Mika dan Rehan adalah saudara sepupu.
mereka harus menjalani sebuah pernikahan karena desakan Kakek yang mana kondisinya semakin memburuk setiap hari.
penuh dengan konflik dan perselisihan.
Apakah mereka setuju dengan pernikahan itu? Akankah mereka kuat menghadapi pernikahan tanpa dasar cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pe_na, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22. Kecurigaan Para Sahabat.
HAPPY READING..
***
Mika membuka pintu mobil. membawa tas dan beberapa buku di tangannya.
"Nanti tidak perlu menjemput ku..." ucap Mika pada Rehan.
membuat pria itu menatapnya meminta penjelasan.
"Aku mau pergi dengan Sasa dan Karin.." lanjut Mika. karena Rehan tak akan bertanya lagi setelah ini. karena tau dengan siapa Mika pergi.
"Oke..." jawab Rehan singkat.
Baru menginjakkan kakinya turun, seseorang memanggil nama Mika.
"Mika..." teriaknya sampai terdengar oleh Rehan juga. dan masih sama seperti sebelum-sebelumnya, Rehan tak langsung pergi meninggalkan tempat itu. ia justru mengamati pergerakan Mika yang saat ini berada di samping pria lain. entah siapa namanya, Rehan tak begitu peduli. hanya saja ia perlu melihat secara detail wajah pria itu.
entah apa maksud nya.
Keduanya berjalan sambil terus mengobrol. tak begitu jelas obrolannya tapi sekilas terdengar membahas materi kuliah yang tidak Rehan pahami.
Rehan ingat, pria tadi sama dengan pria yang waktu itu juga menghampiri Mika.
Apa dia pria yang disukai Mika? batinnya bicara.
Dan setelahnya, mobil yang dikendarai Rehan perlahan melaju meninggalkan halaman kampus tempat Mika kuliah.
Kembali lagi pada Mika dan pria di sebelah nya.
"Kemarin kau tidak terlihat..." ucap Pria itu.
Mika mengangguk, Ya.. kemarin memang ia tidak berangkat kuliah karena suatu hal.
"Aku tidak enak badan..." jawab Mika bohong. padahal ia sehat-sehat saja. hanya saja Rehan yang demam jadi membuat Mika tak pergi kemanapun dan hanya menunggu di rumah.
"Apa sekarang masih sakit?".
Mika tersenyum. "Aku sudah sehat..." jawabnya bersemangat.
Tak mau membahas tentang alasannya tak berangkat kuliah kemarin, Mika mengalihkan topik pembicaraan.
"Aku masih tak begitu paham tentang materi kemarin lusa..." keluh Mika. semakin hari mata kuliahnya itu semakin sulit saja. dan Mika juga sedikit kewalahan dengan semuanya terlebih dia juga harus membagi pikirannya dengan rumah. karena sekarang, Mika tetaplah seorang gadis yang telah bersuami. apalagi Rehan kerap kali mengganggu dirinya. entah itu berdebat atau mempertengkarkan halal sepele.
"Bagaimana kalau ke Perpus setelah kelas pagi ini..." ajak pria itu.
Mata Mika berbinar. "Boleh..." jawabnya penuh semangat.
pria di sampingnya itu benar-benar membantu dirinya. mereka satu jurusan dan lebih pintar dirinya. jadi Mika benar-benar beruntung berteman dengannya.
"Woy...kalian ngapain?". Sasa, tiba-tiba datang dan mengejutkan Mika. gadis periang itu tertawa melihat reaksi Mika. "Kalian terlihat seperti menjalin hubungan... Ia kan Dan?".
Danu, nama pria itu.
Pria yang mungkin saja memang menaruh hati pada Mika. sudah sejak lama Danu memang mulai mendekati Mika, hanya saja pria itu tak memperlihatkan perasaannya.
"Aku... aku tidak...". Wajah Dan seketika berubah panik. padahal ia sudah berusaha menyembunyikan perasaannya sangat dalam.
"Hahaha.. aku hanya bercanda Dan..." ucap Sasa.
Syukurlah... batin Dan tenang.
Belum juga selesai dengan kedatangan Sasa, Tiba-tiba muncul lagi gadis lainnya. sahabat Mika yang lain, Karin. membuat Dan merasa sedikit tak nyaman. karena keinginannya adalah berdua dengan Mika saja.
"Apa kau sudah baikan Mik?" tanya Karin.
"Sudah lebih baik..." jawab Mika kembali berbohong.
Spontan, Sasa menyentuh kening sahabatnya. memastikan apakah Mika benar-benar sudha sehat atau tidak.
"Kemarin aku hendak menemui mu di rumah... tapi,-".
Sasa belum meneruskan ucapannya. gedis itu melirik Dan, yang tak bergeming dan masih berjalan bersama mereka. Sasa sedikit tak nyaman memang dengan keberadaan pria itu.
