NovelToon NovelToon
Cinta Dan Pengkhianatan

Cinta Dan Pengkhianatan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Jhulie

Vherolla yang akrab disapa Vhe, adalah seorang wanita setia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kekasihnya, Romi. Meski Romi dalam keadaan sulit tanpa pekerjaan, Vherolla tidak pernah mengeluh dan terus mencukupi kebutuhannya. Namun, pengorbanan Vherolla tidak berbuah manis. Romi justru diam-diam menggoda wanita-wanita lain melalui berbagai aplikasi media sosial.

Dalam menghadapi pengkhianatan ini, Vherolla sering mendapatkan dukungan dari Runi, adik Romi yang selalu berusaha menenangkan hatinya ketika kakaknya bersikap semena-mena. Sementara itu, Yasmin, sahabat akrab Vherolla, selalu siap mendengarkan curahan hati dan menjaga rahasianya. Ketika Vherolla mulai menyadari bahwa cintanya tidak dihargai, ia harus berjuang untuk menemukan jalan keluar dari hubungan yang menyakitkan ini.

warning : Dilarang plagiat karena inti cerita ini mengandung kisah pribadi author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhulie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Foto Mesra

Sore itu, Vherolla memandang layar ponselnya dengan dahi berkerut. Dia baru saja membuka aplikasi media sosial berwarna biru itu dan melihat notifikasi Smsaran pertemanan yang muncul di bagian atas. Salah satu profil yang disarankan membuatnya tertegun, seorang perempuan muda dengan foto profil yang memperlihatkan dirinya berfoto mesra dengan seorang pria yang sangat mirip Romi.

Dengan perasaan gelisah dan penasaran, Vherolla menerima permintaan pertemanan itu. Setelah itu, dia mengirim pesan kepada perempuan itu.

"Halo, maaf, boleh tanya, pria yang ada di foto profilmu itu siapa, ya?" tulis Vherolla mencoba untuk tetap tenang.

Tak lama kemudian pesan balasan masuk.

"Halo juga, itu pacar aku, Romi. Emang kenapa ya, Kak?" jawab perempuan itu singkat tapi cukup mengejutkan.

Vherolla terkejut, jantungnya berdebar-debar. "Pacar?" gumamnya tak percaya. Dia pun segera membalas, ingin memastikan.

"Maaf, pacar kamu yang namanya Romi itu benar Romi yang sekarang tinggal di desa B?" tanya Vherolla, menyebut nama tempat tinggal Romi.

"Iya, benar banget. Kami udah pacaran beberapa bulan ini," balas perempuan itu dengan polos, seolah tak ada yang salah.

Perasaan Vherolla campur aduk. Dia segera menghubungi Romi, perasaannya penuh amarah dan kebingungan.

"Romi, kamu di mana?" tanya Vherolla dingin begitu panggilan tersambung.

"Aku lagi di rumah. Kenapa, Vhe?" tanya Romi, terdengar sedikit kebingungan.

"Kamu ada waktu buat ngobrol? Ada hal penting yang harus kita bicarakan," kata Vherolla dengan suara yang bergetar.

Romi terdengar ragu sejenak sebelum menjawab, "mau ngobrol apa, Vhe? Sepertinya serius banget."

"Nanti kamu akan tahu," jawab Vherolla, lalu menutup teleponnya. Dia tak bisa menunggu lama, dan beberapa jam kemudian dia bertemu dengan Romi di tempat mereka biasa bertemu.

Begitu Romi datang, Vherolla langsung menunjukkan ponselnya ke arah Romi, memperlihatkan profil perempuan yang tadi ditemuinya di media sosial. Romi tampak terkejut.

"Kamu kenal perempuan ini, Rom?" tanya Vherolla dengan nada tajam.

Romi tampak gelisah. "Enggak, aku nggak kenal. Itu cuma temen lama yang nambahin aku di sosmed. Kamu kenapa jadi mikirin yang kayak gitu?"

Vherolla menatap Romi tajam. "Dia bilang kalau dia pacarmu, Rom. Dia bilang kalian udah pacaran beberapa bulan ini."

Romi menghela napas, terlihat berusaha menguasai dirinya. "Dengar, Vhe. Kamu itu terlalu gampang percaya sama orang lain. Itu cuma teman lama. Dia suka ngomong asal-asalan aja."

"Tapi dia bilang kalau kamu pacarnya!" seru Vherolla tak bisa menahan emosi. "Aku tanya baik-baik, Rom. Kalau benar kamu punya pacar lain, bilang aja."

Romi terlihat kesal. "Kamu ini selalu cari-cari kesalahan aku, Vhe. Cuma karena cewek itu ngaku-ngaku pacar aku, kamu langsung percaya? Aku nggak ngerti lagi sama kamu!"

Vherolla menelan ludah, mencoba mengendalikan kemarahan. "Kalau memang nggak ada apa-apa, kenapa dia bisa punya foto mesra sama kamu? Kenapa dia bisa bilang kalian pacaran?"

Romi terdiam sejenak, lalu menjawab dengan nada tinggi, "Itu kan cuma foto biasa, Vhe. Dulu waktu kami masih dekat. Dia memang suka menganggap aku pacarnya, tapi aku nggak pernah serius sama dia. Kamu jangan langsung nuduh tanpa bukti yang jelas!"

