Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nembak Nggak Ya?
Pernikahan Melvi dan Adrian sudah digelar tanpa kehadiran ibunya Melvi. Dengan konsep acara sederhana mereka melangsungkan akad nikah tanpa lanjut resepsi lantaran beberapa faktor yang gak bisa mendukung. Bagi Adrian yang terpenting sah nya mereka sebagai suami istri. Sementara Melvi lain lagi, dia menahan kekesalan karena acara yang diidamkan bisa membuat Galang Aira terbungkam, malah yang terjadi sebaliknya.
Melvi mati-matian merajuk pun gak akan mengubah pendirian Adrian.
BRAK!
Pintu terpelanting dahsyat akibat kekesalan Melvi. Sampai di rumah Adrian, dia membanting pintu kamar yang dulu ditempati Adrian dan Aira. Adrian biasa saja, gak memperdulikan istrinya ngamuk kaya apa. Dia sudah siap lahir batin menerima kehidupannya yang seperti neraka--penuh penyiksaan.
Beberapa saat kemudian, pintu yang di tutup keras tersebut terbuka perlahan-lahan. Muncul sepasang mata Melvi mengintip suasana di luar kamar. Pikirnya, kenapa Adrian gak ketuk kamar usaha membujuk dirinya biar nggak marah lagi. Tapi ini apa? Adrian malah makan nasi goreng dengan lahapnya.
Aku kangen makan nasi goreng bareng kamu Aira.
"Waduh, enak banget yang lagi makan." Melvi yang tak tahan ngambek sendirian memilih menghampiri Adrian yang sedang makan. Capek juga ternyata ngambek gak diladeni.
"Kamu udahan ngambeknya? ayo makan."
"Nggak, aku gak laper."
Adrian manggut-manggut, lanjut makan dengan lahap kemudian membenahi sepiring nasi goreng milik Melvi ke lemari penyimpanan makanan.
"Mas, kamu tuh habis acara kok bisa ya nampak biasa aja kaya orang habis pulang kondangan. Kamu tuh pengantinnya Mas, minimal rebahan dulu kek. Jangan kamu segala masak, nyapu, ngepel, bebenah barang. Emang gak ada orang lain yang ngerjain itu semua apa?!" Melvi sampai hafal apa yang dilakukan Adrian di luar kamar sewaktu dirinya mengurung diri di kamar.
"Ada sih, tapi orangnya lagi ngambek di kamar."
Melvi memutar bola matanya jengah, "Maksudnya pembantu gitu? atau jasa bersih-bersih?"
"Gak ada. Pekerjaan rumah ini ya dikerjakan sama penghuni rumahnya."
"Oh jadi sebelumnya kamu yang suka ngerjain pekerjaan rumah ini? enak juga ya Aira hanya ongkang-ongkang kaki terima uang dari suami." Ucap Melvi sarkastik.
"Justru Aira yang mengerjakan ini semua, aku cuma bantu-bantu sedikit. Dia selalu melayani suami dengan baik. Dia adalah seorang istri yang disia-siakan oleh suami paling tol0l sejagad raya."
Melvi bungkam. Urat kemarahan sudah nampak di wajah Adrian hingga Melvi memilih diam. Ngeri juga kalau sampai Adrian gelap mata, manaan di depannya banyak peralatan dapur, takut aja gitu kalau sampai Adrian gak sengaja ngelempar pisau.
"Yo wis kalau gitu. Kamu mandi lah Mas, aku perhatikan kamu belum mandi sejak kita pulang tadi."
"Iya."
"Eh eh Mas, tunggu dulu."
"Ada apa?"
"Kenapa sebagian barang-barang malah kamu packing?"
"Oh itu, besok saja aku ceritanya ya Mel. Aku mau mandi dulu terus tidur, ngantuk banget. Kamu kalau lapar makan aja nasi goreng yang tadi."
Adrian beranjak pergi meninggalkan Melvi dalam raut banyak spekulasi.
...***...
"Aira, malam ini bisa nggak kamu ikut saya? lagi nggak sibuk kan?"
Sebenarnya Aira cukup sibuk dengan pekerjaannya, soalnya toko bunga Aira dibuat Galang menjadi konsep vendor EO. Lelaki itu menjadi mentor Aira dalam mengembangkan perniagaan, sekaligus menjadi jembatan usaha Aira menjadi lebih banyak koneksi.
Aira sudah menjalin kerjasama dengan dua pihak yang omsetnya gak pernah terbayangkan Aira sepanjang hidupnya. Wanita itu berusaha keras untuk tidak mengecewakan, maka ia setiap waktu tertentu sibuk telepon sana sini. Gak cuma itu, Aira juga rajin blusukan ke berbagai kebun bunga.
"Bisa Mas. Sebentar saya mau ambil tas dulu."
Menunggu beberapa menit, mereka pun akhirnya memulai perjalanan memecah jalanan kota yang ramai. Kali ini Galang yang menyetir, dan perdana Aira melihat Galang yang membawa mobil setelah biasanya kebanyakan disupiri.
"Kenapa lihat-lihat? saya kalau nyupir emang kelihatan ganteng ya?" seru Galang sembari senyam-senyum saat memergoki pandangan mata Aira tertuju padanya. Sebelah tanganya menyugar rambut.
"Hehe, iya Mas. Biasanya Mas Galang selalu tidur di bangku penumpang, atau disamping kursi pengemudi. Saya jadi keinget waktu ke puncak dulu bareng... " Aira ragu terusin kalimatnya. Bisa-bisanya dia bicara mengarah kesitu.
"Ingat sama supirnya apa cowok yang tidur di belakang nih?"
Aira nggak jawab, cuma tersenyum menunduk. Dia benar-benar takut salah jawab pertanyaan Galang. Maksud Aira tuh ingat sama suasananya.
"Nggak nyangka malah jadi tuker pasangan begini." Celetuk Galang.
"Iya Mas, mungkin sudah jalannya begini."
"Baru kali ini diselingkuhin itu malah berakhir indah."
Oh mungkin maksudnya balas dendam Galang sudah berhasil membuat Melvi terpuruk, begitu kira-kira yang dipikirkan Aira. Aira sebenarnya pengen banget nanyain ke Galang apakah suaminya itu masih cinta kepada Melvi? tapi rasanya susah banget ya ampun. Malu aja rasanya. Takut disangka kepo, tapi emang kepo maksimal.
"Nyetel musik kali ya, kita puter lagu Last Child."
"Mas Galang tau gak?"
"Apa tuh?"
"Sebenarnya waktu Mas Galang request lagu Last Child ke Mas Adrian, saya merasa Mas Galang satu frekuensi dengan saya, sama-sama suka lagu Last Child."
"Masa?"
"Iya hehe."
"Kenapa nggak ikut heboh nyanyi bareng saya semacam yang dilakuin Adrian sama Melvi?"
"Saya sebenarnya ikut nyanyi Mas, tapi dalam hati. Waktu itu nggak enak sama Mas Adrian, takut salah paham."
"Oh."
Aira emang istri idaman yang pandai menjaga harkat dan martabat. Begoo banget Adrian ngelepas Aira. Eh ngomong-ngomong nanti abis dinner gua nembak Aira nggak ya? kenapa rasanya bilang cingta ke Aira malu banget?
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️