Samael dan Isabel, dua bersaudara yang sudah lama tinggal bersama sejak mereka diasuh oleh orang tua angkat mereka, dan sudah bersama-sama sejak berada di fasilitas pemerintah sebagai salah satu dari anak hasil program bayi tabung.
Kedua kakak beradik menggunakan kapsul DDVR untuk memainkan game MMORPG dan sudah memainkannya sejak 8 tahun lamanya. Mereka berdua menjadi salah satu yang terkuat dengan guild mereka yang hanya diisi oleh mereka berdua dan ratusan ribu NPC hasil ciptaan dan summon mereka sendiri.
Di tengah permainan, tiba-tiba saja mereka semua berpindah ke dunia lain, ke tengah-tengah kutub utara yang bersalju bersama dengan seluruh HQ guild mereka dan seisinya. Dan di dunia itu, di dunia yang sudah delapan kali diinvasi oleh entitas Malapetaka, orang-orang justru memanggil mereka; Kiamat Dunia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#22 – Jezebel and The Crows
...*R*evisi di #20, Haera sampai di chapter ini masih belum ditangkap....
...****************...
Pagi hari di dalam lantai 67, di saat hampir semua lantai merasakan kehangatan pagi hari, disini kegelapan akan selamanya abadi dan dingin. Di antara kegelapan itu, para arachnid kini telah disibukkan dengan pekerjaan baru mereka, dengan para penghuni penjara-penjara di dalam sarang mereka sebagai objeknya.
Para elf dan manusia wanita, dengan tangan dan kaki terikat rantai, kini hanya bisa terbelalak pasrah sementara terus memproduksi paksa telur-telur sebesar bola bowling setiap jam nya. Terdapat 470 dari mereka, yang mana setengahnya sudah meregang nyawa dalam keadaan tubuh yang kering kerontang setelah semalaman terus “dibuahi” dan bertelur.
Sementara sisa nya, terus menjadi objek para monster arachnid lain untuk terus menghasilkan telur-telur baru sampai kelelahan dan pada akhirnya kematian menjemput mereka. Di tengah kegelapan, kini hanya terdengar suara teriakan pilu para korban dan suara auman suka cita para arachnid.
Sementara keadaan mengerikan itu terus berlanjut, Jezebel berjalan dengan santai di antara mereka. Ia bahkan tersenyum seakan puas dengan hasil yang dia dapatkan. Karena kini di benak nya, menambah pasukan adalah hal yang penting.
Meski dirinya tahu apa yang mesti dilakukan untuk menambah pasukan, yakni hanya dengan terus memanggil makhluk summon dengan skill, namun hal seperti ini, menggunakan proses sadis dan di luar nalar, baginya adalah hal yang memberikannya suka cita dan entah bagaimana, rasa kepuasan.
Setiap kali dia melewati penjara dan mata nya bertemu dengan para korban yang sudah hancur, dia hanya tersenyum tipis dengan tatapan nya yang memandang rendah. Insting iblis nya telah membuatnya seperti itu. Bahkan ketika dia menggunakan wujud manusia spesies tertinggi nya, yakni [Immortal Paragon], secara rahasia dia justru terus mendambakannya, mendambakan perasaan iblis yang “bebas” dan tak memiliki batas.
Sejak masih game sampai saat ini di dunia lain, karakteristik spesies manusia adalah spesies yang memiliki karma netral. Sedangkan spesies tertinggi nya, yakni [Immortal Paragon], memiliki kenetralan yang di atas segalanya. Bahkan Immortal Paragon bisa dikatakan hampir tidak berperasaan, dan seringkali hanya mampu berpikir secara objektif.
Dan itu semua tercatat pada [Species Trait] saat di game, yang mana kini sifat itu dirasakan oleh Jezebel secara nyata.
Sedangkan spesies seperti iblis yang memiliki karma jahat dan malaikat yang memiliki karma baik, ketika mereka mencapai spesies tertinggi, mereka akan mendapatkan emosi yang terus cenderung meningkatkan karma bawaan mereka. Dengan kata lain, semakin tinggi spesies malaikat maka akan semakin suci lah mereka, dan semakin tinggi spesies iblis maka akan semakin kejam lah mereka.
Dan hal ini terjadi kepada Jezebel saat ini, di dunia lain yang bukan merupakan game.
Sebelumnya ketika menggunakan wujud manusia nya, karma nya yang netral telah membuatnya merasa netral, semua di dalam perspektifnya adalah abu-abu, tidak ada salah dan benar. Oleh karena itu ketika ia dihubungi oleh crow demon, insting iblis nya seolah kembali begitu saja, mendominasi trait nya sebagai Immortal Paragon.
