Siapa yang menyangka jika bryan memiliki papa seorang pengusaha.
setelah meninggalnya ibu yang dia sayangi bryan bersama sahabat yang seperti saudara ke kota mengadu nasib dan kisah mereka akan semakin berwarna.
yuuk ikuti terus kisah bryan sang ahli waris dan selamat membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 1 (bryan)
Ciiiit... suara rem motor dan hampir saja seseorang tertabrak.
"Woy... nyebrang lihat lihat dong." kata pemuda yang naik motor dengan panik karena hampir saja dia menabrak seseorang.
"Maaf." kata cewek berkuncir memakai masker menutupi wajahnya
"Sial aku jadi telat." kata pemuda itu yang langsung melesatkan motornya menuju pakiran sekolahnya.
Benar saja guru matematika yang terlihat garang sudah berada di pintu depan kelas akan masuk ke kelas bryan dan dia jalan di belakang guru adam.
Bryan langsung mengendap tanpa suara duduk di bangkunya tanpa di ketahui oleh pak adam.
Teman teman bryan hanya diam melihat tingkah bryan karena sudah terbiasa melihat hal seperti itu.
Memang bryan sering terlambat karena bekerja di sebuah kafe dan semua teman kelas bryan tahu tentang itu.
"Pulang jam berapa semalam.?" tanya doni teman bryan
"Jam dua belas dan sampai rumah jam satu, aku tidur jam dua karena ibu terbangun jadi aku menemaninya sebentar. " kata bryan malas
Memang bryan tinggal bersama ibunya yang sedang sakit sakitan dan bryan merawatnya sendiri karena memang dia hanya hidup berdua bersama ibunya.
Pelajaran matematika begitu menegangkan, guru adam yang selalu menampilkan wajah serius saat mengajar.
Murid murid pun tidak ada yang berani berisik karena pak adam akan menghukum keluar kelas dan juga menandai anak dengan nilai merah di raport jika berani berulah di pelajarannya.
Siapa yang berani mengambil risiko dengan mendapatkan nilai merah di Raport, tentu akan membuat malu itulah yang mereka fikirkan.
Setelah beberapa mata pelajaran suara bel istirahat berbunyi semua murid keluar, ada yang ke kantin dan nongkrong juga ke area lapangan karena ada murid pria yang bermain basket.
Tentu saja bryan adalah salah satunya yang suka bermain basket dan dia adalah pemain inti dari tim SMA nusantara.
Bryan memang termasuk siswa populer karena selain anak basket dia juga mempunyai paras tampan dan satu lagi dia masih jomblo alias belum satupun siswi di sekolahnya yang bisa membuatnya jatuh hati.
"Duk... bola basket mengenai siswi yang sedang berjalan menuju perpustakaan.
"Maaf." kata bryan
"Esst... sakit sekali" kata gadis yang terkena bola basket yang tidak sengaja mengenainya barusan.
selena masih memegang kepalanya karena rasa sakit, niatnya dia akan pergi ke perpustakaan untuk membaca buku malah terkena timpukkan bola basket nyasar di kepalanya.
Bryan masih berdiri di depan siswi yang terkena bolanya yang masih mengusap kepalanya.
"Mau ke UKS." kata bryan lagi
Gadis itu berdiri dan berjalan begitu saja melalui bryan memegang kepalanya yang kelihatannya sakit dan semua anak anak melihat semua itu.
"Itu sepertinya anak baru bro." kata riko menghampiri bryan mengambil bola di tangannya
"Ayo... kita lanjut lagi." kata riko
Beberapa menit kemudian bel berbunyi dan bryan juga teman temannya berhenti bermain basket, mereka masuk ke dalam kelas masing masing.
"Bryan nanti pulang sekolah aku nebeng pulang ya, motorku kemarin masuk bengkel. " kata riko
"Aku nanti langsung kerja ko, antar aku ketempat kerja nanti motorku bisa lo bawa tapi jangan lupa jemput aku pulang kerja nanti. " kata bryan
"Siiip." kata riko
Bryan dan riko adalah teman sejak sekolah dasar, kehidupan bryan riko sangat tahu dan begitu juga sebaliknya.
