"Jadi, ini yang membuat sikapmu berubah padaku selama ini?" Ucap Wita lirih. Menahan rasa sakit di hatinya.
"Dengarkan aku dulu! Semua tak seperti yang kamu kira. Ini hanya sebuah kesalahpahaman saja. Aku mencintai kamu." Randy mencoba meyakinkan. Wajahnya terlihat gusar, dia terlihat menyesali perbuatannya.
Tepat di delapan tahun pernikahannya, Wita mengetahui perselingkuhan suaminya dengan mantan kekasih suaminya dulu. Aplikasi rahasia di ponsel suaminya, yang akhirnya membuat Wita tahu. Kalau suaminya bertahun-tahun telah mengkhianati cintanya. Padahal, selama ini dia banyak berkorban untuk Randy. Dia harus menjadi tulang punggung, menggantikan posisi Randy saat tak bekerja. Lukanya begitu dalam.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka, setelah Wita mengetahui perselingkuhan suaminya? Akankah Wita memaafkan Randy? Ataukah dia justru memiliki bercerai dari laki-laki pengkhianat itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12. Berpisah Lebih Baik
Randy sudah bersiap-siap untuk berangkat mendatangi rumah Wita. Hidupnya selama ini benar-benar bergantung pada Wita. Untuk motor saja dia tak punya. Dia akan pergi menggunakan ojek online. Untung saja dia masih memiliki uang dari Sella. Saat terakhir bertemu, Sella memberikan dia uang.
"Randy jalan dulu ya Bu, mau ketemu Wita di rumah. Do'akan ya Bu, semoga Wita mau memaafkan kesalahan Randy, dan membatalkan perceraian kami," pamit Randy kepada sang ibu. Dia juga mencium tangan ibunya, meminta di doakan. Pada dasarnya dia mencintai Wita dan ingin rumah tangganya utuh.
"Iya, ibu doakan. Semoga hati Wita bisa luluh, dan memaafkan kamu! Nanti, kalau Wita memberikan kesempatan kedua sama kamu. Jangan sia-siakan lagi!" Ucap sang ibu dan Randy mengiyakan. Seharusnya, memang dia seperti itu. Semua sudah dia dapatkan dari Wita. Hanya saja dia tak merasa bersyukur, dan bernafsu. Sehingga setan merasuk, menggodanya.
Kini Randy sudah dalam perjalanan menuju rumah Wita. Dia mampir dulu ke mini market untuk membeli cemilan kesukaan Anak-anaknya. Setelah itu dia melanjutkan kembali perjalanannya. Sampai akhirnya dia sampai di depan rumah Wita. Dia sempat terdiam menatap rumah itu. Baru beberapa hari dia pergi meninggalkan rumah itu, dia merasa kehilangan. Kehilangan momen kehangatan sebuah keluarga. Di mana Wita selalu berusaha melayani dia dengan baik. Membuatkan makanan kesukaannya, dan juga membuatkan kopi untuknya. Dia menyesal, karena menyia-nyiakan bidadari dalam hidupnya. Anak-anaknya pun menjadi jauh padanya.
"Assalamu'alaikum." Randy mengucap salam.
Saat itu Wita sedang memasak di dapur. Hari ini hari libur. Sedangkan Kemal dan Rara sedang menonton TV sambil bersantai.
"Kok suaranya kaya ayah ya?" Kata Rara pada sang adik.
Rara berlari ke dapur menghampiri sang bunda dan sang ART. Dia mengatakan, kalau ada tamu suaranya mirip ayahnya.
"Coba Bi, kamu tolong lihat! Ini ibu tanggung. Nanti ibu keluar," ucap Wita kepada sang ART.
Sang ART keluar, untuk mencari tahu. Apa benar mantan majikan lakinya yang datang, dan ternyata benar. Mantan majikannya sudah berdiri di depan pagar. Dia langsung menggeser sedikit pagarnya. Agar dia bisa bicara dengan mantan majikannya.
"Bi, Ibu ada? Saya ingin bertemu dia sama Anak-anak," ucap Randy.
"Siapa, Bi?" panggil Wita yang tak lama kemudian ikut keluar. Rara pun ikut keluar, ingin melihatnya.
"Bapak, Bu. Katanya bapak mau ketemu ibu dan Anak-anak," ungkap sang ART.
Proses perceraian tetap dilanjutkan. Namun, dia tak melarang Randy untuk bertemu dengan Anak-anaknya. Apa yang dia lakukan hanya semata-mata untuk Anak-anak. Dia bisa menutupi rasa sakit hatinya, berusaha berdamai dengan keadaan. Dia tak ingin mental Anak-anaknya rusak, karena melihat pertengkaran orang tuanya.
"Ya udah, suruh masuk!" Ucap Wita. Randy pikir, Wita sudah memaafkan dia. Sebuah langkah awal yang baik untuknya.
