NovelToon NovelToon
The Rise Of The World Ruler

The Rise Of The World Ruler

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kelahiran kembali menjadi kuat
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: Sri Wulandari

Ada sebuah legenda yang mengatakan jika penguasa dunia akan bangkit kembali. Saat fenomena aneh membentang memenuhi langit. Dan naga abadi terbangun dari tidur panjangnya. Dia pasti kembali dari tempat persembunyiannya setelah ratusan ribu tahun meninggalkan dunia.

***

Ratusan ribu tahun berlalu begitu saja. Legenda yang telah menjadi sebuah cerita dongeng perlahan menjadi kenyataan. Hingga, bayi laki-laki kecil di temukan tanpa busana terbuang di bawah pohon yang telah membeku di ujung Utara. Yang selalu di sebut tempat terdingin di dunia. Seorang pemburu bersama anaknya yang masih berusia sepuluh tahun, menemukan bayi kecil itu kemudian membawanya pulang. Mereka memberinya nama Lie Daoming. Dan menjadikannya anak angkat. Selama sepuluh tahun, kehidupan mereka sangat tenang dan damai. Hingga pembantaian dan penculikan membuat Lie Daoming harus kehilangan keluarganya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Akademi Shilin atau Liiu Yaoshan

Pengawas Du memperlihatkan empat bangunan cukup bagus dengan ruangan yang luas. "Tuan Hu kami memiliki banyak fasilitas yang cukup lengkap untuk praktek nyata yang akan selalu di lakukan setiap satu minggu sekali. Anda tenang saja, semua keamanan sudah terjamin dengan sangat baik."

"Maaf memotong sebentar. Kita sudah berkeliling satu jam lebih. Tapi kenapa masih belum ada murid lain yang datang?" kata taun Hu dengan penasaran. Sudah cukup lama berkeliling tapi mereka tidak melihat ada orang lain selain murid yang masih ada di gerbang depan.

Pengawas Du mulai mencari alasan yang cukup masuk akal, "Semua murid baru saja berlatih di halaman belakang. Sekarang Daoming sudah menjadi bagian dari kami. Jika menurut tuan Hu ini adalah pengaturan yang cukup baik. Anda bisa menyerahkan Daoming kepada kami dengan lebih tenang," menatap pria yang ada di depannya tanpa berkedip. Dia hanya ingin murid yang satu ini bisa ikut masuk menjadi anggota di akademi Liiu Yaoshan.

"Baik. Daoming, ayah akan pulang dulu. Kamu bisa memakai keretanya. Jangan lupa menyemput adik mu saat pulang nanti," menepuk pundak anaknya.

"Ayah bisa membawanya. Nanti aku bisa membeli satu kuda lagi," ujar Daoming dengan santai.

"Baik," saut tuan Hu yang langsung pergi meninggalkan anaknya bersama dengan pengawas Du. Saat tuan Hu melewati gerbang depan, dia melihat siluman kecil itu hanya bisa menahan sakit dengan penyesalan.

"Tuan Du. Aku akan mati. Aaaaaa...aku akan mati," teriakan kuat itu justru membuat tuan Hu menahan senyumannya. Pukulan kecil itu tidak akan mungkin bisa membunuh siluman dengan mudahnya. Dia hanya bisa menggelengkan kepalanya lalu pergi.

Pengawas Du berjalan menuju salah satu ruangan kelas yang cukup besar. Di ikuti Daoming yang ada di belakangnya. Dia mengibaskan tangannya pelan, seketika sapu itu berhenti bergerak. Su Zhou langsung pergi dengan menahan rasa sakit di pantatnya.

Saat mereka masuk, Ada dua anak yang duduk di bagian depan dengan cukup serius dan patuh. Sedangkan di bagian belakang, dua anak lainnya terlihat lebih santai. Ruangan yang sangat besar itu hanya di isi enam murid jika di hitung Daoming dan siluman yang ada di sebelah Daoming. Awalnya Daoming hanya berpikir jika murid lainnya masih belum bisa masuk atau ada halangan yang mengharuskan mereka untuk libur.

Pengawas Du membaca apa yang ada di pikiran anak baru di sebelahnya. "Mereka semua teman mu. Tidak ada yang lain lagi," menepuk pundak Daoming dengan mengangkat alisnya. "Kamu bisa memperkenalkan diri mu," berjalan menuju kursi khusus untuk guru dan duduk dengan cukup nyaman.

Daoming diam beberapa saat melihat empat anak usia sepuluh tahun duduk menatap dirinya. Sedangkan siluman kecil itu menidurkan kepalanya di atas meja. "Aku Lie Daoming. Sudah sebulan lebih aku ada di kota ini. Salam kenal untuk kalian semua," ujarnya binggung harus mengatakan apa. Karena banyaknya hal yang telah ia alami beberapa waktu terakhir. Dia sendiri hampir lupa bagiamana caranya untuk berinteraksi dengan teman seusianya.

"Baiklah. Kamu bisa duduk. Kamu bisa memilih tempat duduk dimana saja yang kamu anggap nyaman," kata pengawas Du.

Daoming mengangguk lalu pergi mencari tempat duduk yang ia inginkan. Dia duduk di kursi nomor tiga di barisan tengah. Dimana tidak ada orang yang duduk di barisan itu. Semua anak duduk di kursi yang menempel dengan tembok. Jarak di antara murid satu dengan yang lainnya sangat terasa.

"Baik," bangkit, "Selamat datang untuk kawan baru kita Daoming. Semoga kamu bisa betah ada di akademi Liiu Yaoshan," berjalan menuju kursi yang ada di barisan tengah bagian pertama. "Guru Yixing, anda bisa memulainya," teriak pengawas Du dengan kuat.

