NovelToon NovelToon
Happiness

Happiness

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Romansa / Teman lama bertemu kembali / Office Romance
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Early Zee

Rasanya menjadi prioritas utama bagi seseorang adalah suatu keberuntungan. Canda tawa dan bahagia selalu membersamai mereka dalam hubungan yang sehat ini, hingga membuat keduanya tidak berhenti bersyukur.

Hari demi hari kita lalui dengan berbagai cerita. Saat itu, semua masih terasa baik-baik saja. Hingga tanpa kita sadari, satu persatu masalah mulai menghiasi hubungan ini.

Awalnya kita mampu bertahan di tengah badai yang sangat kuat. Tetapi nyatanya semakin kita kuat, badai itu semakin menggila. Kiranya kita akan bisa bertahan, ternyata kita salah.

Hubungan yang sudah kita jalin dengan baik dan banyak cerita bahagia di dalamnya, dengan sangat terpaksa kita akhiri. Badai itu benar-benar sangat dahsyat! Kita tidak mampu, kita menyerah sebab lelah.

Dan syukurlah tuhan tidak tidur, kebahagiaan yang di renggut paksa oleh seseorang kini telah di kembalikan. Kisah kita kembali terukir hingga menemukan kebahagiaan yang sesungguhnya dalam ikatan pernikahan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Early Zee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18

Masih ditempat yang sama. Naureen terus menguliti Jeno tentang masalalu-nya yang melibatkan Mira, wanita angkuh yang tidak cantik-cantik amat itu. Meski hari sudah mulai gelap, Naureen tetap menahan Jeno disini. Sebelumnya Jeno sudah mengajaknya untuk pulang, takut nanti orang tuanya akan khawatir. Tapi masih ada yang ingin Naureen bicarakan dengan kekasihnya itu. Jeno pun pasrah dan menurutinya.

"Apalagi sayang?" Tanya Jeno. Ia masih sanggup menjawab semua pertanyaan Naureen yang sedang di kuasai oleh rasa cemburu itu.

"Ada satu hal lagi yang buat aku penasaran banget." Sahut Naureen. Tatapannya berubah menjadi khawatir.

"Apa itu?" Ucap Jeno.

"Alasan bu Mira menatap aku dengan tatapan itu."

"Mungkin benar dia enggak akan nyerah sama kamu. Sekarang aku ngerti itu. Tapi..."

"Tapi apa?"

"Tapi apa yang akan dia lakukan? Dia enggak mungkin cuma meneror aku dengan caranya yang itu itu aja. Di lihat dari gelagatnya, dia pasti bisa bertindak lebih."

Jeno terdiam. Ada benarnya juga yang di bilang Naureen. Seketika pikirannya menjadi kacau lagi. Rasa khawatir itu mulai menguasai kepalanya.

Astaga. Benar juga. Kenapa enggak kepikiran sampai kesitu? Ya tuhan.

Semoga Mira enggak bertindak aneh.

Jaga dan lindungilah Naureen, tuhan.

Jeno terus bergumam dalam hatinya setelah perkataan Naureen berhasil membuatnya khawatir. Ia khawatir akan terjadi sesuatu di luar ekspektasi-nya.

"Sudah sayang. Kamu harus tenang. Dan jangan berpikir berlebihan. Aku tahu, Mira mungkin bisa bertindak sejauh dia meneror kamu dan membuat kamu enggak nyaman. Tapi aku yakin, dia enggak akan mungkin melakukan hal-hal aneh seperti yang kamu pikirkan." Jelas Jeno. Dari perkataannya, ia mencoba untuk menenangkan Naureen dan juga dirinya sendiri.

"Tapi gimana kalau benar dia akan se-nekat itu?" Tanya Naureen.

"Sayang. Percaya sama aku. Ok?"

Naureen terdiam, namun tatapannya tak beralih dari Jeno.

"Sudah, sudah. Kamu jangan terlalu memikirkan hal ini sayang. Dan kalau pun memang benar, kamu enggak perlu takut. Ada aku..."

"Aku akan selalu melindungi kamu. Aku janji. Percayalah, sayang."

Naureen masih membisu.

"Sayang. Aku mohon, jangan paksa diri kamu untuk memikirkan hal ini. Jangan buang-buang waktu kamu untuk hal yang belum pasti."

"Lebih baik kamu gunakan waktu kamu untuk memikirkan perkataanku tempo hari."

Seketika wajah Jeno menjadi sumringah. Ia tidak lagi memasang ekspresi khawatirnya. Sekarang dia tersenyum seperti ada sesuatu yang mencurigakan.

Naureen mengerutkan dahinya. Ia masih diam membaca pikiran Jeno. Apa yang Jeno maksud?

"Tempo hari? Banyak hal yang kita bahas sampai beberapa hari yang lalu sayang." Kata Naureen. Sepertinya ia benar-benar lupa dengan yang dimaksud Jeno.

"Salah satu yang sangat penting dari semua hal yang sudah kita bahas."

"Apa?"

"Kamu lupa?"

"Soal apa sih sayang? Kasih tahu aja, aku udah mumet gara-gara si Mira itu."

"Padahal kamu bilang butuh waktu untuk memikirkan itu. Aku pikir selama beberapa hari ini kamu fokus pikirkan hal itu. Tapi?" Jeno sudah mulai kesal. Kenyataan Naureen tidak mengingatnya, ia sangat kecewa.

