Setelah kematian Panca, kekasihnya tujuh tahun yang lalu. Andara mencoba menyibukkan diri untuk karirnya. Tidak ada ketertarikan untuk mengenal cinta.
Andara gadis muda yang cantik dan energik, dia berhasil menempati posisi manajer di sebuah perusahaan fashion. Usianya sudah memasuki 27 seharusnya memikirkan pernikahan. Akan tetapi belum ada lelaki yang bisa masuk ke hatinya.
Butuh waktu bagi Dara untuk membuka hati pada pria lain. Entahlah, ada magnet tersendiri membuat dia malas memikirkan pasangan.
Ervan Prasetya, pria matang yang punya jabatan bagus di perusahaan tempat kerja Andara. Mereka di pertemukan dalam sebuah kerja sama tim. bagaimana Tom dan Jerry mereka selalu bertengkar.
Tapi ternyata itu yang membuat Ervan makin penasaran dengan Dara.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa ekprisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 22
Dalam sebuah pertandingan kalah dan menang merupakan hal yang biasa terjadi. Meraih kemenangan tentunya menjadi sebuah tujuan dan harapan utama dalam berkompetisi.
Namun, terkadang harapan tak selamanya bisa terwujud. Alhasil, kekalahan menjadi hasil yang diterima.Bisa menerima kekalahan pastinya bukan perkara yang mudah. Apalagi jika kita sudah bekerja keras dan memberikan yang terbaik.
Jadi, saat menerima kekalahan tersebut sebaiknya tidak terus bersedih apalagi marah. Jika hasil tak sesuai dengan harapan harus bisa menerima dengan lapang dada.
Gagal menjadi yang terbaik dalam sebuah kompetisi bukan akhir dari segalanya. Karena di balik kekalahan tersebut pastinya ada pelajaran yang bisa dipetik.
Dara membereskan pakaiannya. Dia termasuk salah satu dari enam orang yang tidak lolos ke kompetisi selanjutnya. Bahkan sebelum acara yang akan diadakan mereka sudah di seleksi terlebih dahulu. Padahal katanya malam acara adalah penentuan. Tak di sangka panitia mengubah jadwal. Kabarnya acara yang akan diadakan di Kiara condong batal karena ada masalah dengan sponsor. Dia juga kurang paham.
"Dara," suara lembut menyapa di depan pintu kamarnya.
"Asti," sambut Dara ketika membuka pintu.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Asti.
"Aku beres-beres. Kan aku nggak lolos. Jadi besok harus pulang sama yang lainnya. Kamu selamat, Ya. Semoga ini jadi pembuka peluang usaha kamu." ucap Dara.
"Terimakasih, Dara. Ini aku mau kasih gaun buatanku. Sesuai kulit kamu yang putih mulus."
"Wah, cantik sekali. Terimakasih, Asti." Dara memeluk teman yang baru dikenalnya dalam empat hari ini.
"Waktu buat ini aku membayangkan kamu yang makai. Dan aku minta kamu jangan pulang dulu. Nanti aku bilang sama kak Taufik atau kak Giring." pinta Asti.
"Kenapa?"
"Aku mau kamu jadi model karyaku. Tubuh kamu cocok banget pakai ini. Tapi aku tidak bisa kasih gaji yang besar."
Asti meminta Dara mencoba pakaian yang di berikan. Dia lalu mengabadikan foto Dara itu koleksi. Itu juga dia sudah izin pada Dara jika sewaktu-waktu akan di posting ke sosial media.
Setelah Asti meninggalkan kamarnya Dara kembali berkutat pada barang-barangnya. Dara mengatakan pada Asti dia akan menjadi model pas kompetisi di Jakarta.
Dara juga mengabari pihak perusahaan yaitu pak Hendro kalau dia gagal menuju ke final. Untungnya pak Hendro menyemangati anak buahnya.
"Dara yang namanya kompetisi ada menang dan ada yang kalah. Yang penting kamu sudah berusaha. Masih ada kompetisi lain menanti. Besok saya suruh pihak perusahaan jemput kamu." kata pak Hendro.
"Terimakasih, Pak. Tapi saya mau ke Lembang ke tempat saudara saya." kata Dara. "Saya mau izin tidak masuk kerja untuk beberapa hari." kata Dara.
"Tidak apa. Cuma dalam beberapa hari kedepan kita akan di sibukkan pertunangan Ervan dan Nara. Mereka sudah menunjuk kamu sebagai desainernya."
Dara terdiam sejenak. Dia malas berurusan sama Kinara. Tapi dia tidak ingin mengecewakan bos nya terutama Pak Hendro dan Bu Becca. Suara pak Hendro membuyarkan lamunannya. Dia pun menyanggupinya permintaan atasannya. Mereka saling menutup telepon.
