Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.
Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TES DNA
"Jadi Anda ingin tes DNA?" tanya dokter Lily ulang.
"Benar, Dok. Saya ingin melakukan tes DNA pada janin yang dikandung, Marissa. Saya ingin secepatnya itu dilakukan," kata Giorgio pada dokter yang menatapnya dengan tatapan yang entah.
Namun Giorgio tidak terlalu memikirkan pandangan dokter itu akan seperti apa padanya nanti. Keinginannya hanya satu, ingin secepatnya mengetahui kebenaran tentang bayi yang dikandung Marissa itu adalah benar bukan anaknya.
Ya, Gio begitu panggilan kesayangan dari orang yang dekat dengannya begitu yakin jika anak yang dikandung wanita itu bukanlah anaknya. Bagaimana mungkin ia bisa menghamili saat ia sendiri tidak bisa memiliki keturunan setelah melakukan vasektomi beberapa tahun yang lalu.
Ia yakin jika bayi yang dikandung wanita itu adalah anak dari pria lain. Namun ia pun tidak memungkiri jika Marissa tidak pernah pergi keluyuran tanpa sepengetahuan darinya. Bahkan ia telah memasang GPS di ponsel milik wanitanya itu. Terlebih dengan beberapa mata-mata yang ia pekerjakan untuk memantau kegiatan wanita itu selama bepergian di luar rumah termasuk pada saat wanita itu bekerja.
Ada dua pria yang ia sinyalir ayah dari anak yang sedang berkembang di rahim wanita itu. Dimi dan pria yang ia lihat saat di restoran beberapa bulan yang lalu. Kecil kemungkinan jika anak yang dikandung Marissa adalah anak pria yang di restoran, sebab selama hampir sebulan belakangan ini pria yang bernama Lexy itu dinas ke luar kota hingga saat ini.
Dan kini tinggal tersisa satu pria yang bernama Dimi. Pria terakhir yang besar kemungkinan adalah ayah dari bayi Marissa karena intensitas bertemu keduanya terbilang hampir setiap hari mulai dari pagi hingga terkadang malam hari jika mereka sedang lembur.
Pikiran-pikiran negatif terus menghantui Giorgio hingga pada saat Marissa meminta untuk ditemani ke rumah sakit ide itu terlintas begitu saja. Hingga seperti saat ini Giorgio memberanikan diri untuk bertanya langsung pada dokter karena sejujurnya ia begitu tersiksa setiap kali melihat wajah cantik Marissa.
Di saat ia begitu merindu dan ingin menyentuh wanitanya, sekelebat bayangan percintaan panas Marissa dengan pria lain terlintas begitu saja di depan matanya hingga membuatnya tersadar. Oleh karena itu, sebisa mungkin ia menghindari interaksi dengan Marissa walaupun hatinya harus terluka dan tersiksa karena tidak dapat mendekap dan mencium aroma tubuh wanitanya itu.
Jika mungkin Giorgio tidak benar-benar mencintai Marissa, mungkin ia akan dengan suka rela melepasnya pergi menjauh dari hidupnya. Namun ini berbeda karena Giorgio sangat mencintainya hingga ia tidak rela jika harus melepas wanita itu pergi dari hidupnya, namun ia pun masih tidak bisa memaafkan karena sudah mengkhianati cintanya.
Antara cinta dan benci menjadi satu kesatuan yang membuatnya mengambil sikap dan memilih menghindar untuk waktu yang dia sendiri tidak tahu akan sampai kapan.
*
*
"Hem, bisa, Pak tapi …."
Giorgio menaikkan satu alis saat mendengar jawaban sang dokter yang menggantung.
"Tapi apa? Bisakah, Dokter menjelaskan dengan jelas?" ucap Giorgio tidak sabar.
"Baiklah, saya akan menjelaskannya dengan penjelasan yang lebih sederhana. Pemeriksaan Deoxyribonucleic Acid atau biasa disebut pemeriksaan DNA dapat dilakukan oleh ibu hamil mulai dari usia 10 - 12 Minggu kehamilan dan dibutuhkan waktu sekitar 14 hari untuk bisa mengetahui hasilnya dengan tingkat keakuratan bisa mencapai 100 persen.
"Ada tiga metode tes DNA yang bisa kita lakukan selama kehamilan, yakni NIPT (pemeriksaan darah), CVS (pemeriksaan jaringan bakal plasenta), dan yang terakhir adalah amniocentesis (pemeriksaan air ketuban). Namun, perlu diperhatikan juga bahwa tes ini memiliki risiko yang menyebabkan sang ibu bisa mengalami keguguran," sambung Dokter Lily.
