NovelToon NovelToon
Late To Love

Late To Love

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Diam-Diam Cinta
Popularitas:259.4k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Reyn Salqa Ranendra sudah mengagumi Regara Bumintara sedari duduk di bangku SMA. Lelah menyimpan perasaannya sendiri, dia mulai memberanikan diri untuk mendekati Regara. Bahkan sampai mengejar Regara dengan begitu ugal-ugalan. Namun, Regara tetap bersikap datar dan dingin kepada Reyn.

Sudah berada di fase lelah, akhirnya Reyn menyerah dan pergi tanpa meninggalkan jejak. Pada saat itulah Regara mulai merindukan kehadiran perempuan ceria yang tak bosan mengatakan cinta kepadanya.

Apakah Regara mulai jatuh cinta kepada Reyn? Dan akankah dia yang akan berbalik mengejar cinta Reyn?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Wajah Merah Padam

Waktu terus berjalan, tapi kondisi Reyn tak ada perubahan. Dokter sudah menyarankan untuk melepas semua alat penopang, tapi pihak keluarga menolak dengan keras.

Abang Er sudah menatap sendu ke arah sang adik yang masih tak berdaya. Padahal ini sudah bulan keenam Reyn di ruang ICU tanpa adanya perubahan.

"Reyn, masih betahkah lu tidur? Apa lu gak rindu dunia luar?"

Tangan Abang Er mulai menggenggam tangan sang adik perempuan. Mulutnya mendadak kelu.

"Coba lihatlah Mami dan Papi, Reyn," ucapnya lagi.

"Mereka terus berjuang untuk kesembuhan lu. Bahkan, dokter dari Zurich pun sudah diberangkatkan untuk menangani lu. Gak pernah sedikit pun mereka mengeluh tentang lelahnya tubuh, hati juga pikiran mereka. Apapun mereka lakukan demi untuk kita berkumpul bersama lagi. Apa lu masih tega juga sama orang tua kita yang kasih sayangnya melebih luasnya samudera?"

Bulir bening menetes di ujung mata Reyn, dan Abang Er dapat melihat itu.

"Reyn! Lu ngerespon?'

Air mata itu meluncur kembali dan Abang Er menekan tombol emergency untuk memanggil dokter. Keluarga Abang Er di luar nampak panik karena dokter yang menangani Reyn berlari menuju ruang ICU.

"Empok kenapa, Mi?"

Rayyan begitu ketakutan. Begitu juga dengan kedua orang tuanya. Abang Er pun keluar dengan senyum yang mulai terukir.

"Reyn nangis, Pi. Reyn udah bisa ngerespon."

Tangis mami Sasa pun pecah. Dia begitu bahagia. Tangan sang putra pertama sudah menggenggamnya.

"Reyn pasti sadar. "

Pelukan Abang Er membuat tubuh Mami Sasa menghangat. Abang Er yang biasa tak sedekat ini dengannya, semenjak Reyn sakit selalu menguatkannya di saat sang suami harus bolak-balik mengurus pekerjaan.

Mereka tak pernah lelah dan bosan menunggu perkembangan Reyn. Bergantian masuk ke ruang ICU untuk mengajak bicara Reyn yang masih belum sadar.

"Empok, lu gak kangen ribut apa sama gua? Enam bulan loh. Itu mata enggak pegel apa? Melek lah, Mpok. Kasihan tuh para temen lu. Om sensen bilang mereka selalu nunggu lu di balkon kamar."

Hembusan napas kasar keluar dari bibir Rayyan. Dia menatap dalam wajah kembarannya.

"Empok, kalau lu gak bangun, gua, Abang sama Papi akan bunuh crush lu itu. Karena dia lu kayak gini." Rayyan mulai mengancam.

"Lu selalu membela dia. Tapi, dia malah menorehkan luka sampe lu kayak gini. Lu ngelarang kita buat nyalahin dia. Padahal, lu terluka karena dia. Gua sebagai adek lu gak terima, Empok. Apalagi Abang. Jangan ditanya deh kalau Papi. Kayaknya kalau gua bertiga ngehajar crush lu itu, dia akan berakhir di ruang ICU sama seperti lu."

