Axelo kembali ke masa lalu untuk memperbaiki semua kesalahan pada istrinya, tapi semua tidak mudah karena....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atika Azizah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh dua
"Zura" panggil Freya.
"Ya kak" jawab Azura, mendekat pada Freya.
"Begini kakak ada urusan hari ini dan hari ini juga ada meeting dengan beberapa Klein. Kakak minta tolong sama kamu buat wakilkan kakak di meeting yah" jelas Freya.
"Gampang kak, serahin aja sama Zura" jawab Azura menyanggupi permintaan Freya.
"Baiklah, kamu siap-siap gih, meeting nya satu jam lagi" ucap Freya. Azura mengangguk lalu pergi ke kamarnya untuk siap-siap.
Arzuna turun dari kamarnya dan duduk dekat dengan Freya "Kak apa ada masalah?" tanya Arzuna.
Freya menoleh "Tidak masalah, hari ini kalian tidak perlu sekolah saja" ucap Freya.
Arzuna menatap datar Freya "Kak ini udah jam 8, sekolah udah tutup kali" ucap Arzuna malas. Freya terkekeh "Kamu ini Zuna tidak bisa di ajak bercanda yah" ucap Freya mengusap rambut Arzuna.
"Kakak mau ke markas kan?" tanya Arzuna.
"Yah, kenapa?" jawab Freya.
"Ikut yah kak, Zuna bosen kalau di rumah aja" ucap Zuna dengan memelas.
"Okey"
"Yes"
........
Azura kini sudah ada di tempat meeting, bukan di perusahaan Freya melainkan di sebuah restaurant. Tenang saja mereka menyewa ruang VVIP untuk membahas kerja sama. Meeting di mulai dan semua mendengarkan dengan baik penjelasan Azura. Dua orang pria menatap Azura dengan lamat dan Azura mengetahui hal itu tentunya.
Satu jam setengah sudah mereka membahas kerja sama, keuntungan serta prediksi apa yang akan terjadi nanti di pasar. "Nona Azura anda memang masih muda, tapi anda berhasil menarik kami, luar biasa semoga kerja sama kita langgeng" ucap salah satu Klein nya.
"Terimakasih, ya semoga saja" ucap Azura.
"Kalau begitu saya permisi terlebih dahulu, karena masih ada urusan di kantor" pamitnya.
"Ya, senang bekerja sama dengan anda" Azura berjabat tangan dengan nya lalu pria itu pergi. Tersisa tiga orang di ruang VVIP itu.
Pria yang lebih muda pun berdiri "Selamat, kamu sangat menarik" ucapnya lalu berjabat tangan namun bibir nya membisikan sesuatu pada telinga Azura "Dan jika ada yang menarik di mata ku, itu akan menjadi milik ku, mulai sekarang kamu milik ku baby" bisik nya membuat telinga Azura bergidik.
Pria itu melepaskan genggamannya lalu pergi dari sana 'Gila' batin Azura.
"Azura" panggil pria yang masih ada di sana.
"Ya tuan Caesang" jawab Azura.
Benar salah satu Klein Freya adalah Argantara Caesang, ayah kandung Azura.
Argan merasa sakit saat putrinya memanggilnya tuan bukan daddy seperti dulu. "Nak, kamu lupa hm?, ini daddy sayang" ucap Argan.
"Maaf tuan sepertinya anda kelelahan, makanya anda berucap seperti itu" ucap Azura, bohong jika ia tidak mengingat Argan.
Argan menggeleng "Gak sayang, daddy tahu kalau kamu adalah putri daddy, putri bungsu daddy yang hilang" ucap Argan.
"Tuan Caesang anda berbicara apa, jangan membual putri bungsu anda bernama Bellana bukan saya" ucap Azura.
"Lagi pula orang tua saya sudah lama tiada, anda lupa nama saya? Baiklah lebih baik kita perkenalan kembali, nama saya Azura Nathalia Xavier bukan Azura Caesang" lanjut Azura lalu pergi meninggalkan Argan yang termenung di dalam.
Bohong jika Azura tidak merindukan Argan, dia sangat merindukan mereka tapi saat memikirkan mereka Azura akan teringat dengan luka yang di torehkan oleh mereka. Azura menangis di dalam mobil entah takdir apa dia harus bertemu dengan daddy, setelah dia melupakan semuanya. Kenapa harus sekarang?, kenapa harus bertemu? Belum cukup kah dia bertemu dengan Bella yang selalu mencari gara-gara dengan dirinya?. Sekarang di tambah dengan Argan.
Lain halnya dengan Arzuna dia sedang berada di taman bersama Sean, masih ingat Sean anak dari Freya dan Rayner. Harusnya Arzuna berada di markas sekarang tapi Sean dan Shea sudah pulang, dan Sean memaksa Arzuna untuk menemainya bermain di taman kota, sedangkan Shea dia sedang tidur karena mereka baru sampai dari negri paman sam.
