Sebagai satu-satunya penerus keluarga Parker, Justin Midas Parker dikenal dengan sikap dingin dan kejamnya namun memiliki trauma terhadap sentuhan fisik. Haphephobia yang dialaminya sangat parah sehingga dia tidak bisa bersentuhan bahkan dengan keluarga nya sendiri.
Suatu hari, saat Justin sedang melakukan terapi pengobatan, ia tanpa sengaja bertemu dengan dokter wanita yang berhasil menyentuhnya tanpa membuat penyakitnya kambuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22-Menyusul
Satu minggu telah berlalu, dimana Elora meminta cuti lebih kepada atasannya kali ini dia masih ingin ditempat kedua orang tuanya dia merasa semua yang terjadi secara tiba-tiba sehingga membuatnya beberapa hari ini terjatuh sakit setelah memikirkan semuanya.
Elora belum bisa menerima kenyataan bahwa Justin adalah teman dimasa lalunya namun Maria dan Mathew sudah mengatakannya sangat jelas bahwa dia memiliki hubungan sangat erat kepada Justin.
Dikeadaan Justin, dia kini sedang mencari keberadaannya Elora karena sudah satu minggu ini dia berbolak-balik kerumah sakit namun tak kunjung juga ketemu Elora.
Bukannya menjenguk Hazel namun dia malah mencari Elora, begitu juga dengan keadaannya Hazel dia sudah keluar dari rumah sakit namun malang nasibnya dirinya masih saja terngiang-ngiang tentang dimana dia meyakinkan Justin bahwa dia adalah Elle dimasa lalu Justin.
Justin juga memberikan tugas kembali kepada Joshua mencari kebenaran tentang Hazel. Karena Justin sudah merasakan sangat yakin bahwa Elora lah Ellenya dimasa lalu.
Justin yang masih menunggu kabar dari Jonas untuk mencari tau ada dimana Elora sekarang ini.
Setelah 15 menit, terdengar suara ketukkan pintu dengan cepat Justin memerintahkan untuk masuk. Hal itu Jonas pun langsung membuka pintu dan masuk serta mendekat kearah meja Justin.
" Bagaimana?" Tanya Justin dengan nada penasarannya
Jonas memberikan satu alamat yang dia dapatkan dari atasannya Elora.
" Dokter Elora sedang ada dikanada tuan, atasannya mengatakan bahwa Dokter Elora sedang berkunjung ketempat kedua orang tuanya"
Justin membaca alamat yang tertulis dikertas, rasanya itu sangat familiar bagi Justin.
" Jo, pesan tiket sekarang juga kita akan menyusul kesana"
Jonas terkejut dengan apa yang dikatakan Justin.
" M-maksud tuan kita akan ke kanada?" Tanya Jonas dengan nada penasarannya
" Iya kita akan ke kanada sekarang juga"
Setelah menjawab Justin pergi terlebih dahulu, Jonas merasakan sangat kebingungan apakah ada tiket pesawat saat mendadak begini?
" Ya Tuhan tolonglah diriku ini" Lirih Jonas merasa frustasi
" Cepat Jonas, apa kau ingin dipecat?" Teriak Justin membuat Jonas terkejut
" B-baik tuan"
Jonas langsung berlari mengikuti Justin, tidak lupa dia mengotak-atik ponselnya untuk memesan tiket penerbangan mereka untungnya saja Jonas mendapatkan tiket yang mendadak jika habislah tamat riwayatnya.
*****
Selama 2 jam di pesawat, Justin menatap kearah jendela yang terlihat hanyalah awan namun dipikirannya selalu bergelut dengan tentang Elora. Hingga tak terasa pesawat yang ia tumpangi sudah mendarat di bandara Internasional Toronto Pearson.
Setelah tiba dengan cepat Justin mencari satu mobil carteran agar bisa membawa dirinya ketempat tujuan yang sebenarnya.
Hanya memakan waktu satu jam akhirnya mereka telah tiba ditempat tujuan itu, Justin turun terlebih dahulu dari mobil itu diikuti oleh Jonas.
Dia masih menatap kearah rumah yang mewah baginya sangat familiar.
" Bukankah ini tempat Tuan Mathew?" Lirih Justin dalam hatinya
Karena sangat penasaran Justin melangkahkan kakinya untuk mencoba mengetuk pintu rumah tersebut. Dalam dua kali ketukkan akhrinya Kepala Pelayan Wilder membuka pintu tersebut dan bertanya.
" Maaf tuan, sedang mencari siapa?" Tanya Nola dengan sopannya
" Apakah Dokter Elora ada?"
" Ada tuan, mohon maaf dengan tuan siapa ya biar saya bisa memanggilkan Nona Elora?"
