Suamiku Menikahiku Lagi

Tanpa sepengetahuan siapapun, Soni yang sudah sampai di kota yang sama dengan Miko dan Kyara diam-diam mencari tahu di mana mereka berdua menginap dan bermalam selama beberapa hari ini. Setelah mendapatkan informasi dari anak buahnya yang sengaja dia perintahkan untuk mencari tahu di hotel mana Miko dan istrinya menginap, Soni pun segera bergegas untuk menyewa salah satu kamar di hotel itu dilantai yang sama.

Di depan pintu masuk hotel, Soni menghentikan langkahnya, menatap ke dalam dengan tatapan mengerikan.

"Kali ini Aku tidak akan melepaskan kalian lagi, kalian salah kalau mengira Aku adalah musuh yang mudah untuk dikalahkan oleh bocah ingusan seperti kalian! Miko, Kamu sama sekali tidak tau tentang kakak tirimu ini. Semua orang bahkan tidak tau kalau dalam diriku tidak pernah mengalir darah keluarga Aditama." Soni tersenyum menyeringai dengan begitu mengerikan setelah mengucapkan kalimat itu, tatapan matanya juga terlihat begitu tajam, menatap lurus ke depan, seolah sosok Miko dan Kyara ada di depan matanya saat ini.

Tanpa menunggu lama lagi, Soni pun segera masuk ke dalam dan mengambil kunci kamar di resepsionis yang sudah dia pesan tadi diperjalanan secara online. Soni berjalan menuju lift, ingin naik ke kamarnya. Saat Soni masuk ke dalam lift, lift sebelah pun terbuka. Dari lift sebelah keluarlah Miko dan Kyara. Mereka tidak sengaja melihat Soni menutup lift.

Miko dan Kyara terkejut melihat kedatangan mendadak Soni, dihari mereka ingin pulang.

"Sayang, kenapa tiba-tiba Om Soni datang ke kota ini dan menginap di hotel yang sama dengan kita?" Kyara menatap wajah suaminya dengan penuh tanya, seolah sedang menebak-nebak apa yang menjadi tujuan ayah dari mantan kekasihnya itu datang ke tempat yang sama dengan mereka.

"Entahlah, Sayang. Aku merasa kalau kedatangannya ke sini bukanlah suatu pertanda yang baik untuk Kita. Dia pasti mencari Leon, karena Leon tidak bisa dihubungi. Dia sudah menyadari bahwa orang suruhannya itu tidak lagi memberinya kabar dan juga tidak bisa dihubungi, karena itu dia datang ke sini untuk memastikannya sendiri," ucap Miko.

"Benar juga, lalu sekarang kita harus bagaimana, Sayang? Bagaimana kalau dia memang merencanakan sesuatu untuk?" sahut Kyara dengan ekspresi wajah yang terlihat begitu ketakutan, kilas-kilas kejadian kehidupan di masa lalu yang membuat mereka terpaksa harus berpisah dengan cara kematian yang tragis membuat Kyara benar-benar tidak bisa tenang.

"Kita tidak tahu seberapa kejam pria itu sebenarnya, Suamiku! Dia saja bisa membunuh ibuku dengan begitu sadis tanpa ketahuan selama bertahun-tahun lamanya, pasti bukan hal yang sulit untuk Om Soni membunuh kita dan membuat dunia tidak pernah mengetahui kematian kita," lanjut Kyara, ketakutan yang dia rasakan itu semakin besar setiap saat, seolah kematian dan kehidupan hanya terhalang oleh sebuah kaca tipis yang ada di depannya.

"Di kehidupan sebelumnya, Aku mati oleh Juan dan Mulan yang mencambuk tubuhku sampai mati, lalu di kehidupan yang sekarang, akankah pembunuh kami adalah Om Soni? Secara, dialah dalang semua nasib buruk yang kami alami dimasa lalu," batin Kyara bertanya-tanya.

"Kamu tidak perlu khawatir, Sayang! Aku akan melindungimu dengan nyawaku sendiri, Aku akan melakukan yang terbaik agar Kamu bisa selamat dan Kita bisa menjalani kehidupan selanjutnya dengan penuh kebahagiaan. Tidak akan ku biarkan pria itu menyentuhmu dan melukaimu, dia boleh menyakitiku, tapi dia tidak boleh menyakitimu meski hanya seujung kuku!"