Jari telunjuk Reyn sedikit bergerak. Mata Rayyan menangkap pergerakan itu. Dia tersenyum dengan mata yang nanar.

Semakin hari banyak perkembangan yang tak disangkakan. Bahkan dua hari setelah Rayyan mengancam akan membunuh Rega, Reyn membuka mata. Mereka berempat bahagia begitu juga dengan keluarga yang lain yang berada di sana.

"Ma-mi, Pa-pi, A-bang, Ya-yan."

"Jangan banyak bicara dulu ya, Sayang."

Reyn membutuhkan terapi untuk mengembalikan pergerakan otot-ototnya. Terlalu lama koma membuatnya sedikit kehilangan tenaga. Tak ada satupun yang meninggalkan Reyn. Bahkan keluarganya yang lain akan menemaninya melakukan terapi. Sungguh banyak yang menyayangi Reyn.

Di balik berita baik, masih ada berita buruk yang harus mereka terima. Dokter mengumpulkan keluarga Reyn dan mengatakan apa yang akan terjadi ke depan.

"Kemungkinan besar, usianya tak lebih dari empat tahun lagi."

Kabar yang begitu menghajar hati keluarga. Namun, Reyn malah menyunggingkan senyum. Bahkan dua buah kalimat keluar dari bibirnya.

"Jangan tangisi Reyn kalau emang waktunya tiba. Dan jangan hukum Kak Rega, ini bukan salah siapa-siapa. Ini adalah takdir terbaik untuk Reyn."

#Flashback off.

Wajah Rega sudah basah. Hatinya begitu sakit, karenanya Reyn menderita seperti itu. Namun, Reyn masih membelanya di depan keluarganya yang sudah murka.

"Gua harap lu jauhi Empok gua. Jangan buat dia kembali ke perasaannya yang dulu."

Rega menggeleng. Dia menatap serius wajah Rayyan.

"Gua gak akan pernah jauhi Reyn. Gua sayang sama dia. Gua cinta sama dia."

"TELAT!"

"Gua tahu, tapi gua akan terus perjuangkan cinta ini. Meskipun, keluarga lu menentang akan tetap gua terabas," balas Rega dengan penuh keseriusan.

"Selama empat tahun ini rasa cinta gua untuk Reyn semakin hari semakin bertambah. Gua emang terlambat menyadari cinta ini, tapi gua belum terlambat untuk mengejar Reyn. Gua akan melakukan apa yang sudah Reyn lakukan dulu terhadap gua. Malah, lebih dari itu."

Rayyan menghela napas kasar. Dia mendekatkan wajahnya ke arah Rega.

"Setetes air mata yang jatuh di pelupuk mata Empok gua, harus lu bayar dengan nyawa."

.

Rega memejamkan matanya ketika teringat pertemuannya dengan Rayyan semalam. Hatinya sangat sakit ketika mengetahui fakta sebenarnya tentang perginya Reyn empat tahun lalu.

"Maafkan aku, Reyn."

Bulir bening pun meluncur di pipi Rega. Penyesalan yang mendalam tengah dia rasakan. Apalagi dia melihat langsung bagaimana penyakit itu kambuh. Wanita yang dia cintai terlihat begitu tersiksa.

"DI MANA REYN?"

Suara lantang penuh kemarahan membuat Rega membuka mata. Kerah kemeja sudah ditarik oleh lelaki yang seperti orang kesetanan.

Wajah penuh kegeraman Langit tunjukkan. Langit menoleh ke arah ruangan di mana dia meyakini Reyn ada di sana. Kerah baju Rega dia lepaskan dan segera menuju IGD. Baru saja pintu IGD dia buka, dia sudah dihadang oleh pihak perawat yang sedang berada di dalam.

"Maaf, tidak boleh ada yang masuk selain petugas kesehatan."

"SAYA JUGA DOKTER! SAYA MAU TAHU KONDISI CALON ISTRI SAYA!"

