"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23
Aldo terdiam sejenak, setelah Siska memberikan syarat untuknya.
"Kenapa diem? Lo nggak bisa? Dah lah, gue capek mau tidur. Untuk malem ini lo renungin dulu deh. Gue mau tidur sendiri, jadi lo mau tidur dimana terserah asal jangan di kamar"
Aldo menurut saja, dan keluar dari kamar. Siska mengunci pintu dari dalam agar nanti Aldo tak bisa masuk saat dirinya sudah terlelap.
Pukul 8 malam, Aldo memilih untuk gabung bersama teman-temannya yaitu Raka dan Miko di sebuah cafe.
Memang Aldo yang ngajak mereka untuk ketemuan di cafe, karna Aldo tak suka club malam.
Ini juga Aldo sudah jarang keluar semenjak menikah, kalau di ajak keluar pasti alasannya lagi ngerjain tugas atau lagi kerja sampingan di tempat papa nya. Tapi memang kenyataannya seperti itu kan?
Sampai di cafe bintang cemerlang, Raka dan Miko sudah memesan makan dan minum terlebih dahulu.
"Akhirnya ketua BEM yang sibuknya ngalah-ngalahin presiden bisa keluar malam juga. Ya nggak Ka" Miko menaik turunkan alisnya.
"Bukan lagi le.. Ini sejarah besar. Gue kira lo udah nggak mau gabung sama kita lagi" Raka menyindir.
"Bukan gitu ngab! Gue lagi pusing!!" Aldo memegangi kepalanya.
"Lo kalo pusing minum obat, bukan malah nyuruh kita ketemuan di cafe. Otak lo kadang nggak sinkron juga ya" Raka cuma menambah pusing Aldo.
"Bacot bat lo! Bisa diem nggak! Gue ngajak kalian kesini buat nenangin pikiran gue, malah yang ada kalian nambah gue pusing"
"Emang kenapa Do? Lo lagi ada masalah apa?" Miko mulai serius.
"Gue nanya ini karna kalian pasti lebih tau. Jadi gini, tapi kalian jangan ngetawain gue ya!"
"Dih.. Cerita aja belum, gimana gue sama bule bisa ketawa? Ya kan le?" Miko mengangguk.
"Iya deh.. Jadi gini, kalo misal cewek ngambek terus ngasih pilihan/syarat yang susah buat kita lakuin gimana? Bukan susah sih sebenernya, tapi gue belum nemu caranya buat lakuin syarat itu. Menurut kalian gue harus gimana?"
"Yaelah!! Ini soal Viona? Lo ngajak kita kesini cuma mau nanyain itu doang?" Raka melengos.
"Dah lah.. Lo nggak usah banyak nanya, tinggal jawab aja apa susahnya sih!"
"Jadi gini Do, kalo emang lo nggak bisa ya bilang aja apa adanya. Paling-paling putus doang kan?" jawab Miko sekenanya.
"Itu nggak semudah lo bilang putus terus dah selesai! Ini lebih rumit lagi!"
"Maksud lo gimana sih? Ngomong yang jelas dong, lagian lo sama Viona kan cuma pacaran. Kalo emang udah nggak sejalan, yaudah putusin aja ngapa sih! Gue kan sering bilang sama lo, dia emang nggak sebaik yang lo kira. Kita berdua lebih tau Do" Raka makin pusing mendengar penjelasan Aldo yang setengah-setengah.
"Ini bukan soal Viona" Aldo bimbang, apakah ini saatnya jujur pada kedua temannya.
"Lah terus? Lo jangan belibet ya kampret!! Gue lagi males mikir" Miko mendengus.
"Ya oke! Ini masalah gue sama istri gue"
"WHAT???!! ISTRI??!!" Miko dan Raka kaget dan saling pandang.
"Lo udah nikah sama Viona? Sejak kapan? Kok kita nggak tau!" Raka berteriak.