Wita menyuruh kedua anaknya untuk mencium tangan ayahnya. Dia tak pernah mengajarkan hal buruk pada ayahnya. Meskipun selama ini ayahnya kurang berperan di hidup kedua anaknya.
Entah sekadar akting atau memang kenyataan. Randy tampak menangis, memeluk kedua anaknya. Dia juga mengakui penyesalannya. Tapi sayangnya, tak mengurungkan niat Wita untuk membatalkan gugatan cerainya.
"Ini ayah bawakan cemilan kesukaan kalian," ucap Randy kepada kedua anaknya. Kedua anaknya terlihat cuek. Barulah setelah Wita menganggukkan kepalanya, Rara mengambil kantung plastik berisi makanan itu dari ayahnya.
"Ya udah, kalian ngobrol dan main sama ayah ya! Bunda ke dalam, mau lanjut masak lagi. Masaknya belum selesai," ucap Wita kepada kedua anaknya. Wita sudah berdamai dengan rasa sakit hatinya. Dia terlihat tenang menghadapi Randy. Rasa cintanya pada Randy pun sudah hilang entah kemana.
"Wit, tunggu dulu! Aku ingin bicara sama kamu," ujar Randy.
Randy menyuruh kedua anaknya masuk ke dalam. Memberikan waktu kepada dia dan bundanya untuk bicara berdua. Kini hanya ada Wita dan Randy. Wita mempersilahkan Randy untuk duduk.
Bukannya duduk, Randy justru berlutut di kaki Wita. Memohon dan meminta maaf, agar Wita memberikan kesempatan kedua kepadanya. Bukannya merasa iba, Wita justru merasa risih. Meskipun sebenarnya saat ini mereka masih berstatus suami istri. Tapi, Wita sudah merasa jijik di sentuh. Mengingat apa yang sudah Randy lakukan dengan wanita itu.
"Maaf Mas, aku gak bisa! Apa yang aku lakukan ini, semata-mata hanya untuk Anak-anak. Jika kamu tak bisa bersikap sopan, aku tak akan pernah lagi mengizinkan kamu menginjakkan kaki kamu ke rumah aku. Jika kamu ingin bertemu sama Anak-anak, kamu bisa bertemu di luar. Keputusan aku sudah bulat. Maaf, proses perceraian akan terus dilanjutkan. Meskipun saat ini aku bersikap baik sama kamu," ucap Wita tegas.
"Tega kamu Yang, sama aku. Kamu 'kan tahu, kalau aku gak bisa hidup tanpa kamu dan Anak-anak. Kalian adalah separuh hidupku," sahut Randy.
Wita tersenyum sinis. Muak rasanya dia mendengar penuturan laki-laki yang masih berstatus suaminya.
"Tega? Apa kamu gak salah ngomong? Sebenarnya, aku udah malas membahasnya. Bukan saatnya membahas lagi. Nanti saja, pembahasannya saat di pengadilan! Apa kamu gak sadar dengan apa yang kamu katakan? Sebenarnya, julukan tega pantasnya untuk kamu. Setelah apa yang aku lakukan untuk kamu dan keluarga, kamu tega mengkhianati aku. Kamu justru membalasnya dengan perselingkuhan dengannya. Kesalahan kamu sudah sangat fatal dan tak pantas untuk aku maafkan. Berpisah lebih baik!"
Dia langsung beranjak bangkit dari tempat duduknya, dan mendorong Tubuh Randy karena menghalangi dirinya lewat. Wita meninggalkan Randy, masuk ke dalam.
"Kak, Dek, urusan bunda sama ayah udah selesai. Ya udah sana, kamu ke ayah lagi. Bunda mau lanjut masak lagi," ucap Wita kepada kedua anaknya.
Ternyata, Rara pun merasa malas dengan ayahnya. Dia menolak menemui ayahnya kembali. Randy sekarang sadar. Semua ini karena kesalahannya. Akhir-akhir ini dia sibuk bersama Sella. Hingga tanpa sadar memberikan ruang dengan anaknya. Sehingga sang anak tak dekat dengannya. Banyak momen kebersamaan dengan anaknya, yang dia lewati. Kedua anaknya pun dapat melihat, kalau bundanya 'lah yang berjuang untuk mereka. Tanpa hadirnya, tak menjadi masalah. Karena semua sudah dia dapatkan dari bundanya. Ayahnya lebih sering memilih tidur, dan sibuk dengan kesenangan sendiri. Seakan mereka berdua tak ada artinya untuk ayahnya.
Jika sudah seperti ini siapa yang disalahkan? Anak selalu dituntut untuk tetap patuh dan hormat pada orang tua. Tapi, Randy sendiri yang membuat anaknya menjauh darinya. Semua tak akan bisa kembali lagi. Pernikahannya dengan Wita, hanya tinggal menunggu ketuk palu dari pengadilan agama.