" Katakan saja Tuan Parker ingin bertemu dengan dirinya"
" Baik tuan, silahkan masuk dulu saya akan memanggilkan Nona Elora"
Justin menganggukkan kepalanya dan masuk, dimana Nola pergi meninggalkan mereka untuk memanggilkan Elora yang sedang ada dikamarnya.
Saat tiba, Nola dengan cepat mengetuk pintu kamarnya Elora.
" Ada apa Nola?" Tanya Elora saat membuka pintunya
" Nona ada tamu yang ingin bertemu dengan Nona"
Elora mengerutkan keningnya.
" Siapa Nola?" tanya Elora dengan nada penasarannya
" Kalau gak salah dia mengatakan Tuan Parker"
Mata Elora langsung terbelalak saat Nola mengatakan bahwa itu adalah Justin, bagaimana bisa dia sampai kemari?
" Dimana mereka Nola?"
"Diruang tamu Nona"
Dengan cepat Elora keluar dari kamarnya dan berjalan kearah ruang tamu, Nola hanya merasa heran kepada Majikannya itu ada apa sebenarnya.
Saat tiba diruang tengah hal yang terduga yang didengar Justin.
" Ju" Panggil Elora
Dug.
Jantung Justin seketika berdetak dengan kencang saat mendengar Elora memanggilnya dengan sebutan 'Ju' wajah Justin benar-benar terkejut dia bangun dari duduknya namun tatapannya masih mengarah ke Elora.
" A-apa kamu sudah mengingat semuanya Elle?" Tanya Justin dengan nada gugupnya
Elora hanya terdiam, lalu dia menjawab pertanyaannya Justin.
" A-aku tidak bisa mengingat semuanya, namun ada satu hal yang membuatku merasakan itu semuanya"
" Apa itu?" Tanya Justin dengan penasarannya
Elora memanggil Nola dan memerintahkannya untuk mengambil satu album foto yang diletakkan Elora diatas meja samping sofa ruang tengah.
Setelah beberapa menit akhirnya Nola pun tiba sambil membawa satu album itu, Elora menatap kearah Justin dan membawa Justin kembali duduk.
Saat duduk Elora mencoba membuka album foto itu, tatapan Justin tidak pernah lepas dari foto itu tersebut dimana salah satu foto yang membuat Elora menatap Justin dengan lekat.
" Apakah itu kamu?" Tanya Elora sambil menunjuk kearah foto bocah laki-laki dan perempuan saat memegang permen
Justin benar-benar tidak tau harus menjawab apa, dia merasakan sangat bahagia pada akhirnya wanita didepannya adalah Ellenya dulu.
" I-iya itu adalah aku dan dirimu, dimana aku memberikan jatah permenku kepada dirimu karena kamu sangat menyukainya"
Elora menarik nafasnya dengan sangat dalam dia menahan agar air matanya tidak menetes begitu saja.
" Beberapa bulan yang lalu aku pernah bermimpi tentang bocah laki-laki itu, namun aku sangat tidak jelas melihat bocah perempuannya tetapi saat aku melihat foto ini aku sangat mengingatnya bahwa aku pernah bermimpi dimana bocah laki-laki itu memberikan permen kepadaku"
Mendengar penjelasannya Elora, membuat Justin meneteskan air matanya sudah bertahun-tahun dia mencarinya namun akhirnya dia menemukan sosok teman waktu kecilnya saat di panti asuhan.
Tiba-tiba Elora melontarkan pertanyaan yang membuat Justin terdiam dan bingung untuk menjawabnya.
" Jika aku adalah Ellemu dimasa lalu, lalu siapa Hazel Easton yang mengatakan bahwa dia adalah Elle masa lalumu?" Tanya Elora membuat Justin terdiam dan menatap Elora
Justin sangat bingung untuk menjawabnya, namun dia mencoba menjelaskan situasinya kepada Elora agar dia tidak salah paham.
" Aku masih sedang mencari tau tentang kebenarannya dari Hazel Easton siapa sebenarnya dia, hanya saja itu butuh waktu yang mungkin memakan beberapa hari"
Elora menghelakan nafasnya.
" Jadi dia memang bukan orang dimasa lalumu?"
" Bukan Elle, kau adalah orang dimasa laluku yang selama ini aku cari Elle"
Elora terdiam dan menatap kearah Justin.
" Jika memang dia adalah orang dimasa laluku, aku bakalan tidak mungkin akan bisa sampai kemari Elle dari awal aku sudah sangat yakin bahwa kamu adalah orang dimasa laluku dan hanya kamu saja aku bisa bersentuhan Elle"
Elora masih terdiam dan menatap kearah Justin, dimana Justin mencoba memegang tangannya Elora menyakinkan bahwa dia baik-baik saja saat menyentuh tangan Elora.
Dan terbukti, Justin tidak ada merasakan apapun dengan bersentuhan kepada dirinya.
Jonas merasa senang pada akhirnya tuannya bisa menemukan seseorang yang bisa membuat dirinya sembuh dari penyakitnya.