"Diem nyet!! Ntar banyak yang denger! Gue bukan nikah sama Viona"
"Terus sama siapa? Anak mana? Sekampus sama kita juga?" Miko sudah penasaran.
"Tapi kalian bisa jaga rahasia gue kan?"
"Ya lo tinggal cerita aja. Selama ini emang gue sama Raka suka ghibah?"
"Ya nggak sih! Tapi inget ya, jangan sampe keceplosan! Kalo sampe ada yang tau selain kalian berdua, gue cincang burung kalian!!" Ancam Aldo.
"Lo aja tega sama kita, udah nikah tapi nggak ngundang-ngundang. Kita temen lo bukan sih?" Raka kesal.
"Buka gitu.. Ini semua karna perjodohan orang tua gue sama orang tuanya dia. Kita aja nggak tau kalo mau dinikahin malam itu. Gue di paksa, kalo gue nolak semua fasilitas gue bakal di ambil dan gue di tendang dari keluarga gue"
"Ya gapapa, lo kan udah kerja sampingan" Raka menimpali.
"Otak lo emang nggak pernah nyambung nyet! Lo pikir gue kerja sampingan dimana? Rumah nenek lo?" Aldo makin kesal.
"Bego lo! Aldo kan kerja di perusahaan bokap nya, jadi semua fadilitas yang dia punya juga dari hasil kerja di perusahaan bokapnya lah. Kebanyakan micin lo, makanya otak lo nggak pernah nyambung!" Miko juga kesal.
"Cckkk!! Iya iya.. Sorry deh, jadi siapa bini lo Do?" Raka dan Miko menatap Aldo serius menunggu jawaban.
"Siska" jawabnya singkat.
"Sis-ka?? Yang anak baru itu? Adik tingkat kita? Yang tadi siang makan bareng sama kita di kantin?" Raka makin kaget lagi.
"Hmmm" Jawab Aldo sambil minum.
"Gilak.. Lo sih lebih parah dari kita rupanya! Udah punya istri spek bidadari gitu, tapi lo kalo di luar malah pacaran sama orang lain. Emang Siska nggak marah sama lo?" Raka geleng-geleng.
"Gue sama Siska nikahnya juga baru 2 mingguan, lagian ini semua mendadak. Gue sampe stress tau nggak! Lagian gue sama Viona kan udah jadian jauh sebelum gue nikah sama Siska" Aldo memijat pelipisnya.
"Jadi, lo bakal milih siapa? Mempertahankan pernikahan lo apa lanjut sama Viona?" Miko memberikan pilihan.
"Gue bingung! Apalagi syarat dadi Siska minta gue buat putus sama Viona. Sedangkan gue sama Viona sampai saat ini ya nggak ada masalah apa-apa. Gue harus bilang apa ntar, masa tiba-tiba minta putus"
"Goblok lu!! Kalo gue punya istri kek Siska, udah gue kurung di rumah nggak bakal gue biarin dia keluar" Raka berapi-api.
Mata Aldo melotot, pasalnya temannya ini bilang kalau dia mau ngejar Siska.
"Iya Do! Lo tuh jadi cowok jangan maruk. Kalo lo nggak nentuin sekarang, salah satu dari mereka bakal pergi ninggalin lo. Karna lo nggak bisa tegas sama keputusan lo. Tapi disini, posisi lo udah nikah sama Siska. Jadi, ngapain juga lo pertahanin hubungan lo sama Viona?" Miko menengahi.
"Iya, lo jadi cowok jangan brengsek. Udah cukup gue sama Miko aja. Kalo lo mau lepasin Viona, gue dukung lo 100℅. Karna dia emang nggak pantes buat lo"
"Kenapa sih lo? Dari gue mau nembak Viona sampe sekarang, lo masih aja nggak suka sama Viona" Aldo geram.
