NovelToon NovelToon
Dalam Pelukan Cinta

Dalam Pelukan Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Aili

Maya, seorang wanita muda yang cantik dan sukses dalam karier, hidup dalam hubungan yang penuh dengan kecemburuan dan rasa curiga terhadap kekasihnya, Aldo. Sifat posesif Maya menyembunyikan rahasia gelap yang siap mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22. Diagnosis Kecemasan

Bab 22. Diagnosis Kecemasan

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Maya duduk di ruang tunggu klinik konselor, merasakan campur aduk antara kecemasan dan harapan. Aldo duduk di sampingnya, menggenggam tangan Maya untuk memberikan dukungan.

Ketika nama Maya dipanggil, dia berdiri dan mengikuti asisten ke ruang konseling. Aldo memberikan senyuman penyemangat sebelum Maya masuk.

Di dalam ruang konseling, Maya duduk di kursi yang nyaman sambil menunggu kedatangan konselor, Rina. Rina masuk dengan senyum ramah dan menyapanya.

“Selamat pagi, Maya. Gimana kabarnya hari ini?” tanya Rina sambil duduk di kursinya.

“Pagi, Rina. Saya agak cemas, tapi berharap bisa membantu,” jawab Maya dengan sedikit gugup.

“Tak apa, kita akan bicarakan semuanya. Coba ceritakan lebih lanjut tentang apa yang sedang kamu rasakan,” kata Rina dengan lembut.

Maya mulai menjelaskan tentang kecemasan yang sering mengganggunya, terutama terkait dengan peran barunya sebagai ibu dan ketidakmampuannya untuk berhenti memikirkan hal-hal kecil. Dia bercerita tentang bagaimana rasa cemasnya muncul bahkan dalam situasi yang tampaknya sepele.

Rina mendengarkan dengan seksama, mencatat beberapa hal di buku catatannya. Setelah beberapa saat, Rina mengajukan beberapa pertanyaan tambahan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.

“Dari apa yang kamu ceritakan, tampaknya kamu mengalami beberapa gejala yang sesuai dengan gangguan kecemasan,” kata Rina setelah beberapa waktu. “Kecemasan ini bisa mempengaruhi berbagai aspek kehidupanmu, termasuk bagaimana kamu merasa dan bagaimana kamu berfungsi sehari-hari.”

Maya menatap Rina dengan cemas. “Jadi, apa yang harus saya lakukan?”

“Pertama, penting untuk mengetahui bahwa apa yang kamu alami adalah sesuatu yang bisa diatasi,” kata Rina dengan tenang. “Ada beberapa pendekatan yang bisa kita coba. Salah satunya adalah terapi kognitif perilaku, yang bisa membantu kamu mengidentifikasi dan mengubah pola pikir yang tidak membantu. Selain itu, teknik relaksasi dan mindfulness juga bisa bermanfaat.”

Maya mengangguk, mencoba mencerna informasi itu. “Terima kasih, Rina. Saya ingin coba semua yang bisa membantu.”

Rina tersenyum. “Bagus. Kita bisa mulai dengan sesi terapi kognitif perilaku dan melatih beberapa teknik relaksasi. Kita juga bisa mengevaluasi kemajuanmu secara berkala dan menyesuaikan pendekatan sesuai kebutuhan.”

Setelah pertemuan, Maya keluar dari ruang konseling dengan perasaan campur aduk. Aldo menunggu di ruang tunggu dan langsung menghampirinya.

“Gimana? Apa yang Rina bilang?” tanya Aldo dengan penuh perhatian.

“Dia bilang aku mengalami gangguan kecemasan. Tapi dia juga kasih tahu beberapa cara untuk mengatasinya,” jawab Maya dengan suara lembut.

Aldo memeluk Maya. “Aku yakin kamu bisa menghadapinya. Kita akan lewati ini bersama-sama.”

Maya mengangguk, merasa sedikit lebih ringan dengan dukungan Aldo. Mereka pulang ke rumah dengan perasaan yang lebih optimis.

Di rumah, Maya mulai menerapkan beberapa teknik yang dia pelajari selama sesi. Dia mulai menulis jurnal untuk mencatat perasaannya dan menerapkan latihan pernapasan dalam untuk menenangkan pikirannya saat cemas.