Tidak lama, pria usia lima puluh tahunan berjalan memasuki kelas. Meski kulit di tubuhnya mulai mengendur, pria itu terlihat masih segar dan penuh semangat. Tatapan wajahnya sangat tegas dan dingin. Kedua tangannya di kaitkan di belakang punggungnya. Dengan membawa buku yang cukup tebal. Kacamata kecil menggantung di lehernya. "Ehemm...ehemm..." berjalan menuju depan kelas. Dia melihat semua anak dengan menyipitkan kedua matanya.

"Guru Yixing, kacamata," kata pengawas Du memperingatkan dengan menunjuk kacamata yang masih ada di lehernya.

Guru Yixing langsung mengambil kacamata yang ada di lehernya dan memasangnya di bagian atas hidup yang ada di bawah mata. Dia melihat kembali semua anak yang ada di kelas. "Kamu Lie Daoming?"

Lie Daoming langsung bangkit, "Benar,"

Guru Yixing mengerakkan tangannya sebentar, untuk mengisyaratkan jika Lie Daoming bisa duduk kembali.

Pria itu berjalan menuju papan tulis kayu. Dia membuka buku yang ada di tangannya. Dia gerakkan tangannya seperti menggenggam sesuatu di atas buku. Lalu ia arahkan genggaman tangannya ke arah papan tulis. Tulisan yang ada dalam buku langsung berpindah ke papan tulis.

(Pengenalan diri...)

Tulisan paling besar dan inti dari isi buku yang sudah tercetak di papan tulis.

Guru Yixing membalikkan badannya kembali melihat setiap murid yang ada di hadapannya. Meski hanya enam murid yang ia miliki, dia tetap sangat tegas dan serius dalam mengajar. "Apa itu pengenalan diri yang kalian tahu?" menatap dengan sedikit menundukkan kepalanya agar penglihatannya tidak terhalang kacamata. "Tidak ada yang tahu?"

Dua murid yang ada di bagian depan langsung mengangkat tangan mereka.

Guru Yixing menunjuk kearah murid yang ada di barisan ketiga dari pintu luar. Dan tempat duduknya berada di baris terdepan. "Yuze," menatap murid yang terlihat sangat tenang.

"Pengenalan diri adalah kemampuan seseorang untuk dapat melihat kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam dirinya sendiri," kata Yuze dengan penjelasan yang sangat masuk akal.

Guru Yixing mengangguk, "Benar, namun masih kurang lengkap."

Murid yang ada di barisan depan tepat di barisan pertama dari pintu luar mengangkat tangannya lagi.

"Yongsheng."

"Setelah kita bisa mengenal diri kita dengan lebih baik. Kita bisa merespon dengan tepat terhadap tuntutan yang muncul dari dalam maupun dari luar. Dengan begitu, kita bisa menyadari apa yang kita inginkan, dan bisa lebih berkembang dari waktu ke waktu," kata Yongsheng menjelaskan lebih rinci.

Guru Yixing mengangguk dengan senyum tipis. "Benar. Pengenalan diri tentu harus kita mulai dari diri kita sendiri. Jika kita tidak bisa mengenal diri kita dengan baik. Selamanya kita tidak akan bisa merasakan kepuasan atas pencapaian yang kita dapatkan," melihat kesemua murid yang ada dikelas. "Seminggu kedepan. Kita hanya akan mempelajari tentang makna dari tulisan yang ada di papan tulis ini."

Su Zhou mengangkat kepalanya, "Guru, aku sudah mempelajari hal ini ribuan kali. Setiap ada murid baru. Guru pasti menerangkan tentang makna dari tulisan itu. Bolehkah aku tidak mengikuti kelas ini?"

Plakkk...

Brurrkk...

Buku yang ada di tangan Guru Yixing melayang memukul kuat kening Su Zhou hingga dia dan kursinya terlempar kebelakang.

"Aaaa..." bangkit perlahan menekan keningnya. Su Zhou hanya bisa meringis menahan rasa sakit, "Aku akan mengikuti setiap pelajaran dengan sangat patuh," ujarnya bangkit kembali. Dia sudah tidak bisa mengingat berapa kali dia mendapatkan pukulan di tempat yang sama.

"Hanya membaca, menghafal dan mengingat satu kalimat ini. Kalian tidak akan pernah bisa memahaminya," saat akan berjalan pergi, dia menghentikan langkahnya. "Ambilkan buku itu," menunjuk kearah buku yang sudah ada di lantai.

Su Zhou langsung mengambil buku yang telah di gunakan Guru Yixing sebagai senjata tersembunyi. "Guru," mengulurkan tangannya.

Plakkk...

Satu pukulan pelan melayang kembali ke lengan Su Zhou. Bocah itu hanya bisa menghela nafasnya lalu pergi setelah guru Yixing pergi.

Pengawas Du langsung bangkit dari tempat duduknya. "Sudah waktunya pulang," ujarnya dengan senyuman.

Semua murid langsung pergi keluar ruangan kelas begitu juga dengan Daoming. Dia tidak percaya jika kelas hari ini selesai lebih cepat.

1
Ismaeni
ceritanya cukup bagus ,menarik diikuti,bahasanya enak dan tidak kaku...semangat thor
Dewi Sartika
bagus banget
Time traveler
Nyimakk thorr
umar aryo
Luar biasa
Maz Tama
sekte iblis
Maz Tama
semangat thor
Maz Tama
seru alur cerita nya
Maz Tama
lanjut thor
Maz Tama
sedih Thor...cepat jadi kuat daoming
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!