Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Keesokan hari nya, Vincent yang merasa bersalah itu pun meninggalkan kartu berwarna hitam untuk di pakai queena
"Hoammmmmm" queena terbangun, ia mendapati Vincent tak berada di dalam kamar. Saat ia melihat jam dinding ternyata sekarang pukul 7 pagi.
"Astaga! Aku terlambat" kata queena, ia akan mematikan lampu dan mendapati surat diatas kartu hitam yang di tinggalkan Vincent tadi.
'Maaf karna sudah membentak mu, tidak seharus nya aku kasar padamu...kamu bisa belanja apapun di kartu ini, dan untuk kakak mu, tenang saja. aku sudah bicara padanya semalam saat kamu sudah tidur'
"Wahhhh ternyata om bisa juga perhatian" kata queena mengecup kartu itu dan langsung menyimpan nya di dalam dompet.
Chatt WhatsApp
Reina: queen, kamu gak masuk?
Queena: ngga Rei, aku kesiangan. gimana kalau kita belanja sepulang sekolah?
Reina:wahhhh, apa suami mu memberi izin?
Queena:stttt, nanti teman teman akan membaca chatt mu, dia sendiri yang memberikan kartu padaku
Reina: baiklah, nanti siang bertemu di mall ya.
***
Vincent langsung menemui Smith dan membawa bukti bukti bahwa dia sudah meratakan seluruh saingan Smith.
Smith pun merasa bangga memiliki Vincent, dia selalu bisa di andalkan, tanpa mereka sadari, ada seseorang di balik pintu yang terlihat kesal melihat smith yang terus memuji pria bertopeng yang tak lain adalah Vincent.
pria itu menerobos masuk ke dalam, ia membawakan minum untuk Smith dan juga vincent, namun ia diam diam memberi obat bius di kedua minuman itu.
"Minum lah" kata Smith mengambil segelas minuman itu dan memberikan nya pada Vincent.
karna tak enak hati, Vincent pun mengambil dan meminum nya sedikit hanya untuk menghargai Smith.
Tak lama kemudian Smith merasa lemas, ia pun meminta Vincent mengantarkan nya ke dalam kamar agar bisa beristirahat.
Dengan sigap, pria yang tadi membawa minum itu segera mengganti minuman nya untuk berjaga jaga jika Smith dan Vincent akan menyelidiki kejadian ini.
Setelah Vincent mengantarkan Smith ke dalam kamar, ia juga merasa pusing. Vincent berpegangan pada dinding di lorong itu.
Pria yang tadi mengantarkan air itu menggunakan masker mendekati Vincent dan mulai membuka paksa topeng yang di kenakan Vincent.
Pria itu tercengang saat mendapati wajah di balik topeng itu, ternyata tangan kanan Smith selama ini adalah CEO terkenal. Pria itu langsung kabur sebelum Vincent menyerang nya.
Vincent juga tak mampu banyak bergerak karna pusing yang di rasakan nya, ia kembali mengenakan topeng itu dan langsung keluar dari markas.
Vincent yang menyadari dirinya tak bisa lagi mengendarai mobil itu pun mencari taksi dan meminta supir itu mengantarkan nya ke rumah.
Sesampai nya dirumah, taksi itu mencoba menyadarkan Vincent, dengan sisa tenaga yang ia punya. Ia pun turun dari taksi dan langsung jatuh tergeletak di tanah tak sadarkan diri.
"Tuan Vi" teriak penjaga saat melihat Vincent ambruk.
Tepat saat queena akan keluar menemui Reina di mall, ia pun melihat kejadian itu dan langsung menghampiri Vincent dengan panik.
"Ada apa ini pak?" tanya queena pada penjaga.
"Entah lah non, saya tidak tahu. saat tuan turun dari taksi tiba tiba saja dia tak sadarkan diri" jelas penjaga itu.
"Ayo pak, bantu angkat dia" kata queena.
