Berawal dengan niat baik untuk menolong membuatnya harus berurusan dengan seorang pria asing yang tanpa Marissa ketahui akan merubah hidupnya 180 derajat. Terlebih setelah insiden satu malam itu.
Kira-kira seperti apa tanggapan pria asing yang bernama Giorgio Adam setelah mengetahui kebenaran dari insiden malam itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nathasya90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
I WANT YOU!
HARAP BIJAK DALAM MEMBACA. BUKAN UNTUK BOCIL!
Kini tangan Giorgio sudah bergerilya menyentuh setiap lekuk tubuh Marissa yang hanya terbungkus oleh handuk putih. Beruntung Rossa berangkat lebih cepat karena sahabatnya itu akan mengunjungi ibunya sebelum berangkat ke klub malam, jika tidak matanya pasti akan ternoda dengan pertunjukan panas yang dilakukan Marissa bersama Giorgio.
Tangan nakal Giorgio sudah berada di pangkal paha Marissa. Mengusapnya dengan perlahan lalu bermain di dalam sana.
Marissa memekik saat Giorgio mulai memainkan jarinya di dalam inti tubuh Marissa .
"AAAAHHHHH," satu desahan lolos dari bibir seksi Marissa.
"Hentikan aku sekarang jika tidak aku tak akan menjamin bisa menghentikannya nanti," kata Giorgio berbisik lalu mengecup cuping telinga Marissa dengan intim.
"I want you!" balas Marissa pelan namun masih bisa didengar oleh Giorgio .
"Me too." Giorgio tersenyum senang. Ternyata hasratnya tidak bertepuk sebelah tangan karena wanita itu juga menginginkan hal yang sama.
Giorgio lalu mengangkat tubuh Marissa dengan posisi kaki Marissa menjepit pinggang kokohnya. Layaknya kapas, Giorgio membawa tubuh wanitanya itu tanpa beban ke atas ranjang di dalam kamar.
Pria itu kembali melumat, memagut dan menyesap bibir manis nan seksi milik Marissa tanpa ampun.
Marissa yang terbawa nafsu pun tidak tinggal diam. Membalikkan posisi tubuhnya yang tadinya berada di bawah Giorgio naik ke atas tubuh pria itu. Kemudian membalas ciuman panas Giorgio dengan sedikit menggigit bibirnya hingga membuat bibir pria itu terbuka. Marissa mengeksplor isi dalam mulut Giorgio dengan memainkan lidah. Bibirnya lalu turun ke arah leher dan menyesap aroma yang sangat ia rindukan sejak percintaan panas mereka terakhir kali.
Tangan wanita itu pun bermain-bermain di dada bidang Giorgio dengan sesekali menghisap bulatan kecil berwarna pink. Lalu ciumannya kembali turun ke arah perut hingga membuat pria itu mendesah saat tangan nakal Marissa meraba inti milik Giorgio yang ternyata sudah keras.
Senyum jahil Marissa menghiasi bibirnya tatkala wanita itu menyudahi kegiatannya dan akan beranjak dari tubuh Giorgio yang membuat pria itu berdecak kesal.
Giorgio menarik tangan Marissa dan membuatnya jatuh di pelukannya. "Kau mau bermain-main denganku, Baby?"
Mata biru itu menatap mata tajam milik Giorgio lalu terkekeh pelan. "Be careful, okay!" ucap Marissa seraya mengelus rahang bawah Giorgio kemudian mengecup bibir tebal pria itu dengan sensual.
Tak ada lagi tatapan tajam, kini tatapan itu menjadi sayu dan mendamba. "Sorry, aku akan melakukannya dengan perlahan." Marissa mengangguk pelan dan tersenyum.
Marissa tak ingin jika kegiatan panas mereka nantinya melukai janin yang sedang dikandung. Rencananya, Marissa akan memberitahu perihal kehamilannya itu setelah kegiatan panas mereka selesai.
Giorgio lalu membuka handuk yang membungkus tubuh seksi Marissa. Lalu kembali memperlihatkan kelihaiannya dalam memuaskan wanitanya.
Pria itu menatap dalam bentuk tubuh wanitanya, walau sebelum ini Giorgio sudah pernah melihatnya, namun tetap saja rasanya jauh berbeda karena saat itu mereka melakukan itu dalam keadaan mabuk dan tidak terlalu sadar. Lidahnya semakin lincah menyusuri inti dalam wanita itu. Lidahnya semakin masuk ke dalam hingga membuat tubuh Marissa menggelinjang hebat.
"AAAAHHHHH …." Marissa mendesah keras saat mendapatkan pelepasannya yang kedua. Dan hal itu semakin membuat Giorgio bergairah saat mendengar suara merdu Marissa.
Ada kepuasan tersendiri melihat wanita di bawah kungkungannya itu tergolek lemas. Disaat bibirnya sibuk menjilati daerah intim milik Marissa satu tangannya bermain dengan bulatan merah muda di daerah dada wanita itu hingga membuatnya membusungkan dada dan berteriak tak karuan karena mendapat gempuran bertubi-tubi dari atas dan bawah sekaligus.
"Aku sudah tidak tahan. Masukkan sekarang!" pekik Marissa lirih.
Marissa sudah tak sanggup lagi menahan gejolak kenikmatan itu, ia ingin Giorgio segera memasukkan miliknya ke dalam inti tubuhnya.
