Caroline Blythe Berasal dari keluarga Broken Home dengan ibu yang harus masuk panti rehabilitasi alkohol. Hidup sebatang kara tidak punya kerjaan dan nyaris Homeless.
Suatu ketika mendapat surat wasiat dari pengacara kakeknya bahwa beliau meninggalkan warisan rumah dan tanah yg luas di pedesaan. Caroline pindah ke rumah itu dan mendapatkan bisikan bisikan misterius yang menyeramkan.
Pada akhirnya bisikan itu mengantarkan dirinya pada Rahasia kelam sang kakek semasa hidup yang mengakibatkan serentetan peristiwa menyeramkan yang dialaminya di sana. Mampukah Caroline bertahan hidup di Rumah tersebut?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Sini Ada Hantu
Caroline's POV
Malam itu aku kembali tidak sadarkan diri. Satu satunya suara di telingaku yang terngiang ngiang terus adalah,” I Love You Caroline,”
Entah pikiranku yang kacau entah karena apa, yang jelas aku tidak bisa tetap sadar sampai pagi. Selalu ada saat dimana , aku tidak sadarkan diri hingga fajar menyingsing. Sehingga aku tidak tahu kapan dan bagaimana Charles meninggalkan rumah tua ini.
Aku kembali bangun dalam keadaan tidak bertenaga dan lemas. Bahkan kali ini aku sampai tidak punya tenaga untuk bangkit dari tempat tidurku. Aku benar benar lemas. Baru sekitar pukul 10 aku sanggup mengumpulkan tenaga ku dan mencoba bangkit berdiri menuju kamar mandi. Aku mulai merasa khawatir dan sedikit ketakutan, siapakah Charles sebenarnya. Dia selalu menghilang saat pagi dan tiba tiba muncul saat senja datang.
Pagi itu aku kembali berendam dalam Bathup dan mencoba mengingat ingat kembali kejadian malam sebelumnya. Yang jelas aku merasa lebih segar dan bertenaga setelah Charles membuat ramuan herbal untukku. Lalu aku bercinta lagi dengannya. Aku masih berusaha sadar selama berjam jam dalam permainan itu. Seperti biasanya, Charles seperti mesin yang tidak pernah kehabisan tenaga. Meskipun dia mencapai pelepasannya berulang ulang, dia selalu mampu bangkit lagi dan lagi tanpa henti.
Hal itu yang membuatku selalu kelelahan dan entahlah. Aku ingat, Charles meninggalkan satu botol kecil minuman herbal yang dibuatnya untukku semalam. Dia Berpesan agar aku meminumnya sehingga aku kembali segar.
Segera setelah mandi aku menuju lemari es, dan mencari botol berisi herbal itu. Aku menemukannya di pojok lemari es. Cairan yang aneh, warnanya merah kental tapi berbau manis dan segar. Segera aku meminum cairan itu. Aku merasakan rasa hangat yang berputar dari ulu hati dan menyebar ke seluruh tubuh. Tak berapa lama kemudian aku berkeringat. Dan badanku menjadi segar kembali seperti baterai habis di charge.
Tiba Tiba aku mendengar pintu depan diketuk oleh seseorang. Bergegas aku berlari ke depan untuk membuka nya. Ternyata Harry bersama adiknya Suzanne.
“Halo Caroline,” ujar Harry sambil mencium pipiku.
“Halo Harry, Suzanne , silahkan masuk,”jawabku singkat.
Begitu masuk ke dalam rumah, Suzanne langsung berkeliling ruang tamu dan seperti mencium bau sesuatu.
“Kau tinggal dengan siapa di sini Caroline?” tanya Suzanne.
“Sendiri,” jawabku.
“Tidak, kau tidak tinggal sendiri. Aku mencium aroma tubuh seorang pria. Aroma Cedarwood,” jawab Siuzanne.
“Apakah ada yang ke sini?” tanya Harry.
“Ya ada,” jawabku pendek.
Harry melihatku penuh curiga dan emosi,”Siapa?”
“Ibumu dan Marry Ann. Kemarin beliau ke sini dan mengatakan bahwa kau akan segera menikah dengan Mary Ann. Kalian sudah bertunangan,” jawabku.
Harry menunduk dan kemudian berkata,” Aku tidak akan menikah dengan siapapun kecuali denganmu. Mami boleh menjodohkan aku dengan siapapun, tapi aku tetap hanya akan menikah denganmu,”
Aku mndengus,” Mau apa kalian ke sini? “
Harrry menatapku dengan tatapan penuh tanya,” Mengapa kau bicara begitu? Tidakkah kau ingin bertemu denganku?”
“Tidak Harry, aku tidak ingin bertemu denganmu. Aku tidak mau merusak karirmu dan pekerjaanmu. Kau punya masa depan yang baik. Sudahlah lebih baik kalian pergi. Biarkan aku disini sendiri,”
“Tidak caroline, aku tidak akan pernah meninggalkanmu seorang diri. Sampai kapanpun aku akan tetap bersamamu,”
Suzanne berdiri, seolah tidak mendengar apa yang kami katakan, “ Aku yakin, disini ada seorang pria. Dia tinggal bersamamu Caroline. Dia berambut ombak keriting, wajahnya tampan dan kulitnya putih. Tapi…dia bukan manusia.”