Dengan sigap, penjaga itu segera menggendong Vincent masuk ke dalam rumah, queena pun segera mengabari sahabat nya itu dan meminta maaf karna ia tak bisa pergi.
"Makasih pak" kata queena, penjaga itu pun tersenyum dan berlalu pergi.
"Om bangun, om" kata queena mencoba membangun kan suami nya itu.
Diambil nya minyak hangat dan wewangian untuk menyadarkan nya, namun queena tak melihat tanda tanda Vincent terbangun
Ia pun segera memanggil dokter untuk datang ke rumah nya,, hingga beberapa saat kemudian, dokter itu pun tiba di sana. Ia segera memeriksa keadaan Vincent
"pak Vincent seperti nya di bius, tenang saja. sebentar lagi pengaruh bius itu akan hilang" kata dokter menjelaskan.
"hah? Ko bisa? Siapa kira kira yang berani membius om" gumam queena keheranan.
"Yasudah kalau begitu, saya pamit dulu" kata dokter berpamitan. Queena pun mengantar nya sampai ke depan gerbang.
Queena menunggu Vincent sadar, ia menemani Vincent di samping nya sembari terus mengelus tangan vincent.
"Arghhhh!" Vincent mengerang memegangi kepala nya yang terasa pusing.
"om, minum dlu" dengan sigap queena mengambil segelas air yang ada di samping Vincent.
"terimakasih" ucap Vincent setelah meminum air itu.
"om, kata dokter om dibius, siapa yang bius om?" tanya queena penasaran.
"Entahlah, aku juga tidak tahu"
Queena tak ingin lagi banyak bertanya, ia takut Vincent akan marah lagi padanya. 'Jika memang om berada di kantor, ap mungkin karyawan nya memberi obat bius pada om' ...itu lah yang ada di benak queena.
"kenapa kamu rapih sekali hari ini?" tanya Vincent.
"oh ini, tadi aku mau belanja sama Reina" jawab queena.
"kenapa tidak jadi?" tanya Vincent.
"nggak om, aku mau nemenin om aja di rumah" kata queena.
"Yasudah, berlatih lah. jangan lupa kan jadwal latihan mu dengan Mala" kata Vincent mengingatkan.
"Astaga! Aku lupa om, untung om ingetin. Oh ya, libur ku kapan ya?"
"libur latihan sama dengan libur sekolah, jika kamu masuk sekolah, pulang sekolah harus latihan sampai jam 6 sore" kata Vincent.
"oke om" kata queena .
"oh ya, kakak udah berangkat dari tadi?" tanya queena yang tak melihat sang kakak sedari pagi
"hmmm" jawab Vincent singkat.
Vincent tak berniat mengabaikan queena, namun pikiran nya tak tenang. Iya terus menerus memikirkan tentang pria bermasker yang sudah melihat wajah nya.
"Queen, tolong keluar. Aku mau menelfon seseorang terlebih dahulu"
"oke om" kata queena yang langsung berjalan keluar.
Vincent langsung menelfon Smith, dan memberitahu kejadian yang menimpa nya. Smith pun mengakui bahwa ia merasa janggal saat meminum minuman yang di berikan anak buah nya.
Smith pun segera menyelidiki dan mengecek minuman itu, namun tidak ada tanda tanda yang aneh dari minuman itu yang membuat Smith bingung.
Vincent berpikir keras, apa yang sebenarnya orang itu ingin kan hingga ia membius Smith dan dirinya.
"Aku harus terus melatih queena, dan memperketat keamanan" gumam Vincent, ia mengkhawatirkan istri kecil nya itu.
"Aku yakin dia juga sudah melihat wajah ku dan mengenali ku, aku harus segera menyelidiki ini diam diam. Akan ku hancurkan lebih dulu sebelum dia menghancurkan ku, mari kita lihat, siapa yang ingin bermain main dengan ku" kata Vincent dengan tatapan sikopet nya.