap sholat. Ayo masuk kamar. Al sudah dulu ya, Nanti lagi kita sambung," kata Bee yang tersenyum pada Al, memberi kode untuknya menutup pembicaraan.
" Ya bee. anak anak, kalian sholat dulu ya sama mami. Papi juga mau mandi" kata Al. Yang selalu mengajarkan anak anaknya untuk taat beribadah.
" Ya pi dah, kiss dan hug for you," kata Albi memberikan tanda kiss pada sang papi.
" Lebay " kata Aura. Sambil melangkah pergi. Lalu meninggalkan ruang tengah menuju ruang sholat.
" Biasa, merasa dia yang paling kecil. Jadi dia selalu minta di perhatikan," kata Brian ikut menyindir
Sedangkan Bian hanya diam. Begitu juga dengan Bee. Yang sudah biasa mendengar kan sindiran dan ocehan sumbang dari anak anaknya. Namun ia bisa mengerti. Karena begitulah, jika menghadapi macam macam polah anak. Yang punya karakter berbeda
Bee sendiri tidak ambil pusing jika anak anaknya itu. Berbuat usil pada saudaranya. Karna itu mengembangkan sifat ingin tahu mereka. Karena itu juga baik untuk perkembangan motorik kecerdasan anak. Namun Bee tetap mengarahkan mereka. Agar tetap tidak berlebihan. Supaya tidak menjadi kebiasaan bagi anak anaknya. Untuk mengusili orang lain. Sehingga mereka tetap harus berhati hati dalam bercanda atau berbuat usil pada siapapun. Supaya tidak menyinggung orang lain Atau membuat orang lain marah pada mereka.
*************
Di tempat lain. Al tersenyum sambil duduk menatap teras rumah. Saat melihat Gala berlari pulang menuju ke arahnya.
" Om ....Gala dapat ikan" teriak Gala senang
" Gala dari mana?" tanya Al pada putra Goldi dan Ataya.
" Biasa main di sungai Al, tuh anak jika tidak di ingatkan. Pasti betah bermain di lumpur," kata Goldi yang naik ke teras.
" Gala kan hanya bermain pah," kata Gala
" Tapi tidak sampai main di sungai juga de, kalo tengelam dan hanyut. Emang ada yang lihat. Cukup bermain di kebun saja. Papah takut kalian pada hilang di makan ular," kata Goldi menakuti Gala.
" Ih papah, kan bisa di pukul pake kayu," kata Gala.
" Mana sempat de, jika sudah di patuk. Kamu lihat sendirikan. Kadang ular juga sering makan kelinci dan ayam mamah mu di kebun," kata Goldi mengingatkan Gala. Membuat Al yang mendengarnya. Hanya tersenyum tipis.
" Lagian papah sendiri jarang ngajak Gala pergi pergi. Masa main di kebun terus ksn Gala bosan," protes Gala
" Aish kau ini, apa tidak puas sudah bermain di sekolah. Ade itu harusnya bersyukur, karna masih bisa bermain. Kalo papah kurung bagaimana?" kata Goldi mengancam.
" Papah kok gitu," kata Gala langsung cemberut. Lalu melangkah mendekati Al yang duduk di sofa. Untuk mencari pembelaan.
" Jangan di bela Al, nanti kebiasaan," kata Goldi.
" Ngak....akan bro, oh ya kapan Gala libur sekolah?" tanya Al
" Dua bulan lagi om, apa om mau ajak Gala jalan jalan?" tanya Gala terlihat sedih.
" Tidak...tapi om mau ajak Gala ke Amerika mau ?" tanya Al. Yang membuat Gala membelalakkan matanya.
" Mau om, bertemu sama Bian dan Brian juga ade Aura kan?" kata Gala terlihat sangat senang.
" Ya tapi menunggu liburan ya, nanti om belikan tiket pp untuk Gala," kata Al
" Asyik ... kaya home alone dong om. Gala berani kok om berangkat sendiri. Biar seru petualangannya," kata Gala sumringah.
" Ck...gaya mu nak, umur baru 6 tahun sudah sok dewasa. Tetap akan diantar papah dan mamah," kata Goldi yang juga lama tidak ke Amerika. Karna hanya sibuk mengurus kebun Al.
" Ya itu juga ide bagus Gold, biar Gala bisa liburan sama papah dan mamahnya juga. Katanya bosan , jika liburan di rumah melulu. Liburan ke sana untuk menambah pengalaman Gala" kata Al tersenyum. Sambil mengusap kepala keponakannya itu
" Betul itu om, masalahnya papah orang nya kaku. Masa Gala harus tinggal dirumah terus. Gala kan anak laki laki, bukan anak perempuan. Perlu juga bertualang seperti bolang," kata Gala. Membuat sang papah mendelikkan matanya pada Gala.
" Hahaha......kau ini, papah mu itu. Tidak bermaksud mengurung dan membatasi mu Gal, papah mu itu hanya khawatir saja. Karna Gala itu masih kecil. Tapi papah mu lupa. Jika Gala itu sudah besar, dan juga perlu bereksplorasi. Bukan begitu Gold? Dulu papah mu itu seorang jagoan loe de" kata Al yang tahu Goldi seorang prajurit pilihan.
" Masa sih om?" kata Gala tak percaya.
" Iya lah, papah saja yang ngak mau pamer sama ade. Yang suka mewek kalo lihat ulat," sindir Goldi.
" Ih itu dulu pah, sekarang ngak lagi," kata Gala membela diri. Membuat Al langsung terkekeh mendengar perdebatan anak dan ayahnya itu.
" Sudah, Gala mandi sekarang nak. Mamah mau menyiapkan meja makan. Gold , tolong angkat buah Alpukat yang dibelakang sana. Itu untuk oleh oleh Bee," kata Ataya yang muncul. Sambil membawa jemuran kering keruang pakaian.
" Ya mah" kata Gala yang lalu cepat bangkit dan berlari ke ruang belakang.
" Siap nyonya," kata Goldi beranjak dari tempat duduknya
" Apa perlu di bantu?" kata Al
" Tidak Al, kau disini saja. Bakal ada tamu yang ingin datang bertemu dengan mu" kata Ataya sedikit keras, berteriak dari kamar.
" Hah siapa??" kata Al kaget. Karena tidak merasa punya janji dengan siapa pun.
Apa kalian lupa bagaimana jeniusnya Dok Al, cari gara gara cari penyakit saja kalian
Salut sama Albi kok kepikiran bawa kredit card maminya
Tinggal berjuang keluar dari wilayah musuh, jangan sampai ke tangkap lagi
Semoga Dok Al dan anak anak selamat semuanya
Ga sabar nunggu aksi anak anak menyelamatkan Dok Al