Ditambah dengan Mikael yang saat itu juga sama-sama menggunakan wujud manusia nya, sehingga dirinya tidak bisa menekan insting iblis Jezebel saat itu.
“Master, bagaimana? Apakah kami boleh menangkapnya juga? kami sudah mengintai nya sejak malam,” tanya salah satu crow demon yang berjalan di sebelah nya.
“Apakah kamu yakin bisa menangkapnya? Karena kata kakak ku, level nya adalah tanda tanya, jadi mungkin saja dia adalah sosok yang sangat kuat,” balas Jezebel, berjalan sambil menyilang tangannya.
“Tapi … menurut pengamatan kami, master, wanita itu sama sekali tidak kuat.”
Jezebel berhenti, lalu diikuti oleh semua crow demon yang berjalan bersamanya. Dia lalu memutar tubuh nya, menatap si crow demon. “Benarkah?” tanya Jezebel singkat, yang mana langsung dibalas dengan anggukan si crow demon. “Kalau begitu, laksanakan. Dan berhati-hatilah. Gunakan seluruh potensi kalian, dan lakukan dengan senyap dan cepat. Jika dirasa itu membahayakan kalian, langsung ber teleportasi lah.”
Semua crow demon pun berlutut, menjawab perintah sang Pencipta mereka. “Baik, master! Sesuai arahan anda.”
“Tunggu dulu,” kata Jezebel, sesaat para crow demon hendak berdiri. “Aku ikut. Aku ingin melihat kekuatan orang-orang di dunia ini.”
“Baik, master!”
Jezebel pun mulai berjalan mengikuti ke20 crow demon menuju lingkaran teleportasi yang dia buat, dan kini terhubung ke suatu tempat di Sylvandor.
***.
Di dalam sebuah gudang terbengkalai, di atas sebuah bukit berbatu di bawah kaki pegunungan Amlugorthel, lingkaran sihir teleportasi dari lantai 67 kini terhubung di dalam nya.
“Tunjukkan aku jalannya,” ujar Jezebel, sesaat mereka tiba di dalam gudang tersebut. “Kalian terbang lah sebagai gagak, sedangkan aku yang akan mengikuti kalian.”
“Baik, master!” semua Crow Demon pun berubah menjadi burung gagak biasa, dan mulai terbang menuju kota Sylvandor yang ada tepat di bawah kaki bukit.
Sementara itu, Jezebel dengan masih berada di dalam wujud iblis nya, berubah kembali menjadi manusia, lalu keluar dari gudang itu untuk turun menuju kota Sylvandor sebagai wanita pelancong biasa. Pintu gudang terbuka, dan Jezebel melihat bagaimana besar dan megah nya kota itu, dengan tembok raksasa berdiri membayangi nya.
“Itu terlihat lebih … magis … entah bagaimana, jika dibanding dengan tembok di kota sebelumnya,” gumam Jezebel agak terpukau, kemudian langsung menuruni bukit dengan melompat langsung.
Jezebel mendarat dengan mudah nya, dan mulai berjalan menembus garis hutan untuk tiba di gerbang kota Sylvandor.
Beberapa menit kemudian, ia pun tiba di depan kota, sementara terlihat kota begitu sepi dan terasa pilu. Terlihat di tembok kota, hanya beberapa penjaga yang tampak begitu was-was, berdiri dengan senjata senapan mereka, sedang pakaian yang mereka kenakan sangat menunjukkan zirah khas abad pertengahan.
Para penjaga menggunakan zirah gabungan plate dan chainmail berwarna kehijauan, dalaman berupa zirah padded, helm kettle, buckler dan pedang cutlass yang digantung di pinggang kiri, dan senapan panjang magis yang mereka ber dirikan di depan, mengindikasi sikap istirahat senjata untuk militer.
Mata para penjaga terlihat awas, mereka terlihat begitu siaga, namun ekspresi was-was mereka tetap tidak bisa disembunyikan, dan Jezebel memahami itu. Sambil berjalan di samping sebuah gerbong tak berkuda yang melaju lambat, tampak seperti sebuah kendaraan mobil awal abad 20 dengan pengemudi nya yang ada di luar, Jezebel perlahan sampai di depan gerbang kota.
Salah satu penjaga akhirnya melihat gerbong yang datang, dan dengan sigap langsung menghampiri nya. “Berhenti!” seru salah satu penjaga yang datang ke arah gerbong pedagang itu.
