Penyesalan Mantan Suamiku

Sepulang party, Tiara terlihat lebih banyak diam. Ia sama sekali tak seceria biasanya. Setya yang merasa ada hal yang aneh pada istrinya itu mencoba mencairkan suasana.

"Sayang, kok aku lapar lagi ya. Kira-kira di dapur ada apa ya?" tanya Setya yang berpura-pura.

Tiara yang tadinya hanya diam saja tiba-tiba langsung menoleh pada suaminya itu, "mas lapar? aku hangatkan pizza mau? tadi kan aku sempat delivery sebelum berangkat." ucapnya sambil membersihkan wajahnya itu.

"nggak usah sayang, kan ada bibi. biar aku minta bibi yang buatkan. takutnya kamu kelelahan hmm." ucapnya sambil memeluk tubuh Tiara dari belakang.

"nggak mas, kasian bibi biarkan mereka istirahat. lagipula ini pekerjaan yang kecil kok." ucapnya seraya berlalu turun ke arah dapur.

Setya yang melihat Tiara itu sangat penasaran dengan apa yang membuat ia kehilangan moodnya. Setya lalu mengikuti Tiara ke arah dapur. Rachel pun kebetulan sedang di dapur.

"Loh sayang, ngapain?" Tanya Rachel yang terbiasa memanggil adiknya itu dengan sebutan kata sayang.

"mau hangatkan pizza bang, mas Setya lapar." Ucap Tiara sembari mengambil pizza dari dalam kulkas dan menghangatkan di microwave.

"Kebetulan abang juga lapar, hangatkan yang banyak ya sayang." pinta Rachel pada Tiara.

"enak aja, makanya beristri biar ada yang ngurusin." Celoteh Setya yang juga sudah berada di dapur.

"idih gaya lu bro, sekarang baru lu bisa omong gitu. kemarin kemana aje. Sombong amat baru punya istri." Celetuk Rachel sambil mengunyah pizza yang telah di hangatkan Tiara.

Setya dan Tiara yang melihat hanya bisa tertawa dan menggelengkan kepala. Mereka bertiga duduk di ruang tengah sambil menikmati pizza yang telah di hangatkan Tiara.

Tuan dan Nyonya Michigan keluar dari kamar mereka, mereka ingin duduk berkumpul bersama-sama karena sangat jarang Rachel berada di rumah jika ia mempunyai kerjaan.

"Ma, Pa ayo sini kita makan pizza yuk, Tiara udah menghangatkannya." ajak Setya yang melihat kedua mertuanya keluar dari kamar.

"ada angin apa, mengapa kalian berpesta pizza malam-malam begini?" Tanya tuan Michigan yang langsung menyambar pizza yang ada diatas meja.

"tadi Tiara delivery pa, sebelum berangkat ke pesta. Dari pada nggak di makan kasian kan, mubazir." Jelas Tiara pada Tuan Michigan.

"ya pa, betul kata Tiara. sambil kita beri wejangan pada abang kita ini pa. Supaya kalau kerja ingat waktu biar ada kesempatan untuk memilih pasangan." Ucap Setya sembari tertawa meledek Rachel.

"Iya, papa setuju dengan apa yang di ucapkan Setya padamu sayang. Cobalah meluangkan waktu, jangan hanya sibuk memikirkan kerjaan. Kalau kerjaan yang di pikirkan terus menerus, nggak akan ada habisnya." Ucap Tuan Michigan yang setuju pada ucapan menantunya itu.

"hmm papa dan menantu sama aja, Sama-sama bawelnya. Iya-iya aku mau meluangkan waktu, tapi kalian yang carikan calonnya. kalau aku yang disuruh nyari sendiri ogah." Ucap Rachel sambil melahap dia potongan pizza sekaligus.

Setya dan Tiara yang mendengar langsung sama-sama menoleh dan menaikkan alis mereka. Sepertinya mereka sudah punya rencana untuk mempersatukan Rachel dan Alexa.

"hmm kalau gitu biar aku yang nyari, tapi siapa pun orangnya jangan pernah ditolak ya. Bagaimana deal? " ucapan Tiara yang terdengar semangat ingin mencarikan jodoh untuk abangnya itu langsung membuat Rachel melotot kan matanya.

