Season I : Alam Bawah [Bab 01 - 75]
Season II : Alam Menengah [Bab 76 - 125]
Season III : Alam Atas [Bab 126 - 170]
Season IV : Alam Dewa [Bab 171 - ? ]
Up 2x sehari, jam tidak menentu.
°°°
Zhang Yu, seorang pilot pesawat tempur terseret portal aneh, dan kehilangan kesadarannya.
Saat tersadar, dia sudah berada di dunia lain yang jauh berbeda dengan dunia tempat tinggalnya, dan tak lama setelah itu dia mendengar suara aneh berbicara di pikirannya.
[Aku adalah sistem yang akan membantu Tuan menjadi Dewa tertinggi, penguasa seluruh alam semesta.]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dimulainya Kompetisi
JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTARNYA. TERIMAKASIH...
°°°
Setelah berkeliling Kota Luan, Zhang Yu dan Xin Wang pergi ke tempat pendaftaran kompetisi di alun-alun kota. Mereka mendaftar sebagai peserta, sementara Zhang Lao dengan nyaman tidur di gendongan tuannya, membuatnya terlihat seperti binatang manja yang malas.
Butuh beberapa waktu untuk mendaftarkan diri sebagai peserta dan mendapatkan nomor urut peserta. Seluruh kultivator di bawah usia 50 tahun diperbolehkan ikut kompetisi, tanpa memandang ranah kekuatan mereka.
Setelah mendapatkan nomor urut peserta, Zhang Yu memutuskan kembali ke penginapan. Dia ingin sedikit meningkatkan kekuatannya sebelum dimulainya kompetisi Kekaisaran di keesokan harinya.
°°°
Pagi hari, penginapan teratai biru.
Zhang Yu membuka matanya setelah menghabiskan sebagian besar waktu meningkatkan kekuatannya. “Menghabiskan sepuluh pil kultivasi abadi tingkat tinggi hanya membuat aku naik satu tingkat,” ujarnya kecewa.
“Tuan, sudah waktunya kita pergi ke tempat kompetisi.” Suara Xin Wang terdengar dari luar kamarnya.
Zhang Yu meminta Xin Wang menunggu, sedangkan dia terlebih dahulu ingin membersihkan diri, dan mengganti pakaiannya dengan sesuatu yang lebih nyaman digunakan dalam pertarungan.
Mereka baru pergi ke tempat diadakannya kompetisi setelah menikmati makan pagi di restoran penginapan. Tidak lama berjalan, akhirnya mereka sampai di tempat tujuan, yang sudah dipenuhi ribuan orang.
“Dari informasi yang saya dapatkan, peserta tahun ini sepuluh kali lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Xin Wang yang terus mencari informasi dari orang-orang di dekatnya.
Zhang Yu sendiri sudah tahu tentang banyaknya kultivator muda, yang tahun ini ikut berpartisipasi dalam kompetisi kultivator muda Kekaisaran Qing.
“Siapa juga yang tidak ingin menjadi murid Sekte tingkat menengah di Benua Tengah! Jadi, wajar saja kalau jumlah peserta lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Zhang Yu, sembari berjalan ke tempat berkumpulnya para peserta.
Xin Wang menganggukkan kepalanya setelah mendengar apa yang diungkapkan oleh tuannya, dan terus berjalan mengikutinya.
Mereka akhirnya menemukan tempat duduk kosong, sesaat sebelum dimulainya upacara pembukaan kompetisi kultivator muda Kekaisaran Qing.
Hiruk-pikuk keramaian di alun-alun Kota Luan seketika terhenti. Para peserta yang masih ribut, tiba-tiba diam dalam ketenangan begitu melihat sosok pria tua yang berdiri di salah satu arena pertarungan. Semua mata memandang sosok pria tua itu dengan pandangan memuja, dan penuh akan kekaguman. Mereka semua tahu siapa pria tua itu. Luan Lu, kultivator terkuat di Benua Selatan, yang kekuatannya berada di tingkat 7 ranah Jalan Surgawi.
Selain itu, dia juga merupakan penguasa Kota Luan, dan Tetua Agung Keluarga suci Luan.
“Kompetisi tahunan kultivator muda Kekaisaran Qing, dan pemilihan murid sekte seribu pedang akan segera dimulai. Aku harap kalian semua tenang, dan tidak mengganggu jalannya kompetisi. Setelah ini, perwakilan dari sekte seribu pedang akan naik keatas arena, dan memandu jalannya kompetisi.”
“Sebelum kompetisi dan pemilihan murid sekte seribu pedang di mulai, aku akan memperkenalkan dua sosok agung yang berasal dari sekte seribu pedang. Tetua Li Zhong, dan tetua Li Huang, semoga kalian terhibur dengan jalannya kompetisi,” ungkap Luan Lu.
Kedua tetua mengangguk pelan. Dari aura samar yang keluar dari tubuh keduanya, semua orang tahu kekuatan mereka jauh di atas kekuatan Luan Lu. Walau menjadi orang terkuat di Benua Selatan, pria tua itu hanya memiliki kekuatan yang setara dengan ketua prajurit.
“Baiklah, kompetisi Kekaisaran Qing, dan pemilihan murid sekte seribu pedang dapat di mulai!” ujar Luan Lu, kemudian dia kembali ke tempat duduknya.
Xia Dao, dan Li Wulan naik keatas arena, dan akan memandu jalannya kompetisi. Keduanya memiliki kekuatan di ranah Jalan Surgawi tingkat 9, yang tentunya mereka lebih kuat dari sosok Luan Lu. Dari sepuluh panggung yang ada, masing-masing dari mereka memiliki tanggung jawab memadu pertarungan di lima arena.