"Beberapa hari ini pikiranku tersita sama si Mira itu. Jadi aku enggak fokus memikirkan yang lain." Ucap Naureen. Mulai merasa bersalah.

"Soal apa sayang, please kasih tahu aja." Bujuk Naureen. Jangan sampai Jeno ngambek. Bahaya, dia bisa jadi makin menggemaskan.

Jeno menghela nafas. Jeno benar-benar merajuk. Genggaman tangannya sengaja di lepas. Gawat. Jeno marah.

Tapi Naureen benar-benar lupa tentang apa yang sudah mereka bahas. Benar katanya, pikirannya sudah di penuhi dengan Mira. Ia terlalu khawatir Mira akan melakukan sesuatu kepadanya dan Jeno. Ia sangat tidak menginginkan hal itu. Saking ketakutannya, Naureen sampai tidak berhenti memikirkannya. Hingga terlupa dengan apa yang semestinya ia pikirkan.

"Menikah." Ucap Jeno. Singkat dan sangat jelas.

Mendengar itu, Naureen langsung membelalakkan matanya. Ia ingat sekarang. Hari itu setelah mereka bertemu orang tua Jeno, lelaki berbadan kekar dan berda-da bidang itu seakan melamarnya dengan mengajaknya menikah.

Naureen menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya. Ia memejamkan mata sebentar. Sangat wajar sekali jika Jeno marah. Sikapnya sudah keterlaluan. Pasalnya itu adalah hal yang sangat penting. Astaga.

"Soal itu... Aku minta maaf." Ucap Naureen. Ia jadi sedih dan merasa bersalah kepada Jeno.

"Maaf karena aku lupa soal itu." Sambungnya.

Jeno menggigit bibirnya, tanda ia kecewa. Namun berusaha keras untuk biasa saja, agar Naureen tidak sedih.

"Enggak apa-apa." Sahut Jeno. Kepalanya tertunduk, lalu menatap lurus ke arah danau.

"Maaf sayang. Harusnya aku beri tahu kamu lebih awal soal itu." Kata Naureen. Jeno menoleh. Dan kembali menatapnya dengan tatapan yang mematikan.

Akankah Naureen memberinya jawaban hari ini juga? Benarkah? Jeno menatap Naureen dengan penuh harap. Namun ia hanya menatapnya, tanpa bersuara. Hatinya mulai berdebar, ia yakin betul kalau Naureen akan menjawabnya. Sangat yakin.

"Ayo menikah."

Deg!

Jantungnya berdegub cepat. Sorot matanya semakin tajam. Jeno ingin bicara, namun ia sangat gugup hingga tercekat.

"Menikah?" Tanya Jeno memastikan bahwa yang ia dengar adalah benar.

"Kamu bilang menikah? itu artinya..."

"Kamu terima lamaranku?"

"Kamu bersedia menikah denganku?"

"Kamu serius sayang?"

Naureen tersenyum. Ia bahagia sekali hanya dengan melihat Jeno terkejut seperti itu. Dia terkejut bukan main. Nafasnya tak beraturan. Tangannya kembali meraih tangan Naureen. Di genggamnya dengan sangat kuat. Diciumnya punggung tangan Naureen. Dan tak lupa memeluknya.

Dari yang sebelumya sangat kesal hingga cukup kecewa dengan wanita-nya. Kini Jeno merasa menjadi satu-satunya orang yang bahagia. Ia bahagia bukan main. Akhirnya. Akhirnya Naureen menerima lamarannya. Ah, tidak sabar rasanya untuk menikahi Naureen.

"Maaf, aku terlambat beritahu kamu." Kata Naureen dalam dekapan Jeno.

"Sebenarnya malam itu juga aku sudah memutuskan. Tapi aku belum dapat waktu yang tepat buat kasih tahu kamu. Sampai akhirnya kejadian itu buat aku jadi lupa. Maaf sayang." Sambungnya. Ia menyesal.

Jeno tersenyum di tengkuk leher Naureen.

"Enggak apa-apa sayang. Ini aja aku udah bahagia banget." Sahut Jeno.

"Terimakasih sayang." Sambungnya.

Jeno yang larut dalam pelukannya dengan Naureen, mulai mendekapnya semakin erat. Wajahnya yang bertumpu di bahu Naureen, semakin dekat dengan pucuk leher wanita-nya. Dia yang sedang bahagia itu mulai menciumi pucuk leher Naureen berkali-kali. Tenang saja, itu tidak meninggalkan bekas. Jeno hanya menciuminya seperti ia mencium pipi Naureen.

Bibir Jeno yang menempel pada lehernya, begitu terasa hingga membuatnya bergidik. Namun ia berusaha untuk tidak memperlihatkannya. Kalau sampai Jeno sadar bahwa Naureen bergidik, pria itu akan menyerangnya lagi dengan ciuman lainnya. Sementara mereka masih di tempat umum. Naureen tidak mau. Jadi dia sekuat tenaga menahan rasa itu.

...***...

1
Vanni Sr
bru up kk?
Vanni Sr
masa cm 1 up ny😩
anggita
👌oke Thor, terus berkarya semoga novelnya sukses banyak pembaca.
anggita
like👍utk Naureen, Jeno. ☝iklan utk Author.
anggita
hari senin kerjo maneh... pancen males🥴
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!