"Dek.. aduh kirain kamu di pihak abang, ternyata ku di pihak papa dan suamimu? ma... bagaimana ini ma, mama sama aku kan ma?" Tanya Rachel yang merengek seperti bayi pada Nyonya Michigan.

"hmm sayangnya anak mama, tapi kali ini mama setuju apa yang di usulkan adikmu." Ucap Nyonya Michigan mengacak-acak rambut putra sulungnya itu.

Merasa sendiri dan terpojok kan akhirnya Rachel mengalah, ia mempercayakan keluarga kesayangannya itu untuk mencarikan nya jodoh. seperti yang Tiara dan Setya sudah ketahui, bahwa Alexa masih mencintai dan setia pada Rachel, maka mereka memutuskan untuk mengatur pertemuan antara Rachel dan Alexa.

Namun sebelum nya mereka harus membicarakannya dengan Tuan dan Nyonya Michigan selalu orang tua mereka. Tiara dan Setya tidak mau gegabah mengambil keputusan apalagi soal pendamping hidup untuk anak sulung di rumah itu.

...****************...

Telepon Berdering. . .

"Selamat pagi Tuan Setya, apa kabar? ada yang bisa saya bantu?" Ucap Alexa yang berada di ujung teleponnya dan sedang berada di Switzerland.

"Ayolah Alexa, come on jangan panggil Tuan lagi." ucapnya yang merasa tidak enak sejak mengetahui jika Alexa adalah kekasih dari sahabatnya Rachel.

"Iya maaf, apakah ada yang perlu saya bantu Set?" Tanya Alexa lagi.

"Aku butuh kamu untuk membantu Tiara, tolong rancang gaun yang pas untuknya karena dalam waktu dekat, kami akan mendatangi acara pernikahan kerabat dekat kami. Kalau kamu nggak keberatan, kesini deh. Nanti biaya akomodasi transportasi aku yang nanggung, asalkan istriku tampil cantik. karena sepertinya hanya kamu yang bisa membuatnya terlihat perfect." Ucap Setya yang langsung to the point pada Alexa.

"Kira-kira kapan Setya? biar aku bisa jadwalkan. Soalnya aku lagi banyak-banyaknya orderan nih. kamu tau sendirikan."

"Iya aku tau, dalam minggu ini bisa kan? ayolah lex masa iya kamu ingin membuat sahabatmu kecewa?" bujuk Setya.

"hmm oke baiklah, karena ini tentang Tiara. lusa aku berangkat." ucap Alexa sembari tersenyum.

Tiara yang mendengar ucapan sahabatnya itu langsung memeluk Setya. Ia tak percaya bahwa suaminya itu berhasil membujuk Alexa.

"Mas terimakasih ya, kalau aku yang telepon pasti dia udah nggak percaya. karena pikirannya pasti ujung-ujungnya ada hubungan nya dengan abang." Ucapnya yang memeluk Setya.

"Sayang jangan makasih aja dong, hadiahnya mana?" Sambil memegang bibirnya dengan telunjuk.

Kecupan pun mendarat di bibir imut Setya, seketika kuluman pun terjadi. Keduanya sama-sama saling menikmati dan berakhir diatas ranjang panas.

"Sayang aku akan mengadon calon bayi kita, apakah kamu siap untuk menjadi ibu? hmmm.." Tanya Setya yang memeluk Tiara penuh dengan cinta.

"Tentu dong mas, aku siap mengandung anak-anak kamu mas. aku nggak sabar pengen lihat wajah anak-anak kita, apakah wajahnya mirip kamu atau aku." Tiara yang tersenyum sambil mencubit ujung hidung Setya yang mancung.

"Pasti mirip kita berdua lah sayang." Kecupan mendarat dibelakang kuping Tiara membuatnya menggelinjang hebat.

Serangan demi serangan di layangkan Setya hingga akhirnya Tiara tak kuasa menahan serangan dari suaminya itu. Pergulatan pun terjadi diantara Setya dan Tiara.

mereka benar-benar menikmati permainan tersebut hingga tak sadar jika mereka bergulat hingga pukul tiga dini hari. Dan tertidur tanpa menggunakan sehelai benang satu pun. Hanya ditutupi oleh bedcover sebagai penghangat tubuh mereka malam itu.