Rega tersenyum kecil mendengar ucapan penuh percaya diri. Tubuh Langit pun sedikit didorong hingga dia mundur beberapa langkah ke belakang dan pintu IGD kembali ditutup.

Langit kini menatap ke arah Rega yang sedari tadi melihat dirinya dipermalukan oleh dokter jaga IGD. Dia menghampiri Rega kembali dan tangannya meraih kerah kemeja Rega lagi. Urat-urat kemarahan terlihat jelas di wajahnya.

"INI SEMUA GARA-GARA LU!"

Langit begitu marah kepada Rega. Tangannya pun sudah mengepal keras ke udara dan akan dia daratkan di wajah Rega. Sontak Rega pun memejamkan mata.

"LELAKI BANG--"

"HENTIKAN!"

Suara barito terdengar jelas. Tangan Langit pun menggantung di depan wajah Rega. Suara itu Rega kenali, dan perlahan dia membuka mata.

Langkah lebar seorang pria penuh kharisma mampu Rega lihat. Terlihat wajahnya begitu murka. Rega sudah pasrah karena dia tahu apa yang akan terjadi.

"Dia, Om!" tunjuk Langit kepada Rega.

Lelaki yang membawa Reyn ke rumah sakit itupun sudah menduga apa yang akan dilakukan Langit.

"Dia yang udah buat Reyn--"

PLAK!

Rega memejamkan mata ketika mendengar suara nyaring tersebut. Wajah merah padam papi Restu sudah menatap Langit tanpa ampun.

"PERGI DARI SINI!"

...*** BERSAMBUNG ***...

Jangan lupa komennya! Udah double up loh.

1
bunda DF 💞
keren ka ceritanya,, tp kasih tau dong silsilah novelnya biar urutan bacanya
Mukmini Salasiyanti
Ember dah penuh, Thor😁
Mukmini Salasiyanti
isshhhh Author suka maksa deh
kyk Rega.....
😂
jgn merusljak ya, Thor
semungguuutttttt😃
Mukmini Salasiyanti
itu si Er...
atau si Rayy??
huhhh rega..
Poor, rega...
Mukmini Salasiyanti
aishhhhh
kata author nunggu tembus 50 comment
itu mah udah 63..
yaahh gk jd comment deh aqu..

😂🤣🤣
Mukmini Salasiyanti
yg mana yg lemes, Thor??
kaki atau..
kepala??
eh...
jgn jgn tangan ya, Thor..

hihiii becanda..... 😃🥰
Mukmini Salasiyanti
syokoriiinnnn
tapi....
itu SUDAH terjadi!!!
apa loe bisa kembalikan waktu, Ga??
Mukmini Salasiyanti
nah gitu dong, bung!
jantan dikit. lemah bgt!
tegas!
Mukmini Salasiyanti
alamakkk
kissing pulak..
kurang h*jar!!!
Mukmini Salasiyanti
😭😭😭😭😭
Mukmini Salasiyanti
makin rumit jln si Reyn..
jd sad deh....
Mukmini Salasiyanti
aaaa Abang tersayang...
syg bgt ma adiknya
Mukmini Salasiyanti
Ya Alloh
knp cerita anak2 muda ni gak ngebosenin yak??
sll seru dan mendebarkan.
aaa berasa muda....
Mukmini Salasiyanti
aihhhh
siapa itu ???
kukira wajah gadis Asia, Thor..
Asia Tenggara
Asia Tengah
Asia Timur
wkwkwk
😂😅
Mukmini Salasiyanti
Salken, Thor...

aaishhhh awal yg mendebarkan..
begitu akrabnya 3 bersaudara ini..
aaa pasti seru ya pny abg kandung..
Heni Linda Oriflame
haha....kelakuan bang er sama yayan bener2 bikin ngakak 😀😀
Chusnul Smilly
langsung lanjut dooonk🥰
Chusnul Smilly
😭😭😭😭gak kuat nahan air mata
Chusnul Smilly
ya allah kok makin kenceng aja nangisnya😭😭😭, gak sanggup buatan baca bab ini
Epi Tri Wahyuni
Tak tunggu janjimu thor👍👍👍👍💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!