Pernikahan Pewaris Tunggal

Hari semakin malam, acara pertunangan dan makan malamnya telah usai kini keluarga Zeen pamit untuk pulang.

"Zaf, kami pamit untuk dulu ya..." pamit Zeen kepada tuan Zafano.

"Baik Zeen, makasih atas kedatangannya. Kapan - kapan kalau ada waktu main saja ke sini, ajak juga putrimu...." Ujar Zafano.

Zeen pun menghampiri Anna yang sangat serius mengobrol dengan Ryan. "Anna kamu salam dulu ke tuan Zafano dengan yang lainnya jangan lupa Darren juga..." ujar Zeen.

Anna pun menatap pada Darren, males sekali ia berpamitan dengan pria itu.

Dengan ekspresi wajah terpaksa anna pamitan dengan kedua orang tua Darren tidak lupa juga nenek Ayse..Dan terakhir Darren.

Malas sekali dirinya berpapasan dengan Darren.. lihatlah sekarang pria itu pun tidak mau menatap nya sekalipun.

Anna menarik lengan Darren kasar, lalu mencium tangan pria itu. Saat ini, Anna ingin sekali berlari ke dalam kamar mandi untuk memuntahkan isi cairan dalam perutnya.

Setelah semua tamu sudah benar- benar telah pergi, kini tinggallah keluarga Zafano.

"Pa, ma nek semuanya Darren ke kamar dulu..." pamit Darren.

"ya udah, kamu istirahat besok kan mau sekolah..." Sebelum Darren pergi Delia mencium kening putranya.

"Jangan sampai mimpiin Anna....ntar gak tahan pengen cepet cepet nikah sama Anna." Darren pun memasang wajah masamnya.

"ya udah Darren ke kamar dulu..." pria itu pun memutuskan kembali ke dalam kamarnya dengan perasaan kesal terhadap neneknya.

.....

Anna hanya terdiam, menatap pemandangan malam hari kebiasaan dirinya jika di penuhi banyak kesedihan dalam hidupnya.

"Anna.."

"Ayah..." Zeen pun duduk di samping putrinya, ikut menatap pemandangan dari balkon.

"Ayah kok belum tidur jam segini...?" tanya Anna mencari celah agar pembicaraannya tidak terlalu terarah ke perjodohan.

"Ayah tidak bisa tidur, karena anak ayah akan meninggalkan ayahnya pergi..." Anna menatap ayahnya terdapat kerutan di dahinya.

"Tapi kenapa ayah menyuruhku menikah jika ayah tidak mau kehilangan Anna." tanya Anna.

"Kamu tahu kakekmu pasti senang disana, jika cucunya bisa menikah dengan cucu dari anak temannya.... ayah cuma mau menepati janji kakekmu."

"Apa benar, kakek bahagia di sana."

"Hemmm... kakekmu pasti bahagia." Anna memeluk ayahnya terisak menangis.

"Hey anak ayah kenapa menangis hemm...?" Zeen mengelus lembut pipi putrinya.

"Ayah, jika Anna menikah nanti jangan pernah lupain Anna... Anna akan selalu rindu ayah, mama juga adek... Anna sayang kalian... Anna gak mau pisah sama kalian...." tangis gadis itu semakin pecah.

"sudah sayang jangan nangis lagi... kalau anak ayah nangis ntar cantiknya hilang.." tangannya bergerak menghapus air mata Anna lalu memeluk putrinya ke dalam dekapannya. "Ayah tidak akan pernah melupakanmu karena kamu putri ayah yang cantik..." mengecup dahi Anna.

"Maafin ayah Anna, maaf... jika kamu mendapat kenyataan siapa kamu sebenarnya apa kamu akan membenci ayahmu ini..." batin Zeen. "nak, ayah cuma kamu mengerti apa arti kehidupan.. sebenarnya."

.....

Ratna sibuk memasak di dapur, pagi ini ia berencana akan membuatkan putrinya bekal makan siang Anna di sekolah. Baru saja Anna akan keluar dari kamarnya, gadis itu terlihat berlari keluar dengan menenteng sepatunya.

"Anna-"

"Mama aku harus segera pergi ke sekolah ini sudah hampir telat.." Anna menyalami tangan mamanya sebelum pergi, lalu mengecup pipi mamanya.

"Anna ini bekalmu mama-" belum saja Ratna mengejar putrinya sampai depan pintu pagar gadis itu sudah menaiki ojek yang lewat depan rumahnya. Sepedanya saja tidak sempat ia bawa ke sekolah karena dirinya sudah telat.

"Lain kali saja aku buatkan." Ratna hanya bisa memandangi bekal makan yang ia buat dengan rasa sedih.

•

•

Jangan lupa like jempolnya dan dukung terus karya aku sekian terima kasih banyak 🌼