"Lo nggak tau kebenarannya Do!! Kalo lo udah tau, lo bakal nyesel karna udah nggak percaya sama kita. Ya kan Mik" Miko mengangguk.
"Lagi pula, lo nggak mau nyari tau dulu gimana kehidupan Viona di luar kampus?" Miko menambahkan.
"Buat apa? Lagian dia selalu sama gue di kampus"
"Lo kalo bego jangan bego banget lah! Di kampus oke, tapi di luar itu? Makanya kalo kita ajak lo ke club malam sekali-kali ya lo mau. Lo bakal liat deh dengan mata kepala lo sendiri" Raka sudah muak sekali.
Pasalnya, Miko dan Raka sudah beberapa kali memberi tahu Aldo jika Viona bukan cewek baik-baik. Tapi, Aldo tak pernah menggubrisnya dan lebih percaya sama Viona dengan segala alibinya.
"Dah lah!! Lo mending pulang sono. Kita tunggu jawaban lo 2 hari lagi" Raka sudah pasrah.
"Cepet banget 2 hari?"
"Le, kasih tau nih temen lo yang paling ganteng sedunia" Raka tambah geram.
"Bro! Lo pasti tau mana yang terbaik lah menurut lo. Kalo emang lo masih ragu sama keputusan lo, gapapa wajar aja karna lo juga masih cinta sama Viona. Tapi, gue harap lo cari tau dulu kebenarannya. Siapa Viona, asal usul dia, kerjaan dia di luar kampus. Pokoknya semua yang berkaitan dengan Viona. Ya kalo lo nggak sanggup sendiri, kita bakal bantu kok. Ya nggak Ka?" Raka diam, dia sudah malas sekali.
"Kalo lo udah tau semua tentang Viona, tapi lo masih pertahanin hubungan lo sama dia. Oke fix, kita mundur dari pertemanan ini Do! Lepasin Siska, nanti biar gue yang gantiin lo bua jagain dia!" Raka serius.
"Enak aja lo! Siska kan istri gue!"
"Untuk sekarang emang istri lo. Tapi, kalo kelakuan lo masih kayak gitu. Gue nggak bisa jamin, gue bakal rebut dia dari lo. Persetan sama hubungan pertemanan kita. Karna gue bakal pastiin Siska bahagia dan buat lo nyesel seumur hidup!" Raka benar-benar serius dengan ucapannya.
"Brengsek!! Jadi, lo udah ngincer istri gue?" Aldo mencekram kerah Raka.
"Kenapa? Lo takut?" Raka tersenyum smirk.
"Udah Do, udah!!" Miko melerai keduanya.
Setelah keduanya agak tenang, Miko memberikan peringatan untuk Aldo dan segala masukkannya.
"Mending sekarang, lo pulang aja Do. Takut nanti Siska nyariin lo, kan lo juga nggak pamit sama dia kalo mau keluar. Lo selesaiin berdua dengan kepala dingin. Kalo emang lo nggak sanggup, lo bisa minta tolong gue sama Raka" Miko menepuk pundak Aldo.
"Oke, thanks. Sorry ya Ka, gue kebawa emosi"
"Hmm.. Gapapa, lo temen gue. Lagi pula gue lebih menghormati persahabatan kita, nggak mungkin gue beneran ngrebut istri orang apalagi istri temen gue sendiri. Tapi gue pesen sama lo, jangan pernah sakitin Siska" Raka tersenyum.
"Iya Ka.. Gue bakal cari solusi. Mudah-mudahan semuanya bisa cepet selesai. Dan kalian bilang tentang Viona, bakal gue usut sampai tuntas sampe gue bener-bener punya bukti kalo Viona emang nggak sebaik yang gue kira"
"Nah gitu! Itu baru temen kita.. Kalo mau nyari tau tentang Viona, kita bakal bantu Do" Aldo mengangguk.
Lalu Aldo meninggalkan cafe dan langsung menuju ke apartemen.
NEXT...