Miko mengelus kepala Kyara dan membelai wajah wanitanya itu dengan penuh kasih sayang, di dalam sorot matanya pun terdapat keseriusan yang begitu dalam.

"Nasib Kyara sudah berhasil ku tukar, tinggal nasibku yang belum. Semoga semua baik-baik saja. Aku pernah gagal melindungimu dari kematian di kehidupan sebelumnya, Istriku. Tetapi di kehidupan yang kedua ini Aku berjanji tidak akan gagal lagi, tidak peduli dengan semua hal yang menjadi taruhannya, termasuk nyawaku sendiri!"

Sejujurnya Miko juga merasakan ketakutan yang sama dengan Kyara, hanya saja dia terus meyakinkan diri kalau untuk bisa menahan ketakutan itu agar Kyara tidak semakin merasa ketakutan.

"Terima kasih, Suamiku." Kyara menatap kedua bola mata Miko dengan penuh cinta, merasa bersyukur Tuhan telah memberikan kesempatan kedua untuk mereka menjalani kisah cinta mereka sampai sejauh ini.

"Sayang, sebaiknya untuk sekarang ini Kita berpura-pura tidak tahu saja dengan apa yang menjadi tujuan Soni datang ke sini. Itu jauh lebih aman," saran Miko yang seketika langsung mendapat anggukan kepala dari Kyara.

"Ya, Sayang! Aku pun juga berpikir demikian, jika kita langsung menunjukkan kepada musuh kalau Kita mengetahui maksud dan tujuannya datang ke sini maka Kita tidak akan punya kesempatan untuk menyusun strategi penyerangan dan mengalahkan dia," sahut Kyara.

"Kalau begitu, Aku akan menyusun rencana hari ini. Kita tidak jadi pulang hari ini. Bagaimana Sayang?" usul Miko.

"Rencana apa?" tanya Kyara penasaran.

"Nanti Kamu juga tau," jawab Miko dengan yakin.

Sementara itu di dalam kamar, Soni sendiri mulai menjalankan rencananya untuk mencari Leon yang sudah beberapa waktu terakhir tidak bisa dihubungi, bahkan nomor ponselnya saja tidak aktif sejak kemarin.

"Sialan, sepertinya dugaanku tentang Leon yang sudah tertangkap Miko memang benar adanya." Soni menggeram marah dengan apa yang dia pikirkan saat ini. Naluri jiwa psikopat Soni sudah meyakini bahwa Leon berhasil ditangkap Miko. Tidak perlu bukti. Apalagi anak buah yang dia kerahkan tidak berhasil menemukan Leon.

"Aku menugaskan dia menjadi supir pribadi Miko. Meminta dia melaporkan semua yang mereka lakukan kepadaku dengan segera. Hebat juga Kamu, Miko, dengan cepat menyadari siapa Leon? Aku penasaran, apa Kamu bisa lolos dariku kali ini? Atau Aku kirim saja Kamu menyusul ibumu, ayahmu dan ibu mertuamu?"

Soni senang dengan rencana yang dia pikirkan. Soni lalu mengambil ponsel dalam saku celananya. Menghubungi anak buahnya dan menyuruh mereka untuk menyelidiki tentang Leon lebih dalam lagi, walaupun dia sudah merasa yakin dengan dugaannya. Soni hanya ingin memastikan agar semuanya terkonfirmasi dengan benar dan bukan hanya sekedar menebak-nebak atau berpikir semata.

"Mata-matai Miko dan istrinya tanpa ketahuan! Kumpulkan semua anak buah kalian yang lain, malam ini Aku punya pekerjaan untuk kalian," titah Soni di dalam sambungan telepon.

"Baik Bos," jawab orang di seberang telepon tanpa basa-basi.

Panggilan telepon berakhir. Soni kembali duduk di atas kursi dengan perasaan cemas. Dia tidak memikirkan keselamatan dan nyawa Leon, dia hanya merasa khawatir dan takut kalau Miko sudah mengetahui bahwa dirinya lah dalang utama dibalik kematian Rani Aditama, Sandriana dan Rinto Aditama. Jika benar Miko ataupun Kyara tahu semua. Maka Soni harus segera mengambil tindakan. Rahasia yang sudah dia sembunyikan selama ini, tidak akan Soni biarkan terkuak dengan mudah.