Beberapa hari kemudian mereka liburan di pantai dan terasa sangat menyenangkan. Maya dan Aldo menikmati waktu mereka di tepi pantai, bermain dengan Luna dan merasakan suasana yang menyegarkan. Namun, saat mereka bersiap untuk pulang, Maya merasa ada yang berbeda dalam dirinya.

Setelah makan malam, Maya merasa sedikit tidak nyaman. Dia mencoba mengabaikannya dan fokus pada kemasan barang-barang. Namun, rasa tidak nyaman itu semakin meningkat menjadi kecemasan yang parah.

Saat mereka kembali ke tempat penginapan, Maya mulai merasa sesak napas dan detak jantungnya meningkat cepat. Dia duduk di kursi, mencoba menenangkan dirinya, tetapi perasaan panik semakin menguasai dirinya.

Aldo yang melihat Maya tampak cemas mendekat dan duduk di sampingnya. “Maya, kamu oke?” tanyanya dengan khawatir.

Maya menggeleng, napasnya terengah-engah. “Aku nggak tahu, Aldo. Aku merasa sesak dan kepalaku terasa berputar.”

Aldo segera memeluk Maya dengan lembut. “Coba ambil napas dalam-dalam. Fokus pada napasmu. Kita akan atasi ini sama-sama.”

Maya mencoba mengikuti saran Aldo, tetapi rasa panik terus menyelimutinya. Aldo tetap tenang dan mencoba menenangkan Maya dengan berbicara lembut. “Ingat, ini cuma perasaan sementara. Kamu sudah melalui banyak hal dan kamu bisa melewati ini.”

Maya berusaha fokus pada napasnya dan mengikuti teknik relaksasi yang dia pelajari dari terapisnya, tetapi tetap merasa kesulitan untuk mengendalikan kecemasannya. Rasa panik itu membuatnya merasa tertekan dan kehilangan kendali.

“Aldo, aku merasa ini semakin parah. Aku nggak tahu harus bagaimana,” kata Maya dengan suara gemetar.

Aldo merespons dengan penuh kasih. “Kita akan coba teknik relaksasi yang kamu pelajari. Kalau perlu, kita bisa hubungi Rina untuk bimbingan lebih lanjut.”

Maya mengangguk pelan dan berusaha fokus pada teknik pernapasan yang dia pelajari. Aldo mendampinginya, terus menerus memberikan dorongan dan dukungan.

Beberapa saat kemudian, Maya mulai merasa sedikit lebih baik. Napasnya mulai teratur, dan dia merasa lebih bisa mengendalikan dirinya. Aldo memeluknya erat, dan Maya merasa tenang merasakan kehadirannya.

“Terima kasih, Aldo. Aku merasa lebih baik sekarang,” kata Maya dengan lega.

Aldo tersenyum dan mengelus rambut Maya. “Kita harus terus berlatih teknik ini dan jangan ragu untuk mencari bantuan kalau merasa kesulitan. Aku di sini untuk kamu, selalu.”

Malam itu, setelah perasaan panik mereda, mereka duduk di luar tempat penginapan, menikmati udara malam yang sejuk dan bintang-bintang di langit. Maya merasa sedikit lebih tenang, tetapi tetap ada rasa kekhawatiran yang tersisa.

Keesokan paginya, mereka kembali pulang dengan perasaan campur aduk. Maya merasa sedikit kecewa dengan pengalaman panic attack yang baru saja dialaminya, tetapi dia tahu bahwa itu adalah bagian dari proses penyembuhan.

Setibanya di rumah, Maya segera menghubungi terapisnya, Rina, untuk mengatur sesi tambahan.

Maya dan Aldo kembali menjalani rutinitas mereka dengan hati-hati setelah pengalaman panic attack yang mengganggu mereka di liburan. Mereka mencoba fokus pada langkah-langkah kecil untuk memperbaiki keadaan dan menjaga keseimbangan dalam hidup mereka.

Hari-hari setelah kembali dari liburan, Maya melanjutkan sesi dengan Rina, terapisnya, dan mulai menerapkan teknik baru yang diajarkan. Sementara itu, Aldo terus mendukung Maya dengan penuh kasih, berusaha membuat suasana rumah tetap nyaman dan stabil.

