NovelToon NovelToon
The CEO’S Saturday Obsession

The CEO’S Saturday Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Percintaan Konglomerat / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali / Kekasih misterius
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Diaz, CEO yang menjual bunga dan coklat setiap hari Sabtu. Dia mencari wanita yang cocok dengan sepatu kaca biru milik ibunya. Apa sebenarnya tujuan mencari wanita itu? Memangnya tidak ada wanita lain? Bukankah bagi seorang CEO sangat mudah mencari wanita mana pun yang diinginkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lili Direndahkan Monica

Bab 20

Di sebuah hotel mewah, Kakek Surya duduk bersama Eriva di ruang tamu suite mereka. Wajah Eriva tampak lesu, sementara Kakek Surya mencoba membujuknya dengan suara bijak namun penuh tekanan.

“Eriva, kau harus bersabar. Diaz itu pria yang keras kepala, tapi setiap orang punya titik lemah. Cepat atau lambat, dia akan luluh,” ujar Kakek Surya sambil menyesap tehnya.

Eriva mendesah panjang. “Kakek, aku capek harus terus berpura-pura jadi Leri. Mengingat kebiasaan Leri, caranya berbicara, gerak-geriknya… rasanya seperti kehilangan diri sendiri.”

Kakek Surya menatapnya tajam. “Ini bukan hanya tentang kau, Eriva. Ini tentang keluarga kita. Jika kau berhasil mengikat Diaz dan keluarganya, posisi kita di Perguruan Jagat Pradhana akan naik level. Jangan biarkan kesempatan ini hilang.”

Eriva terdiam, enggan untuk membalas. Namun, ia tahu apa yang diinginkan Kakek Surya.

“Sekarang, coba bujuk Diaz untuk jalan-jalan bersamamu. Dekati dia,” perintah Kakek Surya tegas.

Eriva mencoba menghubungi Diaz, tetapi pria itu sedang sibuk dengan pekerjaannya. Namun, Nyonya Melinda, Mama tiri Diaz, menyarankan agar Eriva datang saja ke rumah mereka.

###

Eriva tiba di rumah keluarga Gunawan dengan pakaian anggunnya yang sederhana namun menonjolkan aura keanggunan. Nyonya Melinda menyambutnya dengan hangat, begitu pun dengan Tuan Gunawan.

Percakapan mereka mengalir ke acara pelelangan yang akan dihadiri. Eriva tampak sedikit ragu. “Acara lelang itu formal atau lebih santai ya? Aku bingung memilih pakaian.”

Melinda tersenyum. “Pakai casual saja, Eriva. Jangan terlalu formal. Tapi pastikan tetap sopan.”

“Tapi aku tidak banyak bawa barang, aku pikir tidak akan terlalu lama tugas bisnis dari perguruan…” keluh Eriva, terlihat sedikit malu.

"Jangan sedih, kita bisa beli baru. Coba, apa yang kamu tidak punya. Sebutkan saja," tanya Melinda.

"Ehm, kalau pakaian masih ada yang belum dipakai. Paling ... sepatu."

Diaz yang kebetulan lewat mendengar percakapan itu. Ia menghentikan langkahnya dan menatap Eriva dengan ekspresi netral.

“Kalau begitu, kenapa tidak coba sepatu peninggalan Mama? Siapa tahu cocok,” katanya dengan nada datar.

Semua orang menoleh ke arah Diaz. Melinda tersenyum, merasa anak tirinya lebih mencari semenjak ada Eriva.

###

Di sisi lain, Lili sedang makan malam bersama Mami dan Papinya. Namun, pikirannya terbang ke rumah Pak Wahyu, tempat ia dibesarkan. Ia merindukan sosok sederhana namun hangat itu.

“Mami, Papi, bolehkah malam ini aku menginap di rumah Bapak dan Ibu? Aku rindu sekali,” pinta Lili dengan lembut.

Papi dan Mami awalnya terlihat keberatan.

“Rumah akan sepi tanpa kamu, Lili,” ujar Papi Asher, pelan.

"Aku....," Lili bingung untuk membujuk.

Namun, Papi Asher dan Mami Meralda akhirnya mengizinkan. "Ok, baiklah. Ini baru awal bagimu tinggal bersama kami. Wajar jika kau masih sering merindukan keluarga asalmu,” ujar Maminya sambil tersenyum.

"Jadi, boleh Mi?" tanya Lili semringah.

Meralda dan Asher mengangguk dengan senyuman.

###

Lili diantar oleh sopir ke rumah Pak Wahyu. Begitu tiba, Pak Wahyu menyambutnya dengan hangat. Begitu pun dan Bu Mirna, tak hentinya memeluk Lili.

Mereka melepas rindu, berbincang hingga larut malam, membahas pengalaman Lili selama tinggal bersama keluarga Asher.

“Lili, meskipun kau sudah jadi bagian dari keluarga besar Tuan Asher, jangan lupakan tempat ini, ya,” ujar Pak Wahyu sambil tersenyum.

Malam itu, atas permintaan Lili, mereka tidur bersama di ruang tamu, menggelar kasur lipat. Suasana sederhana itu membuat Lili merasa nyaman dan damai.