"Jadi dengan kata lain, pemeriksaan tes DNA tidak bisa dilakukan saat bayi masih di dalam kandungan?" tanya Giorgio.
"Seperti yang tadi saya jelaskan. Sebenarnya bisa dan kita bisa memilih salah satu dari 3 metode tadi, namun setiap metode memiliki resiko masing-masing. Namun metode paling aman dilakukan adalah menunggu bayi lahir kedua dunia. Selain lebih aman, metode ini pun lebih mudah dan cepat karena hanya dengan menggunakan sampel darah saja, baik dari anak maupun ayah biologis anak itu dan hasilnya bisa keluar dalam waktu kurang lebih 72 jam paling lama," pungkas sang dokter menjelaskan.
Giorgio tampak kecewa mendengar penjelasan dokter Lily. Padahal ia benar-benar berharap jika ia bisa dengan cepat mengetahui tentang siapa ayah dari anak yang dikandung Marissa.
"Baiklah, Dok. Terima kasih atas waktu dan penjelasannya. Selamat siang," pamit Giorgio kemudian keluar dari ruangan dokter.
*
*
"Sudah selesai?"
Suara bariton dari pria itu membuat wanita yang sedang menunggu di depan apotik itu tersentak.
"Gio.. kau dari mana saja? Aku menunggumu sejak tadi."
Marissa tetap mengulas senyum indah di wajahnya.
"Itu bukan urusanmu, aku mau kemana pun kau tidak perlu tahu!" Sentak Giorgio menjawab pertanyaan Marissa dengan ketus.
"Ya sudah, ayo kita pulang!" Ajak Marissa kemudian beranjak dari tempat duduknya dan berjalan lebih dulu di depan pria itu dan meninggalkan Giorgio yang terpaku dengan sikap aneh Marissa.
Marissa tampak diam saja sambil melihat ke arah luar jendela. Bahkan wanita itu pun tidak membahas soal mobil yang bisa tiba-tiba berganti dari mobil BMW X5 seri menjadi mobil Ferrari GTC Lusso hitam dan kenapa Giorgio yang mengendarai mobil itu sendiri padahal sebelumnya pria itu ingin diantar oleh sopir.
Giorgio merasakan perubahan dari sikap wanita itu sejak ia menghampiri Marissa di apotik tadi. Dan entah mengapa dia begitu kesal dengan sikap Marissa yang tiba-tiba berubah dan mendiamkannya.
"Itu bukan urusanku, terserah dia mau senang atau sedih sekalipun aku tak peduli." Batin Giorgio seraya melirik ke arah Marissa.
Tidak ada yang bicara satupun di dalam mobil. Giorgio fokus menyetir, sedang Marissa tampak merenung memikirkan tentang yang dilihat dan didengarnya tadi.
"Apakah ia benar-benar tidak percaya jika anak yang kukandung ini adalah anaknya? Hingga dia ingin melakukan tes DNA pada bayiku?" batin Marissa.
Ia mengingat jelas pembicaraan Giorgio dengan dokter Lily tadi saat sedang mencari keberadaan pria itu.
Rasa sesak dan nyeri bersamaan dirasakan saat melihat pria yang begitu dicintainya itu begitu kekeh menolak kehadiran anak yang dikandungnya.
"Bagaimana caraku untuk meyakinkan, Gio jika anak yang aku kandung ini adalah benar anaknya, buah cinta kami," batinnya bermonolog.
"Hei! Sampai kapan kau mau melamun begitu, hah! Apa kau ingin tinggal di dalam mobil? Cepat keluar! Waktuku terlalu berharga ku buang untuk sekedar sibuk mengurusimu," lontar pria itu dengan sarkas lalu menutup pintu mobil dengan keras.
Marissa yang tidak mendengar ucapan Giorgio karena terlalu fokus memikirkan percakapan kedua orang itu tadi.
"Ah, i-iya maaf," kata wanita itu setelah sepenuhnya tersadar. Namun sayang, pria itu sudah keluar lebih dulu dari mobil.
BRAKK!!
Seketika netra biru wanita itu tertutup saat ia tersentak dengan dentuman suara keras pintu yang ditutup oleh Giorgio. Tanpa ia sadari, setitik air matanya menetes dan membasahi pipi mulusnya.
"Kamu harus kuat, Marissa. Kamu harus kuat demi anakmu!" Marissa bermonolog memberikan semangat pada dirinya sendiri jika ia kuat dan pasti bisa melewati semuanya dengan baik.
TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