Vherolla menggeleng, masih tidak bisa menerima penjelasan Romi. "Jadi maksudmu, dia cuma ngaku-ngaku pacar kamu? Tapi kalian sering foto bareng? Rom, aku nggak bodoh. Kamu punya hubungan apa sebenarnya sama dia?"

Romi menarik napas dalam-dalam, lalu menjawab dengan sedikit emosi, "Aku udah bilang kan, Vhe, dia cuma teman lama. Aku nggak mau kamu jadi cemburuan kayak gini terus. Kita nggak akan pernah bisa bahagia kalau kamu terus mikir negatif."

Vherolla tetap tak menyerah. "Aku butuh penjelasan yang lebih masuk akal dari itu, Rom. Kalau memang benar dia cuma teman lama, kenapa dia bilang kalian pacaran?"

Romi meremas tangannya, wajahnya terlihat semakin tegang. "Kamu mau aku bilang apa lagi, Vhe? Aku nggak punya pacar selain kamu. Kamu adalah satu-satunya orang yang penting buat aku sekarang."

Vherolla masih menatapnya dengan penuh kecurigaan. "Kalau aku benar-benar penting buat kamu, kenapa masih ada perempuan lain yang menganggap kamu pacarnya?"

Romi menghela napas panjang, lalu akhirnya berkata, "Vhe, kalau ada yang chat kamu dan ngomongin aku, jelekin aku, lain kali langsung kasih tau aku. Jangan main bales atau nyari tahu sendiri. Kamu malah jadi terpengaruh sama orang yang nggak jelas kayak dia."

Vherolla menunduk, mengangguk perlahan, merasa dilematis. Meskipun masih ada keraguan dalam hatinya, ucapan Romi kali ini terasa lebih tegas. Namun, perasaan ragu dan sakit hati tetap mengganggu pikirannya.

Akhirnya, Vherolla memutuskan untuk memberinya kesempatan, meskipun dia tahu rasa percaya dirinya mulai terkikis sedikit demi sedikit.

Setelah diskusi yang cukup emosional, Romi memutuskan untuk mengantarkan Vherolla pulang ke kosnya. Mereka berjalan dalam keheningan, masing-masing tenggelam dalam pikiran sendiri. Vherolla masih berusaha meyakinkan dirinya bahwa Romi adalah pria yang tepat untuknya. Sementara itu, Romi menggenggam tangan Vherolla erat, seolah ingin meyakinkannya melalui sentuhan itu bahwa dia tulus.

Sesampainya di depan pintu kamar kos, Romi menatap Vherolla dalam-dalam. Senyumnya lembut, seolah tak ada yang perlu dikhawatirkan. Vherolla membalas tatapan itu dengan perasaan campur aduk, antara cinta yang begitu besar dan rasa takut yang masih menyelinap.

"Kamu nggak usah mikir yang aneh-aneh lagi ya, Vhe," bisik Romi sambil mengusap pipinya lembut. "Aku cuma sama kamu sekarang."

Vherolla mengangguk perlahan, lalu tersenyum tipis. "Iya, aku bakal coba percaya sama kamu, Rom."

Tanpa banyak kata, Romi menarik Vherolla ke dalam pelukannya, menenggelamkan gadis itu dalam kehangatan yang tak bisa ditolaknya. Hembusan napasnya di telinga Vherolla membuat hatinya berdegup lebih kencang, rasa takut dan cemas yang tadi dirasakannya perlahan menghilang, tergantikan oleh perasaan tenang yang sulit diungkapkan dengan kata-kata.

Romi semakin mendekatkan wajahnya, lalu mengecup kening Vherolla lembut. "Aku sayang kamu, Vhe," bisiknya dengan suara serak yang menimbulkan getaran di hati Vherolla.

Vherolla hanya mengangguk pelan, membiarkan dirinya larut dalam momen itu. Bibir mereka pun bertemu, dan seketika dunia seolah berhenti berputar. Vherolla terbuai oleh kelembutan dan kehangatan maut Romi yang selalu membuatnya merasa istimewa. Pelukan Romi semakin erat, menciptakan jarak yang hampir tak ada di antara mereka.

Saling beradu tatap, Vherolla merasakan getaran hangat dalam hatinya, dia benar-benar ingin percaya bahwa Romi adalah pria yang setia. Namun, di sisi lain, perasaan ragu masih ada di sudut hatinya, meskipun perlahan-lahan mulai terlupakan saat Romi semakin mendekapnya erat.

Setelah beberapa saat dalam kehangatan itu, Vherolla akhirnya menarik diri perlahan. "Rom, aku masuk dulu ya," ucapnya sambil tersenyum.

Romi mengangguk sambil membalas senyumnya. "Iya, hati-hati ya, Vhe. Istirahat yang cukup. Kalau kamu kepikiran soal yang tadi, ingat aja kalau aku di sini buat kamu."

Setelah berkata demikian, Romi pun beranjak pergi setelah memastikan Vherolla masuk ke dalam kosnya dengan aman. Sambil merebahkan diri di tempat tidur, Vherolla masih bisa merasakan sisa-sisa kehangatan Romi yang membuatnya merasa terlindungi dan terbuai, meskipun masih ada sedikit kekhawatiran.

1
kenkenzouyou Hiatus 🖤
dh mampir thor semangat🔥
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
🔮⃝⃝🤎➳ᴹᴿˢAguca🔰π¹¹🥑⃟ kancil
lanjuttt kaaaa ku suka ceritanya
Jhulie: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!