"Dan, maaf ya.. aku harus bicara dengan Karin dan Sasa..." ucap Mika sedikit mengusir keberadaan Dan darinya.
"Oh, oke... aku ke kelas duluan... bye..." ucap Dan lalu pergi meninggalkan Mika, Karin dan Sasa.
sepeninggalnya pria itu.
"Apa kau tidak curiga padanya?" bisik Karin.
"Ha?". Mika tak paham.
"Sepertinya dia menyukaimu..." keluh Karin lagi. bahkan ia sangat tau perasaan Dan dari gerak-geriknya saat bersama Mika. pria itu benar-benar suka pada sahabatnya.
"Sepertinya memang iya.. hanya saja aku tidak menaruh hati padanya..." ucap Mika tenang. Ia sudah menganggap Dan seperti yang lainnya. seorang teman.
"Apa kau tidak berpikir kalau sikapmu ini menggantung dirinya? maksudku.. apa dia tak akan tersakiti jika tau kalau kau tidak mengharapkannya?" Sasa ikut bertanya. karena ia tak mau Mika mendapati masa sulit ke depannya.
"Entahlah.. aku bingung mau ngomong ke dia bagaimana..." keluh Mika.
"Sudahlah, lupakan soal Dan... apa kau benar-benar mendatangi rumahku?"
Mika justru penasaran dengan apa yang dikatakan Sasa barusan. tentang Sasa yang berkunjung ke rumahnya.
Apa yang Ibu atau Ayah katakan? bagaimana ini? apa dia tau rahasiaku?
Banyak pertanyaan yang muncul di kenapa Mika. takut kalau Sasa sampai tau tentang semua ini. karena sampai sekarang, Mika belum bercerita kalau dirinya sudah menikah.
lebih tepatnya terpaksa menikah dengan Rehan, sepupunya.
"Hm, Aku belum sampai masuk sudah bertemu dengan Ayahmu di gerbang..."Dasa bercerita.
kemarin gadis itu memang berniat menjenguk Mika di rumah. hanya saja saat yina di gerbang, Sasa bertemu dengan Ayah Adam yang juga baru pulang dari Perusahaan.
"Ayahmu bilang kalau kau tidak lagi tinggal bersamanya..." ucap Sasa.
Raut wajah kepanikan langsung nampak. Mika menegang khawatir. kalau rahasia ini dibocorkan oleh Ayah Adam sendiri.
"Memangnya kau tinggal dimana Mik?" Karin bersuara. mereka benar-benar tak tau kalau Mika tak lagi tinggal bersama orang tuanya.
"I-iya.. aku... belajar untuk hidup mandiri..." ucap Mika dengan bibir yang bergetar. entah kebohongan apa lagi yang gadis itu ucapkan. hanya saja Mika benar-benar tak bisa mengatakan pada sahabatnya untuk saat ini.
"Kau serius? sejak kapan? bahkan kau tidak mengatakannya pada kami.. iya kan Rin?" Sasa menyenggol bahu Karin. mereka tentu saja kecewa karena Mika menutup-nutupi soal ini.
"Hm, Ayo ajak kami ke rumah barumu itu..." ucap Karin.
Mika membulatkan mata. APA? tidak... tidak mungkin aku membawa mereka berkunjung ke rumahku... maksudku rumah ku bersama Rehan...
"Bagaimana kalau nanti sore...?". Sasa semakin membuat Mika bertambah panik.
Nanti? Aaaa... apa yang harus aku lakukan? bagaimana ini?
Mika benar-benar tak bisa berkata-kata lagi.
"tidak!".
"Ha?". Karin dan Sasa saling pandang. bingung dengan jawaban Mika.
"Maksudku... jangan sekarang..." ralat Mika.
Aku belum membicarakan ini pada Rehan... bagaimana kalau semuanya terbongkar? tidak! Karin dan Sasa tidak boleh datang... Ya... mereka tidak boleh tau dimana aku tinggal sekarang...
"Rumahku masih berantakan.. dan tak layak untuk di kunjungi... lain waktu saja..." ucap Mika memastikan bahwa Karin dan Sasa tak akan kesana.
Ayo Mika... berpikir...
"Oh iya... aku ingin mengajak kalian makan... bagaimana kalau nanti sore?" ucap Mika mendapatkan ide.
"Makan? dadakan? ada apa?" Selidik Sasa curiga.
"Hehehe... hanya ingin mentraktir kalian... kalian mau kan?" bujuk Mika sedikit dibumbui paksaan agar Sasa dan Karin setuju dan melupakan niatnya untuk mengunjungi rumah Mika.
"Dimana?".
"Bagaimana kalau kita pikirkan nanti saja... kita ke kelas dulu..." ajak Mika. merangkul kedua sahabatnya untuk berjalan menuju ke kelas mereka.
***
Halo kakak semuanya...
Jangan lupa tinggalkan Like dan Komentarnya ya...
semoga syukaa...