"Bang, Sean mau es krim dong" pinta Sean.
"Hah~ kamu ini, apa gak lelah hm?, kamu baru saja sampai" keluh Arzuna.
Sean hanya cengengesan tidak jelas, "Ayolah bang beliin es krim" rengek Sean.
"Iya" dengan setengah hati Arzuna berdiri "Kamu jangan kemana-mana, awas aja kalau abang kembali kamu gak ada di tempat" ucap Arzuna.
Dengan patuh Sean menunggu Arzuna dia tidak ingin merepotkan abangnya tuh, eh maksudnya paman nya hehe.
"Hai dek, kok sendirian?" Sean mendongak saat mendengar suara seseorang.
"Siapa?" tanya Sean dingin.
Orang itu terkekeh lalu ikut duduk bersama Sean, Sean sedikit menggeser tubuhnya dan waspada bagaimana jika orang ini adalah penculik atau musuh daddy nya, wah bisa bahaya tah.
"Jangan takut gitu om orang baik kok" ucap orang itu yang menyadari jika Sean tegang dan waspada.
"Hm" guman Sean.
"Nama kamu siapa? Kenapa sendirian?" tanya ulang orang itu.
"Sean, nunggu" jawab singkat Sean. Orang itu tercengang dengan respon singkat Sean dia tidak percaya anak yang baru berusia sekitar enam tahun ini berbicara dingin.
"Om temenin sampai orang yang kamu tunggu itu datang" ucap orang itu.
"Hm"
"Oh yah nama om Mahesa Dirgantara, salam kenal yah" ucap Mahesa.
Sean memperhatikan Mahesa dari atas sampai bawah membuat Mahesa heran "Kenapa?" tanya Mahesa.
"Dokter?" tanya Sean.
Mahesa tersenyum tipis "Iya, saya dokter" jawab Mahesa.
"Oh" jawab Sean.
Mahesa berusaha untuk mencairkan suasana, dan yah berhasil Mahesa bisa membuat Sean nyaman dengan dirinya "Jadi Sean punya satu adik dan dua kakak?" tanya Mahesa.
"Enggak, Sean tuh anak sulung, kakak yang Sean maksud tuh om sama tante tapi umur mereka masih muda, masih sekolah jadi Sean manggilnya abang sama kakak" jelas Sean.
"Oh, pasti seru kan?" tanya Mahesa.
"Seru banget apa lagi bisa jailin abang sama kakak hahha" ucap Sean tertawa.
Mahesa pun ikut tertawa tapi tak lama raut wajahnya menjadi sedih, "Om kenapa sedih?" tanya Sean.
"Gak papa, om liat kamu jadi ke ingat ade kembar om" jawab Mahesa.
"Emang adik om kemana?" tanya Sean menatap Mahesa polos.
"Kamu lucu banget sii" ucap Mahesa mengalihkan pembicaraan.
"Sean tuh ganteng bukan lucu" ucap Sean tidak terima dan mengempotkan bibirnya.
"SEAN ANAK SETAN GUE NYARI-NYARI LO" teriakan dari belakang mereka. Benar Mahesa tadi membawa Sean ke tempat dekat jajanan di taman melupakan Arzuna.
Sean meringis saat suara teriakan itu terdengar "Gue kan bilang jangan kemana-mana, kalau lo hilang gue habis di tangan bokap lo" ucap Arzuna menatap tajam Sean.
Sean menunduk "Maaf bang" ucap Sean. Karena tak tahan akhirnya Mahesa pun angkat bicara "Maaf, tapi ini bukan salah Sean, saya yang bawa Sean pindah ke sini, soalnya tadi saya liat Sean duduk sendirian" jelas Mahesa.
Arzuna menatap wajah Mahesa "Ya" ucap Arzuna.
Saat akan kembali berbicara telpon Arzuna berbunyi. "Tunggu dulu abang angkat telpon dulu" ucapnya.
"Dia...abang kamu?" tanya Mahesa pada Sean.
"Iya dia om Sean lebih tepatnya" jawab Sean.
"Siapa namanya?"
"Bang Arzuna"
Deg
Mahesa membeku saat Sean menjawab pertanyaannya. Arzuna kembali setelah menerima telpon itu "Sean pulang, Shea nyariin" ucap Arzuna menggandeng tangan kecil Sean.
"Tunggu" ucap Mahesa menahan pundak Arzuna.
Arzuna dan Sean berbalik "Apa?" tanya Arzuna.
"Kamu...."
Tbc...
Smngttt....🌹🌹🌹
ada jg yg bkl saingan sm axel....jd biarin aja dia brjuang,tnggal nnti dkung kputusan azura dia bkln mlih spa....sbg kk' sm shbtnya,yg pnting sllu dkung dia apa pun yg trjdi....ok....