"Aku ingin sekali menguak tentang siapa Kinara pada mereka. Tapi bagaimana caranya? Sedangkan aku bukan siapa-siapa mereka. Emang tidak ada urusan sama aku. Tapi pak Hendro orang baik, dan bagiku orang seperti pak Hendro tidak boleh ada yang menyakiti." ucap Dara.
"Ya Allah beri aku petunjuk untuk menolong mereka." doa Dara.
****
"Terima atas kesempatan untuk ikut pelatihan disini. Saya senang bisa punya ilmu baru, teman baru, walaupun kita baru beberapa hari saling kenal saya sudah merasa punya keluarga." ucap Dara pada teman-temannya.
Bukan hanya Dara saja. Beberapa teman yang ikut pulang bersama Dara pun menyampaikan suka dukanya selama di karantina. Tak hanya sekedar suka saja, namun duka pun kerap ia rasakan. Salah satunya adalah padatnya kegiatan karantina mulai dari jam 5 subuh hingga 12 malam. Meskipun begitu dia senang dan menjalaninya dengan baik.
Dara melihat banyak yang di jemput oleh keluarga sendiri. Dia pun baru mau menelepon mamanya atau kak Fajar. Dara membulatkan matanya ketika gadis kecil itu sudah berteriak memanggil namanya.
"Mama Dara!" panggil Keyla.
Giring mendengar nama panggilan itu membulatkan matanya. Ternyata Dara sudah punya anak. Melihat reaksi Giring, Taufik menertawakan temannya.
"Tak apa kalau dia janda. Aku akan terima anaknya." kata Giring masih percaya diri.
"Papa!" pekik Keyla.
Seorang pria tampan berjalan kearah mereka. Giring pun semakin terkejut. Dia mengira kalau pria itu adalah suaminya Dara.
"Putus lagi cintaku! putus lagi jalinan kasih!" Taufik bernyanyi tanpa memperdulikan reaksi Giring.
****
Ervan baru saja mempersiapkan diri untuk pergi ke Bandung. Setelah mendengar kabar soal gagalnya Dara dalam kompetisi. Dia pun sudah menyimpan pakaian di dalam mobil. Baru saja dia hendak keluar rumahnya, di kejutkan kedatangan Kinara.
Ervan menatap sinis gadis di depannya. Entah masih bisa di sebut gadis atau tidak dia juga tidak peduli. Pria itu langsung melengos tanpa memperdulikan keberadaan Kinara. Ervan kaget Kinara sudah berada di mobil. Padahal belum lama berdiri di depan pintu.
"Kamu ngapain?" ucap Ervan sinis.
"Ya, aku mau ajak kamu untuk fitting baju pengantin kita. Ya memang minggu depan kita tunangan. Tapi tidak lama kita akan menikah, Sayang."
Ervan membuka pintu didekat Kinara.
"Keluar!" usir Ervan.
Tapi sepertinya masih belum cukup memberi sinyal alarm kepada kepekaan Kinara. Gadis itu tidak terima atas perlakuan Ervan kepadanya.
"Kamu mengusir saya, kak Ervan? Kamu lupa bagaimana saya menyelamatkan hidup anda. Kalau tidak anda mungkin sudah meninggal dunia. Kalau tidak jantung anda yang berada di tubuh tunangan saya. Jadi selama kamu masih memakai jantung dia, itu artinya kamu milik saya." kata Kinara.
"Hooh, anda mau pamrih rupanya. Kupikir ikhlas." tawa Ervan.
"Tuan Ervan Prasetya, tidak yang gratis di dunia ini. Kalau anda melanggar yang sudah di tentukan, orang-orang yang anda sayangi taruhannya. Termasuk perusahaan ayah anda." ancam Kinara.
"Perempuan sakit!" Ervan mengeluarkan motor gedenya. Meninggalkan Kinara yang masih di dalam mobil.
Kinara berang melihat sikap Ervan. Dia pun mencoba mengadu pada Tante Becca atas perilaku Ervan. Namun dia mengurungkan niatnya. Mengingat dia sedang mengambil hati orangtua Ervan.
"Kak Panca, biasanya kalau aku sedih seperti ini kamu selalu mencoba menghiburku. Itu sebelum ada Andara diantara kita." isaknya.
"Kamu itu cantik, Nara. Nggak cocok nangisin orang yang seperti itu."
Itu saat Nara mendapatkan pembullyan di kantor kerjanya. Di mana Panca jadi anak seorang direktur.
"Aku rasa harus berjuang lebih kuat lagi. Dan aku merasa Andara akan kembali menjadi penghalang kami. Apa harus aku singkirkan! Tidak Nara kamu harus main cantik." Kinara keluar dari mobil Ervan. Memanggil sopir nya untuk menjemput di rumah Ervan.
yuk mampir sudah up
apa salah nya di coba dulu.
kebanyakan readers juga gak suka klo alurnya muter2 dan bertele tele thor🙏🏻
semangat yaaa 🥰🥰