Trauma karena perceraian membuat Clara jadi menutup hati pada siapapun. Tak mau lagi merasakan cinta, ataupun terlibat hubungan asmara.
Namun kehidupan Clara mulai berubah sejak kedatangan bos baru di kantornya. Pria yang lebih muda 7 tahun darinya itu, ingin memiliki Clara dengan cara apapun.
Aaron tak segan-segan menggunakan cara licik untuk menjerat Clara. Sampai-sampai si janda tak mampu lepas dari mantra cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Kediaman keluarga Pharrell.
Di pagi hari yang cerah, seperti hari-hari biasanya. Ayla sedang sibuk menata bunga segar di meja makan untuk sarapan dengan suaminya. Dia pelayan juga ada disitu, mereka menata piring dan hidangan yang baru saja matang.
"Halo Ma..." sapa Aaron yang baru saja tiba.
"Nak!" Ayla tersentak kaget saat melihat anak bungsunya datang, jarang sekali Aaron berkunjung ke rumah orangtuanya apalagi pagi-pagi.
Aaron menghampiri dan memeluk ibunya sejenak.
"Tumben sekali nak, gak biasanya kamu datang sepagi ini, lama tak melihatmu, wajahmu semakin cerah saja." ucap Ayla, sembari menelisik wajah putra bungsunya, wajah yang biasanya terlihat mendung, kini terlihat cerah layaknya pelangi setelah hujan.
"Aku kangen masakan Mama", ucap Aaron tersenyum.
"Bohong iih, biasanya kamu cuma telepon mama, lalu minta dikirim makanan ke tempat tinggal mu." protes Ayla berkacak pinggang.
"Iyah, kali ini kangennya gak cuma masakan aja, Aaron kangen juga di peluk." seperti biasanya, ia selalu berhasil mengambil hati sang ibu.
Tentu saja perkataan putranya membuat Ayla tersenyum lebar, lalu Ayla segera memerintahkan dua pelayanan menyiapkan satu piring makan lagi untuk Aaron di meja.
Kemudian Aaron dan Ayla saling mengobrol dan bercerita, sembari menunggu tuan rumah yang belum datang ke ruang makan.
"Ekhemm!!" tak lama muncul suara berdehem.
Tak lain dan tak bukan itu adalah Paul yang sudah hadir berpenampilan rapi seperti biasa, layaknya bapak-bapak pengusaha yang selalu sibuk bertemu kliennya.
"Sayang, akhirnya kamu datang juga, Pagi ini Aaron datang, mau sarapan pagi sama kita." ucap Ayla riang.
"Oh tumben." ucap Paul tersenyum kecut, selalu melirik putra bungsunya dengan tatapan sinis, seolah ia bisa membaca isi pikiran Aaron. Paul sudah tahu kalau Aaron datang ke rumahnya, pasti sedang butuh saja.
Tatapan sinis ayahnya, tak menjadi masalah untuk Aaron, tak membuatnya takut juga. Perang dingin antara ayah dan anak ini, memang sudah terjadi cukup lama dan belum juga usai.
"Ayo kita segera sarapan sebelum kalian mulai bekerja." dengus Ayla, kesal melihat aura perang dingin mereka.
Paul menghempaskan bokongnya di kursi utama, Ayla duduk di sebelah kanannya dan Aaron di sebelah kirinya. Mereka bertiga menikmati nasi goreng yang masih hangat, ditambah telur mata sapi dan juga sosis panggang.
Ketiganya makan dengan lahap tanpa bersuara. Sudah menjadi sebuah aturan yang Paul dan Ayla buat di dalam rumah tangganya, mereka tak suka jika anak-anak mereka makan sambil mengobrol.
Setelah selesai sarapan, para pelayan datang mengangkat piring kotor lalu menyajikan buah potong dan kopi pagi.
"Apakah semuanya berjalan lancar?" tanya Paul pada Aaron, memecah kesunyian pagi hari.
"Hmm.., ya lancar jaya, aku bekerja dengan baik dan rajin kok, seperti yang kamu inginkan. Siang ini juga ada meeting dengan salah satu investor perusahaan kita." jawab Aaron, sembari menyesap kopi paginya.
"Hahh..!! Bukan itu yang ingin ayah tanyakan", celetuk Paul.
Mata Aaron membulat, ia pun melirik ayahnya, dengan rasa penasaran, sembari menaruh cangkir kopi di atas meja, jarang sekali ayahnya bertanya soal kehidupan pribadi Aaron.
"Ayah penasaran soal hubunganmu dengan putri keluarga Francesca, kapan kalian berencana untuk segera menikah?" tanya Paul, langsung to the point.
Glek!!
"Jangan malu-malu nak, itu juga yang mau mama tanyakan padamu sejak kemarin, kata nyonya Francesca kalian juga sudah beberapa kali pergi berkencan", ujar Ayla, menatap putranya dengan penuh harap.
"Hah...." Aaron menghela nafas panjang terlebih dahulu, toh memang tujuan dia untuk membatalkan perjodohan ini.
"Apakah sebuah pernikahan sangat dibutuhkan untuk mengembangkan bisnis perusahaan? Cara kalian kuno sekali, apa kalian lupa, sekarang ini sudah bukan jaman Siti Nurbaya." sindir Aaron meledek kedua orangtuanya.