Suatu pagi, Maya merasa lebih siap untuk memulai hari. Setelah sarapan bersama Aldo dan Luna, dia merasa keinginan yang kuat untuk kembali berlatih yoga dan meditasi.

“Aldo, gimana kalau kita mulai hari ini dengan sesi yoga dan meditasi? Aku rasa ini bisa membantu aku lebih rileks,” ujar Maya sambil menyiapkan matras yoga di ruang tamu.

Aldo tersenyum dan mengangguk. “Bagus, itu ide yang hebat. Aku juga merasa yoga bisa jadi cara yang bagus buat kita berdua mengatasi stres.”

Mereka mulai dengan sesi yoga ringan, diikuti dengan meditasi. Maya merasa lebih tenang setelah latihan, dan Aldo tampak senang melihat perubahan positif pada Maya.

“Maya, aku lihat kamu semakin bisa mengendalikan kecemasanmu. Aku bangga banget sama kamu,” puji Aldo.

“Terima kasih, sayang. Aku juga merasa lebih baik setelah berlatih yoga,” kata Maya sambil tersenyum.

Selama beberapa minggu ke depan, Maya terus menjalani rutinitas yoga dan meditasi dengan konsisten. Dia juga aktif mengelola kecemasannya dengan menggunakan teknik yang dia pelajari dari Rina. Aldo selalu ada untuk memberinya dukungan, dan mereka berdua merasa hubungan mereka semakin kuat.

Suatu hari, Maya mendapatkan undangan dari sahabat lamanya untuk reuni. Dia merasa cemas memikirkan acara tersebut, tetapi Aldo meyakinkannya bahwa itu akan menjadi kesempatan baik untuk bersosialisasi dan mengurangi kecemasan.

“Gimana kalau kita pergi ke reuni itu? Aku tahu kamu merasa cemas, tapi itu juga bisa jadi momen yang menyenangkan untuk kita,” kata Aldo.

Maya memikirkan saran Aldo. “Kamu benar. Aku akan coba hadapi rasa cemas itu dan pergi. Aku rasa itu bisa jadi langkah bagus untukku.”

Hari reuni tiba, dan Maya dengan hati-hati mempersiapkan dirinya. Aldo mendampingi Maya dan memberikan dorongan semangat. Ketika mereka tiba di acara tersebut, Maya merasa sedikit gugup, tetapi dia mencoba tetap tenang dan menikmati suasana.

Selama acara, Maya bertemu dengan teman-temannya dan berbicara dengan mereka tentang berbagai hal. Meskipun awalnya merasa cemas, Maya mulai merasa lebih nyaman seiring berjalannya waktu. Dia merasa senang bisa berinteraksi dengan orang lain dan merasa lebih terhubung dengan dunia luar.

Setelah acara, Maya merasa puas dan bangga atas pencapaiannya. “Terima kasih, Aldo. Aku merasa jauh lebih baik setelah pergi ke reuni. Aku bisa menghadapi kecemasan dan menikmati waktu bersama teman-teman.”

1
Nanik Arifin
akhirnya.... setelah hujan, pelangi pun datang
Adico
lanjut
Nanik Arifin
sudah ada cctv, masih blm tertangkap, sudah ada pengawasan masih blm tertangkap juga ??
siapa sebenarnya satria ??
siapa pendukung satria??
Nanik Arifin
begitulah hidup, cobaan datang silih berganti tuk mendewasakan kita. semoga rumah tangga kalian samawa
Adico
lanjut
Nanik Arifin
gangguan psikis benar" mengerikan 🙈
Nanik Arifin
sampai kapan kalian begini terus...
klo konseling dg psikolog g mempan, coba dekat diri dg Tuhan. setiap kekhawatiran muncul, mendekatlah dg sang pencipta. semoga dg begitu pikiran kalian bisa lebih tenang. terutama tuk Maya. berawal dr Maya & kini menular ke Aldo
anggita
ceritane mbulet cemburu tok yoh🤔
anggita
like👍+☝iklan buat author novel ini. semoga banyak pembacanya.
anggita
Maya.. Aldo,,, 💐
Octavio Gonzalez
Senang baca cerita ini!
Acap Amir
Gak bisa berhenti baca ceritanya, thor kesempatan ketemu penulis kayak kamu gak banyak loh.
Divan: Terimakasih 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!