“Aku akan membacakan peraturan kompetisi. Peserta dinyatakan menang apabila lawan mengaku kalah, pingsan, atau terlempar keluar arena. Boleh menggunakan senjata, tapi tidak boleh membuat cacat lawan, apalagi membunuh!” kata Xia Dao.
“Aku rasa kalian sudah mengerti, dan untuk peserta yang nomornya aku panggil, diharapkan segera naik ke atas arena.” ujar Li Wulan, kemudian dia memanggil satu demi satu nomor peserta kompetisi.
Zhang Yu yang melihat nomor pesertanya, dia tahu akan turun di sepuluh pertarungan terakhir. Tidak tertarik melihat jalannya pertarungan diantara kultivator muda di bawah kekuatan ranah Transformasi, di memutuskan pergi meninggalkan alun-alun kota, dan baru kembali saat mendekati waktu pertarungannya.
Sedangkan di atas arena pertarungan, masing-masing peserta bertarung dengan serius, dan mengeluarkan kekuatan puncak mereka. Selain mencari kemenangan, mereka melakukan itu untuk menarik minat tetua sekte seribu pedang. Namun sayangnya, kekuatan mereka masih jauh dari harapan kedua tetua sekte yang hadir menyaksikan jalannya kompetisi.
Di tempat lain, Zhang Yu dan Xin Wang pergi ke restoran tak jauh dari alun-alun kota, untuk sekedar membeli cemilan.
“Xin Wang, bagaimana kalau kita menikmati makanan di tempat ini sebelum bertarung?” tanya Zhang Yu, sembari menunjuk bangunan megah sebuah restoran di depannya.
Xin Wang hanya mengangguk dan pergi mengikuti Zhang Yu. Baru juga masuk ke dalam restoran dengan berhiaskan ornamen mewah, langkah keduanya dihentikan wanita bercadar yang kemarin.
“Apa kalian ingin masuk kedalam? Kalau begitu aku ikut dengan kalian.” Wanita itu langsung saja mengambil Zhang Lao dari gendongan Zhang Yu, dan dengan acuh berdiri di samping pemuda yang tingginya tidak berbeda jauh darinya.
‘Semoga tidak ada masalah yang datang karena keberadaannya’ ujar Zhang Yu dalam hati.
Memasuki restoran dan memilih duduk di tempat yang berjauhan dari pengunjung lainnya, pelayan wanita datang, dan bertanya makanan apa saja yang ingin di pesan ketiganya.
Zhang Yu memesan makanan dan minuman terbaik untuk tiga orang, tapi karena wanita di sampingnya menginginkan makanan dan minuman yang sama, jadilah dia memesan empat porsi makanan dan minuman terbaik, yang ada di restoran.
“Ini makanan dan minuman terbaik di restoran kami. Semoga Tuan dan Nona menyukainya,” ujar pelayan sembari menata makanan dan minuman keatas meja, kemudian dia pergi untuk melayani pelanggan lainnya.
Zhang Yu telah memberikan kantong berisi dua ratus koin emas pada pelayan, sebelum kepergiannya.
Saat ingin memakan makanannya, diam-diam Zhang Yu melirik wanita bercadar yang sejenak menyebabkan cadar nya, saat memasukkan makanan ke mulut. Senyum tipis terlihat di wajah Zhang Yu saat dia melihat wajah dibalik cadar yang dipakai oleh wanita di dekatnya.
Sekelompok kultivator muda dengan wajah dipenuhi bekas luka masuk kedalam restoran, saat Zhang Yu sedang menikmati makanannya.
Melihat seluruh tempat duduk telah terisi, empat dari mereka mendatangi tempat Zhang Yu, dan langsung menggebrak meja yang diatasnya masih terdapat banyak makanan serta minuman. Zhang Lao yang berada di atas meja langsung mengerang marah pada mereka.
“Aku lihat makanan kalian sudah hampir habis. Jadi, sebaiknya segera pergi tinggalkan tempat ini, sebelum terjadi hal buruk pada kalian!” kata orang yang baru menggebrak meja.
“Maaf, makanan kami masih tersisa banyak,” ujar Zhang Yu acuh, dan sama sekali tidak melirik keberadaan lawan bicaranya.
Emosi keempat orang itu meningkat, setelah mendengar balasan Zhang Yu.
“Kau sepertinya perlu sedikit diberi pelajaran, dan kebetulan aku masih kesal karena kalah dalam pertarungan kompetisi. Jadi aku bisa menyalurkan kekesalanku dengan memukulmu!” balas orang lainnya.
Orang itu mencoba menyerang Zhang Yu, tapi hanya dalam satu kedipan mata dia tumbang dengan kepala jatuh menggelinding di lantai restoran.
“Kalian benar-benar mengganggu acara makanku!” ujar wanita bercadar yang sudah bangkir berdiri dari tempat duduknya, dengan tangan kanan memegang pedang kecil dengan bilah tajam di kedua sisinya.
Terdapat noda darah di pedangnya, setelah membunuh salah satu orang yang mengganggu ketenangannya.
“Wanita kejam, yang tidak bisa dianggap remeh. Entah kenapa aku menyukai karakternya,” ujar Zhang Yu sembari meletakkan mangkok kosong ke atas meja, dan kembali fokus melihat pertunjukan di depan matanya.
°°°
Bersambung...
makan gak banyak typo nya lagi