Esok Paginya

Saat pagi masih gelap, Lili bersiap untuk kembali ke kantor. Namun, sebuah panggilan telepon dari Tuan Asher mengubah rencananya.

“Lili, kau tidak perlu ke kantor hari ini. Bersiaplah untuk menghadiri acara pelelangan proyek tanah TPU. Ini penting,” perintah Tuan Asher.

Lili tertegun. “Tapi, Papi… aku tidak membawa pakaian untuk acara seperti itu. Bajuku terlalu formal,” keluhnya.

Tuan Asher tersenyum di seberang telepon. “Jangan khawatir. Telepon Mami, pasti dia bisa membantumu.”

Tak perlu menunggu lama, setelah panggilan Lili dan papinya di telepon, berakhir.

Lili segera menghubungi Mami Meralda, yang dengan sigap memberi solusi. “Berangkat saja dulu ke gedung acara, Lili. Mami akan menyusul ke sana dengan membawa pakaianmu, sekaligus Mami sendiri yang akan membantumu makeup.”

Lili merasa lega mendengar jawaban itu. “Terima kasih, Mami.”

###

Lili berangkat menuju gedung acara pelelangan dengan mobil yang dikemudikan oleh Dion. Sementara itu, Tuan Asher memilih untuk berangkat terpisah karena harus menghadiri urusan lain terlebih dahulu.

Di dalam mobil, Dion melirik Lili dari kaca spion dan bertanya dengan heran, “Nona Lili, kenapa pakaianmu biasa saja? Bukannya ini acara penting?”

Lili tersenyum kecil. “Mami akan menyusul ke gedung dengan membawa pakaian ganti. Nanti aku akan bersiap di ruang makeup khusus di sana.”

“Kenapa tidak langsung pakai pakaian kantor saja? Kan terlihat lebih rapi sejak awal,” Dion menyarankan.

Namun, Lili hanya mengangkat bahu santai. “Aku lebih nyaman begini. Lagipula, dress code acara ini tidak mengharuskan pakaian formal. Semi-formal sudah cukup.”

Dion hanya mengangguk meski masih sedikit bingung dengan pilihan Lili.

"Oh ya, bukankah acarnya pukul sembilan?" tanya Lili.

"Memang. Tapi kita akan bertemu beberapa pebisnis yang solid dengan tuan Asher. Kita akan mengatur strategi terlebih dahulu."

Lili hanya mengangguk, dia juga berpikir, belum dirinya harus makeup dulu.

###

Insiden di Tempat Parkir

Begitu mobil yang ditumpangi Lili sampai di gedung acara, suasana parkiran sudah cukup ramai. Dion perlahan mencari tempat parkir sambil menunggu mobil di depannya bergerak. Namun, di belakang mereka, suara klakson keras mulai terdengar, memburu-buru mereka.

Di dalam mobil mewah yang berada di belakang, Monica—wanita angkuh yang selalu merasa dirinya istimewa—sudah kehilangan kesabaran.

“Apa mereka tidak tahu aku ini siapa? Beraninya menghalangi jalanku!” gerutunya sambil terus membunyikan klakson.

Namun, mobil Dion tidak bisa bergerak karena mobil di depannya juga belum bergerak. Akhirnya, dengan kesal, Monica memerintahkan sopirnya untuk maju sedikit hingga bemper mobilnya menyenggol mobil yang ditumpangi Lili.

Dion keluar dari mobil untuk memeriksa kerusakan, tapi sebelum dia sempat berkata apa-apa, Monica sudah turun dengan amarah membara.

“Hei, siapa suruh menghalangi jalanku?!” bentak Monica dengan nada tinggi. “Kau tahu ini mobil siapa?”

Lili, yang masih duduk di dalam mobil, merasa terganggu dengan keributan itu. Ia akhirnya membuka pintu dan keluar dengan wajah bingung.

Namun, begitu Monica melihat Lili, ia langsung terkejut. Di depannya hanya ada seorang wanita sederhana dengan pakaian biasa. Tidak terlihat seperti seseorang yang pantas berada di tempat elit seperti ini.

Monica mengamati Lili dari ujung kepala hingga kaki dengan pandangan meremehkan. “Kau? Apa yang kau lakukan di sini? Tempat ini bukan untuk orang sepertimu!”

Lili tetap diam, tidak ingin memancing keributan. Tetapi Monica terus menghujani Lili dengan hinaan.

“Kenapa? Tidak punya jawaban? Lihat dirimu! Bahkan sopirku lebih pantas menghadiri acara ini daripada kau!” kata Monica tajam sambil mendekati Lili.

Bersambung...

1
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
aduh lili kasian Diaz tuh kamu harus segera menjadi Leri sebelum Diaz menikah
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
emang enak
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
sabar lili
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
Diaz mau pilih yg mana tuhbsepatu Uda cocok untuk lili
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya selalu 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
wah tambah seru nih kayaky
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
lili emang jodohmu Diaz
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
semoga sepatu nya cocok dengan lili
LISA
Aq mampir Kak
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
Zainab Ddi
Monica sombong banget belum tahu aja lili anak siapa sekarangg
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😘
Zainab Ddi
Diaz mending lili dulu yg disuruh pake sepatu kaca nya
Zainab Ddi
author ditunggu updatenya selalu untuk kelanjutannya 🙏🏻💪🏻😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!