Melihat kejadian itu, Jezebel secara senyap berjalan ke belakang gerbong. “Hmmm, sebenarnya aku ingin masuk secara sah, tapi karena mereka memaksa ku, kalau begitu, aku akan menggunakan [perfect invisibility],” gumam nya, mulai menggunakan kemampuan tersebut.
Jezebel berjalan dan melewati mereka begitu saja, berjalan melewati gerbang kota yang sudah dibuka. Sesaat hendak berjalan cukup jauh, suara yang obrolan antara penjaga dan pengendara gerbong yang awalnya hanya sayup-sayup, tiba-tiba berubah menjadi adu argumen yang hebat.
“Biarkan kami lewat! Kami sebenarnya adalah utusan dari kekaisaran manusia! Dan ini genting, jika tidak, semuanya akan terlambat!”
Jezebel berhenti dan memutuskan untuk menguping.
“Tsk, dasar, apa yang kalian lakukan!? Apa maksudnya dengan terlambat?!” balas seorang penjaga.
“Pokoknya ,,, ini tidak bisa ditunda! Biarkan kami lewat!”
“Katakan saja kepada kami, ada apa?!”
Terlihat sang pengemudi tampak berbisik ke bagian belakang yang dipisah dengan lapisan logam dan kaca yang bisa digeser.
“Baiklah, ini dia!” ucap sang pengemudi, memberikan bukti cap dari sang kaisar itu sendiri. “Apa kau tahu? Di belakang ku adalah seorang diplomat yang terhormat!”
“Tsk, baiklah, jika itu benar-benar seorang diplomat, kami tidak bisa membuat apa-apa,” balas penjaga itu, “lagipula, kami sudah menunggu kalian untuk datang. Tapi kenapa hanya sendiri saja? dimana pasukan tambahan kalian?”
“Mereka semua ada di belakang! Sehari lagi, mereka akan sampai! Aku bisa pastikan itu!” sang pengemudi menaikkan nadanya, kemudian menoleh ke arah depan, melihat ke arah penjaga lain yang menghalangi jalan nya. “Cepatlah, biarkan kami lewat!”
Penjaga yang ada di depannya kemudian langsung menepi, membiarkan sang pengemudi lewat.
Setelah mendengarkan itu semua, Jezebel memiliki ide lain. “Sepertinya ini akan menantang,” bisik nya, sambil membiarkan gerbong itu melewati nya dengan begitu pelan. Melihat terdapat pintu di belakang, Jezebel langsung masuk ke dalam dengan menembus.
Sesampainya di dalam, seorang wanita, yang merupakan seorang diplomat, tampak menggerak-gerakkan kakinya, sedang ekspresi nya terlihat begitu panik. Sesekali wanita itu juga bergumam, “kita harus cepat, kita harus cepat! Sebelum sang malapetaka membunuh maharani!”
Jezebel tersenyum lebar sesaat mendengar itu, sebelum akhirnya melepas [perfect invisibility] nya, mengekspos dirinya di sebelah wanita itu. Tentu, wanita itu langsung terkejut, merespon seseorang yang tiba-tiba muncul dan duduk di dalam satu gerbong yang sama dengannya.
Wanita itu hendak berteriak, namun Jezebel dengan santai nya langsung menggunakan sihir [touch of the death] kepada wanita itu, memegang tangan nya yang terekspos, dan langsung membuatnya terkulai jatuh ke depan, tewas tanpa tahu apa yang terjadi.
Setelah itu, Jezebel mulai mengetuk kaca depan, membuat sang Pengemudi tanpa banyak bicara langsung menggeser kaca itu. “Oh, nyonya, apakah ada yang—“
“Patuhi lah aku,” bisik Jezebel dengan lembut, menggunakan sihir [The Witch Whisper] kepada sang pengemudi.
Mata sang pengemudi pun menjadi kosong, sementara masih menoleh menatap mata Jezebel yang menyala di dalam kegelapan gerbong. “Baik … master.”
“Panggil aku nyonya.”
“Baik, Nyonya.”
“Mulai sekarang, aku adalah nyonya diplomat, paham?!” ucap Jezebel, mulai memasukkan sugesti hipnosis yang mutlak.
Kini sang pengemudi telah terkena sihir tipe hex level 13 yang mustahil untuk dilepaskan, kecuali dia di-eksorsis dengan sihir suci ber level yang sama.
“Sekarang beritahu aku tentang sang diplomat, secara lengkap, tanpa meninggalkan sedikit detail pun!”
“Baik Nyonya,” balas sang pengemudi, mengangguk patuh, dengan mata nya yang sudah kembali normal dan mulai menceritakan semuanya tentang sang diplomat kepada Jezebel.
***.
Bersambung …
***.