Demi menjalankan wasiat dari almarhum Om nya Kean rela menikahi Tasila yang merupakan istri dari sang om yang ditinggal meninggal. Kean rela menikahinya secara diam-diam demi bisa merawat dan menjaganya karena sejak ditinggal meninggal oleh sang Om Tasila menderita obsessive compulsive disorder.
Dengan sabar dan ikhlas Kean berusaha mempertahankan pernikahannya walaupun beberapa kali ia merasakan sakitnya tak dianggap. Namun, Kean tak menyerah! Demi mendapatkan hati istrinya Kean rela melakukan apapun bahkan hal-hal konyol yang sebenarnya bukanlah ciri khasnya sebagai seorang CEO muda yang cool.
____
Mampukah Kean mendapatkan hati Tasila seiring berjalannya waktu? Dan mampukah ia membuat sang istri benar-benar sembuh dari penyakitnya?
•••••••
(SEQUEL The Waits Gets Duda Elegan-Bisa dibaca terpisah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada Yang Melamar?
Ting... Ting...
Tasila yang sedang asyik melihat-lihat gamis di online shop pun mengalihkan layar handphonenya ketika ada notifikasi pengikut baru dan like di akun Instagramnya.
"Devo Rafael?" Tasila mengernyitkan dahinya.
Tasila pun coba mengecek akun tersebut yang ternyata telah memiliki puluhan ribu pengikut.
"Ini kan Pak Devo yang kemarin meeting sama aku. Dia tau darimana akun Instagram aku? Dan buat apa dia kepoin akun aku?" Tasila dibuat heran. Apakah ada waktu untuk seorang pengusaha untuk kepo kepada kehidupan orang lain?
"Atau... Pak Devo cuma pengen tau aja kali ya kehidupan orang yang kerjasama sama dia. Siapa tau ada potensi merugikan gitukan, jadi dia ngecek sosmed aku." Pikir Tasila.
Di akun instagramnya saat ini, benar-benar kosong dari postingan foto wajahnya. Ia hanya memposting kata-kata motivasi saja. Sedangkan untuk foto wajahnya Ia hanya memajangnya untuk foto profil saja.
Tasila memutuskan untuk berhenti membuat konten dakwah dan motivasi, Ia kini lebih fokus untuk kesembuhan dirinya. Dan Ia tidak mau media sampai tau kondisinya sekarang.
Tasila pun memencet tombol back satu kali. Saat sudah keluar, tidak sengaja Ia melihat beranda Instagramnya dan menemukan postingan Kean di sana. Ia dan Kean memang sudah saling follow sejak mereka akrab, Kean yang mem-follownya duluan lalu Tasila pun berinisiatif untuk mem-follbacknya.
Tasila pun menghentikan jarinya di sana. Ia memandangi foto laki-laki itu, Tasila rasa foto itu diambil pada saat Kean masih di Sydney.
Di bawah foto tersebut terdapat caption. “I wish I could bring the person I love to this place"
Tasila mengatupkan bibirnya. Entah kenapa rasa sesak itu kini kembali.
"Astagfirullah hala'dzim. Aku kenapa si?" Tasila pun membalik handphonenya dan meletakkannya ke atas kasur dengan raut frustasi.
"Kean itu udah ada planning buat perempuan yang dicintainya, aku gak boleh ngerusak rencananya. Lagian, mana mungkin Kean suka sama janda. Kamu ngarep apa si La? Enggak mungkin, kan kamu suka sama dia? Ini pasti cuma perasaan nyaman aja karena selama ini cuma dia yang selalu ada buat aku. Tapi itu cuma wasiat aja gak lebih, Kean ngelakuin itu atas perintah dari almarhum Mas Gezze. Astagfirullah hala'dzim." Tasila mengusap wajahnya kasar.
Tok... Tok...
"Assalamu'alaikum Nya."
"Wa'alaikumsalam. Masuk Bi."
Clek...
"Ditunggu Den Kean di depan Nya. Ada yang mau Den Kean omongin sama Nyonya."
"Iya sebentar Bi."
Tasila pun mengambil hijab instannya tak lupa ia pun mengenakan ciput terlebih dahulu. Setelahnya Ia pun turun dari atas tempat tidurnya dan keluar kamar mengikuti Bi Siti.
Di ruang tamu sana sudah ada Kean yang nampak laki-laki itu berpenampilan rapih dengan jas hitam dan sepatu PDH nya.
"Ada apa?" Tasila duduk di sofa sebrang.
Kean pun menoleh mendengar suara Tasila.
"Kalo ada orang yang melamar kamu jangan diterima ya." Ujar Kean to the point.
"Ha? Emang siapa yang mau ngelamar saya?" Tasila nampak shock.
"Kamu liat nanti aja. Tolong kamu tolak ya, karena ada orang yang gak ridho soal itu. Kamu mau menanggung dosa?" Tasila menggeleng keras.
"Memang siapa yang tidak ridho?"
"Pasangannya." Celetuk Kean.
"Astagfirullah jadi maksudnya dia udah punya pasangan dan nekad mau ngelamar saya? Saya jadi istri keduanya gitu?" Pemahaman Tasila.
"Intinya jangan diterima mau setampan dan semapan apapun laki-laki itu." Tasila mengangguk serius.
"Makasih ya udah ngasih tau." Kean tersenyum tipis dan mengangguk.
"Yaudah saya berangkat kerja dulu. Kalo dia dateng telpon saya, oke?" Keukeh Kean mewanti-wanti.
"Hmm." Tasila mengangguk serius.
*****
Mondar mandir tidak jelas dengan rasa khawatir yang mendalam. Ia benar-benar kepikiran dengan apa yang dikatakan Kean tadi pagi. Sebenarnya siapa si yang ingin melamarnya itu? Perasaan dari pagi hingga malam ini tidak ada orang yang datang bertamu.
"Apa mungkin gak jadi ya? Syukur deh kalo gak jadi." Tasila menghela nafas legah.
Tin... Tin...
Tubuh Tasila refleks mengejut. Ia pun mengintip dari balik tirai, ternyata ada 2 buah mobil yang tak Ia kenal masuk ke halaman rumahnya dengan pengawasan para bodyguard rumahnya.
Ia seperti tidak asing dengan mobil yang di belakang karena mobil itu terdapat merek perusahaan pada bodinya.
"RRF 32? Itu kan...."
Tasila pun buru-buru menghubungi Kean karena hari ini laki-laki itu tidak ke pavilun.
semoga kebahgiaan menghampiri kalian .
mooga bisa nerima kean.. sila..
mau liat bucin nya mereka lgi.