"Kauuu!!" Paul langsung naik pitam, tubuhnya condong ke depan, ancang-ancang ingin menarik kerah baju Aaron.
"Sayang!!" Alya langsung menahan suaminya, memegangi lengan Paul.
Aaron terkekeh melihat ayahnya terpancing emosi, ada kepuasan tersendiri bagi Aaron, jika berhasil membuat ayahnya naik pitam.
Brak!
Paul yang kesal menggebrak meja makan.
"Dasar anak tak tahu diuntung!! Pernikahan bisnis sudah jadi tugasmu yang lahir sebagai anak kami!! Kau pikir bisa hidup bergelimang harta sampai sekarang berkat siapa!!" umpat Paul.
"Aku tahu itu, makanya apapun yang ayah perintahkan padaku pasti ku kerjakan, itu sudah bentuk balas budiku pada kalian. Kecuali menikah! Aku punya hak untuk memilih pasangan hidup!!" Aaron tak kalah keras.
"Bodoh!! Pilihan itu ada ditangan kami!! Jangan kau membuat kami kecewa, dengan mengulang kesalahan kakak perempuanmu!!"
"Hoo, iya benar juga ya...., Akan ku ikuti jejak menantu kesayangan kalian, dengan begitu kalian tak akan menolak wanita pilihan ku, bukan." ucap Arron dengan nada menantang.
Sontak Paul tak dapat lagi mengendalikan amarahnya sudah memuncak, sekuat tenaga ia menarik kerah kemeja Aaron, dan hendak memukul putranya yang kurang ajar. Hatinya gusar kalau mengingat aib keluarga yang terjadi dulu, cukup anak perempuannya saja yang menjadi korban, jangan sampai anak laki-lakinya jadi pelaku.
"Hentikan!! Jangan bertengkar pagi-pagi begini!!." teriak Ayla, suasana sudah menjadi tegang, Ayla terus menahan lengan Paul yang mau memukul Aaron.
Paul juga tak ingin membuat istrinya menangis, akhirnya ia mengalah, melepaskan cengkeramannya, lalu mundur menjauh seribu langkah dari putranya.
Setelah suasana tegang berakhir, Ayla coba berbicara empat mata dengan putranya.
"Aaron, tolong mengertilah, apa yang kami lakukan untukmu, itu juga untuk kebaikanmu dimasa depan, kenapa juga kamu menolak pernikahan ini? Bukan kah kalian sudah pergi berkencan beberapa kali?", Ayla mencoba membujuk putranya.
"Ma-, putri keluarga Francesca tidak berkencan denganku, dia mencintai pria lain, tapi itu bukan aku." ujar Aaron dengan lantang, sembari merapikan kembali kemejanya.
"Loh! Ta-tapi nyonya Francesca sendiri yang bercerita ke mama, tidak mungkin kan dia berbohong." dengus Ayla.
"Aku juga tidak berbohong. Oh, atau mungkin putrinya sendiri yang sudah berbohong ke ibunya." ucap Aaron sengaja menuduh Bella.
"Tung-tunggu! Tidak mungkin. Bella itu anak yang baik, mana mungkin tega membohongi ibunya sendiri", Ayla tak percaya.
Aaron terkekeh melihat ibunya yang sedang kebingungan, untung saja Paul ayahnya, sudah pergi dari ruang makan, untuk meredakan emosi di tempat lain.
"Sudahlah ma, yang jelas aku sama sekai tidak mau dijodohkan oleh wanita manapun itu, sejujurnya aku sudah mempunyai wanita pilihanku sendiri." ucap Aaron, mencoba membujuk ibunya yang sedang ling lung.
"Ja-jadi! Selama ini kamu sudah punya pacar?" Ayla sedikit terkejut.
"Iyah..., sebenarnya hubungan kami baru berjalan hampir sebulan sih, tapi aku sudah sangat yakin dia layak jadi calon ibu untuk anak-anakku kelak." seru Aaron dengan yakin.
Hati Ayla terenyuh, ia sendiri melihat perubahan wajah putranya. Aaron yang sekarang lebih ceria dibandingkan dulu saat baru tiba kembali dari UK.
Apalagi kalau mengingat kesalahan putrinya dulu, tak ingin terulang kembali, putri satu-satunya memilih kabur bersama kekasihnya yang licik. Setelah itu, Aliyah malah kembali setelah berbadan dua. Paul dan Ayla tak bisa berbuat apa-apa selain menyetujui laki-laki pilihan Aliyah.
"Baiklah, kalau kamu memang yakin sama pilihan kamu. Tolong secepatnya kenalkan dia pada kami nak." Ayla berusaha tersenyum, ia tidak ingin memaksa putranya, takut jika Aaron berbuat nekad, sampai menghamili seorang gadis.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
Bonus Visual Karakter :
# Clara
#Aaron
#Jack
#Bella
#Alvaro
#Robert
🤭🤭 Semoga kalian suka sama pilihanku...
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**
kaget sih dgn kelanjutan kisah arron,sebenarnya apa dan siapa sih arron,msh tekateki nih 🤔🤔