Aku diam mematung, ciri ciri yang disebutkan Suzanne ada pada Charles.
“Aku tidak pernah bertemu dengan siapapun. Aku juga tidak pernah bertemu hantu atau apalah seperti yang kau sebutkan tadi Suzanne,’ jawabku
“Tapi kau pernah mencium aroma Cedarwood bukan?” desak Suzanne
“Tidak,” ujar ku berbohong.
“Makhluk ini cenderung datang pada malam hari dan segera pergi menjelang fajar,” ujar Suzanne
Aku diam saja dan tidak mengatakan apapun. Lalu tiba tiba Suzanne berkata,”Hati hatilah kau Caroline, karena kamu tidak tahu apa yang akan kamu hadapi. Ingatlah bahwa tidak normal jika kau berteman atau berpacaran dengan hantu,”
“Aku tidak akan berpacaran dengan hantu. Dengan manusia saja aku merasa tidak mungkin apa lagi dengan hantu,” ujarku lagi
Harry memandang ke arahku lalu kemudian meraih tanganku, “Dengar Caroline, apapun yang orang katakan tentang aku dan diriku semua itu adalah bullshit. Jangan pernah percaya, biarpun yang berkata itu adalah orang tua ku sendiri,”
Aku hanya mengangguk lemah dan tidak mengeluarkan statement apapun. Aku tidak ingin terjadi perdebatan soal apapun dengan mereka. Karena bagiku semua itu sia sia. Justru dalam diam aku banyak berpikir, tentang gambaran hantu laki laki yang sangat mirip Charles. Benarkah bahwa selama ini aku bergaul dengan hantu?
Sebelum pergi,Suzanne mendekati Caroline, “ Jika kau ingin mengetahui dengan pasti apakah yang aku katakan benar atau hanya sebuah isapan jempol, aku bisa mendatangkan temanku seorang Mediumship. Nanti kau bisa berbicara dengan hantu atau makhluk apapun yang ada di sini,”
Aku hanya terdiam, dan tidak mengatakan apapun.
“Maafkan Suzanne, kau sudah tahu bukan bagaimana wataknya? Jika dia merasa di rumah ini ada hantu, maka dia akan bersikap seperti itu. Dia tidak punya niat jahat, dia hanya ingin membantumu,” kata Harry sambil memegang tanganku.
Aku mengangguk dan berkata,” Aku paham Harry, hanya saja begitu banyak peristiwa yang terjadi. Aku hanya ingin kau jangan terlalu memberi harapan padaku dan jangan lagi memberi apapun. Aku juga akan kerja seperti biasanya. Maaf aku tidak akan pernah bisa mengikuti apa maumu. Kau sebaiknya fokus pada pernikahanmu dengan Marry Ann.”
“Jangan Konyol, kau tahu benar aku tiak akan pernah ninggalin kamu apapun yang terjadi. Soal bekerja, kau tidak perlu kerja, aku akan kirim uang tiap bulan,”
“No, aku tidak mau lagi mengalami seperti kemarin,”
“Apa maksdumu?” tanya Harry
Aku lupa untuk menahan mulutku. Terpaksa aku menceritakan apa yang terjadi padaku.
“Ibumu kemari dengan Marry Ann, beliau marah marah dan mencaci maki aku seperti dulu. Lalu beliau melihat amplop uang diatas meja tamu. Beliau langsung menebak itu dari kamu, dan mengambilnya kembali. Aku tidak apa apa beliau ambil uang itu. Tapi kata katanya begitu menusuk hati. Beliau selalu menghina aku dan ibuku. Aku tahu aku memang hina Harry, aku miskin, jelek,....”
“Suusst…Suust….susst, sudahlah jangan perdulikan,” ujar Harry lalu memeluk diriku.
Suzanne yang sedari tadi berdiri mematung melihatku menangis berkata,” Jangan pedulikan omongan ibu ku Caroline. Kau khan sudah tahu, watak dan sifatnya, Jangankan dirimu aku saja sebagai anaknya selalu mendapat perkataan negatif. Sayang sekali Marry Ann selalu memanfaatkan sifat ibu untuk kepentingannya. Tapi percayalah, Harry hanya cinta padamu,”
Aku masih ada di dalam pelukan Harry, ketika tiba tiba pintu depan tahu tahu seperti ada yang membantingnya dari luar dan tertutup dengan sendirinya, BRAAAK.
Seketika Suzanne berkata, “Aroma Cedarwood. Hantu pria itu tidak suka kau dipeluk Harry.”
Sontak aku menjauhkan diriku dari Harry dan berkata pada mereka.
“Please percayalah aku baik baik saja, tidak ada hantu di rumah ini. Tadi itu mungkin hanya angin.”
“Ok ok Carolien. Kami percaya kau baik baik saja. Walaupun kau terlihat pucat dan tidak sehat. Sepertinya kau perlu istirahat. Harry benar, mungkin sementara waktu kau jangan bekerja dulu. Hubungi aku jika kau ingin berbicara dengan aku, Harry atau kau ingin dilakukan mediumship di rumah ini,” Ujar Suzanne sambil menepuk pundakku.
Harry mencium keningku lalu bersama adiknya dia meninggalkan aku seorang diri.
****