Entah mengapa Marissa begitu mendambakan benda panjang itu lagi bersarang di dalam guanya. Benda yang tak bertulang dan berurat namun mampu membuat intinya porak poranda.
Giorgio lalu memasukkan miliknya ke dalam inti wanita itu dengan perlahan, sesuai dengan apa yang ia katakan pada Marissa jika akan bermain secara perlahan.
Suara seksi Marissa keluar lagi tatkala Giorgio mulai memaju mundurkan miliknya yang panjang dan keras itu secara perlahan.
"Sekarang giliranku," bisik Marissa lalu melepas ikatan rambut dan mengurainya lalu mulai bergerak di atas tubuh Giorgio dengan lincah.
Peluh sudah mengalir di tubuh keduanya. Tubuhnya bergerak lincah di atas tubuh Giorgio dan tangan Giorgio menekan pinggul Marissa untuk memperdalam penyatuannya.
Suara desahan itu saling bersahutan di dalam kamar tatkala keduanya hampir mendapat puncaknya.
"LAKUKAN DENGAN CEPAT, SAYANG. LEBIH CEPAT LAGI." Giliran Giorgio yang meracau tidak jelas saat kenikmatan menggulung raganya.
"AH.. AH.. AH.. AH …." Tubuh Marissa bergetar dengan hebat saat merasa sudah berada di puncak begitupun dengan Giorgio yang mendapat pelepasan hingga mata hitamnya tak lagi terlihat.
Akhirnya Giorgio jatuh lemas di atas tubuh Marissa seraya membisikkan sesuatu yang membuat mata wanita membulat sempurna.
"I love you …." Giorgio melumat bibir Marissa kemudian mengecup kening Marissa dengan lembut setelah mengucapkan kata sakral itu.
"Tidurlah, aku takkan mengganggumu lagi." Giorgio kembali berucap dengan suara khas dan ikut berbaring dalam selimut yang sama lalu memeluk wanitanya dari belakang.
***
Keesokan paginya, Marissa bangun dengan perasaan yang bahagia. Dia melihat sebuah lengan kekar sedang memeluknya dengan erat.
"Gio.. ayo, bangun! Ini sudah pagi dan sebentar lagi, Rossa akan pulang ke sini!" seru wanita itu, mengelus dengan lembut lengan prianya.
Ya, prianya karena Marissa sudah mengambil keputusan setelah kegiatan panasnya. Marissa memutuskan akan menjalani kehidupannya saat ini seperti air mengalir tanpa harus banyak memikirkan segala sesuatu.
Dan soal kehamilannya, Marissa akan memikirkan cara menyampaikan perihal itu nanti setelah semuanya tenang.
Marissa membalik tubuh ke arah pria yang berhasil membuatnya luluh. Entah karena efek kehamilan atau karena Marissa sudah benar-benar tergila-gila pada pria itu.
Wanita itu lalu mengusap wajah pria yang tengah tertidur itu dengan lembut dan sesekali mengecup bibir tebal Giorgio dengan perlahan karena tidak ingin membuatnya terbangun.
Apakah salah jika Marissa ingin pemandangan seperti ini terus terjadi setiap kali membuka mata? Tentu saja tidak, selama Giorgio tidak memiliki hubungan dengan wanita lain.
Marissa terus memandangi pria tampan itu tanpa berkedip dan tanpa sadar jika pria itu sudah membuka bola matanya.
"Ada apa? Ada yang salah dengan wajahku? Sejak tadi kau terus memandangku tanpa berkedip," Giorgio mengecup dengan singkat bibir wanitanya.
Marissa yang baru menyadari jika Giorgio ternyata sudah bangun langsung mengalihkan pandangan ke arah lain. Malu karena ketahuan sedang menikmati wajah tampan pria itu.
Giorgio lalu menangkup pipi wanita itu dan membuatnya saling bertatapan. "Kau wanitaku sekarang, dan hanya aku yang bisa menyentuhmu, menciummu bahkan membuatmu mengeluarkan desahanmu itu."
"Matamu begitu indah." Giorgio menatap mata biru itu tanpa berkedip. Mata yang mampu membuatnya tenggelam hingga ke dasar terdalam.
"Jadi aku tak boleh bersama pria lain?" tanya Marissa pada pria bermata coklat itu.
"Tidak!"
"Kalau jalan dengan pria lain?" tanya Marissa lagi, mencoba menggoda.
"Tidak! Dan kau hanya bisa pergi bersamaku TITIK," ucap Giorgio tanpa ingin dibantah. Membuat Marissa menyesal karena niatnya yang ingin menggoda ternyata dianggap serius oleh pria itu.
Membayangkan tidak bisa bebas ke mana-mana membuat Marissa tanpa sadar memanyunkan bibirnya. Seolah tanda protes jika ruang geraknya akan menjadi terbatas.
"Dan ya, jangan sampai kau memanyunkan bibirmu seperti ini pada pria lain," kata Giorgio lalu mencium bibir wanita itu dengan singkat.
Marissa yang mendengar ucapan Giorgio membuatnya bahagia karena merasa jika pria itu cemburu dengan pria lain, bahkan sebelum itu terjadi.
Marissa membalas ciuman Giorgio dengan sedikit melumatnya hingga membuat pria itu berdesir dan kembali turn on.
Dan terulang lah kembali adegan demi adegan panas keduanya.
TERIMA KASIH DAN SUKSES SELALU BUAT KITA SEMUA 🫶🏼