Sebagai anak perempuan pertama di keluarga Ricardo, Alana selalu dituntut untuk segera menikah karena kedua adiknya yang belum menikah sama-sama sudah memiliki calon pendamping.
Begitu pun dengan Sky, sebagai putra satu-satunya di keluarga Dwight ia dituntut untuk segera menikah dan memiliki seorang penerus.
Bagaimana jadinya jika kedua insan yang sama-sama pernah terluka karena cinta itu membuat kesepakatan untuk menikah selama 99 hari. Akankah cinta datang diantara mereka? Atau pernikahan mereka akan berakhir sesuai kesepakatan.
Jangan lupa Follow.
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 1
Dentuman suara musik di sebuah Club malam begitu memekakkan telinga bagi siapa saja yang mendengar, namun tidak dengan para pengunjung club tersebut yang justru menikmati setiap hentakan musik yang dimainkan oleh seorang Disc jockey.
"Nona Anda sudah sangat mabuk." Ucap Bartender pada wanita yang berwajah cantik berambut panjang.
Alana menggelengkan kepalanya sembari menyodorkan gelas sloki dari tangannya. "Cepat isi lagi!" Ia ingin menghabiskan malam ini untuk bersenang-senang setelah rentetan peristiwa yang menimpanya. Jujur Alana merasa lelah dengan semua yang terjadi terlebih pada kehidupan percintaannya.
Bartender tersebut tampak bergeming, tidak mau memberikan apa yang diminta wanita tersebut. Wanita yang tampak menyedihkan karena sejak datang tadi dia hanya diam dengan sesekali menyeka air matanya.
"Cepat isi!" bentak Alana.
Bartender tersebut tetap diam tak menggubrisnya. Membuat Alana semakin kesal dan memilih pergi dari Club tersebut setelah membayar semua tagihannya.
"Ingin bersenang-senang saja tidak bisa." Gerutu Alana sambil berjalan dengan sempoyongan sampai menabrak seseorang yang berdiri di depannya. "Maaf aku tidak sengaja."
Pria yang ditabrak itu menatap sekilas pada wanita yang terlihat berantakan dengan rambut panjang yang menutup sebagian wajahnya, lalu kembali fokus menunggu supir pribadinya.
"Ck, sombong sekali." Gerutu Alana sambil melangkahkan kakinya tanpa menatap ada mobil yang berjalan kearahnya.
"Awas!" Dengan cepat pria itu menarik wanita tersebut yang hampir tertabrak. "Nona kau bisa membahayakan dirimu sendiri." Bentaknya sambil menatap wanita yang ada di pelukannya dengan terkejut. "Kau! Kau Al..." Sky mencoba mengingat nama sepupu Baby Arbeto.
Ya, pria yang ditabrak Alana adalah Sky Dwight. Pria yang selalu gagal memikat para wanita dari keluarga besar Arbeto dan keturunannya.
"Namaku A-la-na." Sahut Alana sambil mengeja namanya sendiri.
"Ya, Alana." Sky tersenyum.
"Kau sendiri siapa?" Alana mendorong dada bidang pria yang memeluknya.
"Sky, apa kau tidak ingat kita pernah dikenalkan oleh Baby."
Alana menggelengkan kepalanya, mencoba mengingat namun tidak bisa karena kepalanya yang terasa berat. "Baiklah Tuan Sky, sampai bertemu lagi." Alana kembali berjalan meskipun untuk berdiri saja dia sudah tidak sanggup sampai hampir terjatuh.
Sky dengan sigap kembali menahan tubuh Alana. Melihat wanita itu yang begitu mabuk membuatnya tidak tega membiarkan pulang sendiri.
"Biar aku antar kau pulang." Ucapnya sambil memapah Alana menuju mobilnya yang kebetulan sekali sudah sampai ditempat.
Dengan dibantu supirnya, Sky pun membawa Alana masuk ke dalam mobil.
"Tuan kita mau kemana?" Tanya supir yang mengendarai mobilnya.
Sky menatap Alana yang sudah tertidur dengan pulas di sampingnya. Kini ia bingung harus membawa Alana kemana, karena tidak tahu tempat tinggal wanita itu. Ingin menghubungi Baby untuk menanyakan alamat Alana tidak mungkin dilakukannya, mengingat hubungan dirinya dengan Agam Mateo yang sempat buruk.
"Kita ke hotel Internasional." putus Sky pada akhirnya.
"Baik Tuan."
Mobil mewah berwarna hitam itu pun melaju membelah jalanan Jakarta dengan kecepatan tinggi, hingga akhirnya mobil yang ditumpangi mereka sampai di hotel yang dituju.
Dengan susah payah Sky berjalan membawa Alana ke dalam kamar hotel, sampai akhir ia bisa bernapas dengan lega setelah berhasil membaringkan tubuh Alana ke atas tempat tidur.
"Beristirahatlah di sini. Aku pulang." Langkah Sky terhenti saat tangannya di genggam dengan erat.
"Jangan pergi!" pinta Alana. Menatap penuh harap pada pria itu. "Tetaplah disini."