Pertemanan yang bertahun tahun sudah mereka jalani bersama, riko juga bukan anak orang kaya tapi orang tua riko bekerja sebagai guru SD.
Pulang sekolah riko dan bryan berboncengan,seperti kesepakatan tadi riko mengantar bryan kerja lalu membawa motor bryan pulang kerumah.
Sampai di kafe tempat bryan bekerja dia mengganti serangam sekolah dengan seragam kerjanya dan bryan terlihat sangat tampan.
Semenjak bryan bekerja di kafe ASYIK banyak pelanggan berdatangan dan omset kafe naik dan Kak Fita pemilik kafe sangat senang.
Fita tahu saat bryan melamar pekerjaan dia yakin bryan akan membawa keberuntungan karena wajah tampan yang dia miliki.
Firasat Fita tidak meleset belum sebulan dia mempekerjakan bryan keuntungan kafe naik dan diam diam Fita menganggap bryan adalah karyawan pembawa keberuntungan.
Sekarang bryan hampir setahun bekerja di kafe dan fita juga sangat senang karena bryan yang dipikirnya hanya iseng bekerja ternyata dia serius dengan pekerjaannya.
Banyak anak seusai bryan yang seharusnya bermain bersama teman temannya tapi bryan malah bekerja di kafenya.
Bryan anak pekerja keras dan fita senang bahkan sudah menganggap bryan seperti adiknya karena memang fita tidak mempunyai seorang adik dia anak tunggal.
"Bryan nanti sebelum pulang ke ruangan ku ya. " kata fita
"Baik kak." kata bryan
Bryan membersihkan meja dan lantai bersama yang lainnya karena memang sudah rutinitas setiap hari untuk membersihkan kafe sebelum pulang.
"Tok.. tok"
"Bryan duduk dulu.!" kata fita menghentikan bicaranya di telefon untuk menyuruh bryan duduk.
Setelah selesai menelfon fita menatap bryan dan membicarakan maksud nya meminta untuk menemuinya.
"Bry, sebentar lagi kamu akan lulus sekolah bagaimana rencanamu setelah lulus, mau tetap bekerja apa kuliah atau mau dua duanya.? " tanya fita
Bryan melihat bosnya lalu membuang pandangannya ke bawah, memang bryan belum tahu apa yang akan di lakukan nanti setelah lulus sekolah.
Bagi bryan, dia hanya mengikuti jalan yang sudah menjadi takdirnya, untuk bisa sekolah dan bekerja saja dia sudah sangat bersyukur.
"Kak aku belum memikirkan hal itu, kak fita tahu sendiri jika ibu membutuhkan aku untuk bersamanya." kata bryan
Fita tahu jika ibu bryan memang sering sakit sakitan dan bryan sering izin tidak bekerja.
Bagi fita bryan adalah anak yang bertanggung jawab dia seharusnya tidak memikirkan untuk mencari nafkah karena keadaan bryan harus menanggung beban yang seharusnya bukan kewajibannya.
"Ya sudah bryan kita bicarakan lagi nanti dan fokus untuk ulangan beberapa bulan lagi, kamu bisa cuti untuk mempersiapkan ujian nanti. " kata fita
"Terimakasih kak aku akan masuk kerja seperti biasa dan bisa belajar jika ada waktu, aku kan punya otak encer." kata bryan sambil tersenyum
"Aku tahu dan tidak ragu akan otakmu." kata fita tersenyum melihat bryan yang selalu optimis
"Bantu aku tutup kafe bryan" kata fita
"Siap bos " kata bryan dan mereka keluar dari ruangan fita dan menutup kafe.
Riko sudah menunggu bryan dari tadi karena dia tahu waktu pulang kerja bryan.
"Lama.?" tanya bryan
"Lumayan." kata riko
Mereka berdua berboncengan dan bryan mengantar riko pulang dahulu karena kebetulan rumah riko tidak jauh dari rumahnya.
Sampai di rumah bryan melihat kamar ibunya, bryan memastikan jika ibunya istirahat dan tidak menunggunya pulang kerja.
Di kamar bryan merebahkan tubuhnya di Kasur yang sudah dia tiduri menemani malam di setiap mimpi dalam tidurnya.