ISTRI RANDOM

"Ros," panggil Dirga.

Wanita yang di panggil namanya memang tidak ada disana. Sudah bekerja sesuai jadwal hari ini. Tidak lama tampak wajah ibunya saat ini.

"Mommy?" ucap Dirga.

"Bagaimana keadaanmu? Minumlah dulu. Kamu pasti haus," ucap Dania oada anaknya yang menaikkan tempat tidurnya.

Setelah Dirga meminumnya dengan sedikit haus, mengenggaknya lebih banyak. Baru setelah itu, matanya mencari sosok yang sangat dirindukannya. Pandangannya mengedar seluruh ruang inapnya kali ini. Tapi tetap saja tidak ditemukan.

"Kamu mencari siapa?" Basa basi ibunya yang sebenarnya pasti sudah mengetahui yang dimaksud anaknya.

"Ros, mom. Dia sudah-" terpotong ucapan Dirga.

"Jangan lagi berhubungan dengannya. Jangan sebut namanya lagi! Mommy tidak suka! Terlebih membuatmu seperti ini! Apakah pantas kamu berbuat sejauh ini! Kamu dokter tapi tidak bisa menjaga tubuhnya sendiri! Mommy tidak suka!" kemarahan Dania kini terluapkan tepat didepan anak sulungnya yang sangat dia sayangi. Terlebih ancaman sudah di layangkan oleh pemegang terbesar saham rumah sakit.

Tidak mungkin berbuat macam macam di luar, hanya bisa mengkompori anaknya saja untuk membenci sama seperti dirinya yang sangat tidak menyukai Rosa.

"Tidak ada hubungannya dengan Rosa, Mom. Aku sampai seperti ini bukan karena dia!" lirih Dirga yang masih lemas.

"Tapi kamu patah hati karena di tinggal dia menikah bukan!" sekak mat sudah Dirga kali ini tidak bisa menyangkal ucapan ibunya lagi.

"Bukan salah Rosa, Mom. Aku sangat mencintainya! Jangan menjelekkan dia! Jika dia saat ini sudah menikah, tapi biarkan saja aku yang sangat mencintai ini tersakiti sendiri. Jangan berbuat nekat Mom," badannya yang lemah dan lemas kata katanya hampir menguras kembali tubuhnya yang mulai tidak berdaya.

"Ck! Lupakan dia! Dia tidak pantas di cintai lebih seperti ini olehmu, Ga! Banyak wanita yang menunggu dan menantimu!" senyum kecut di bibir Dania yang bertepatan pintu kamarnya di buka.

"Ros," ucap Dirga dan sontak saja Dania menoleh ke arah pintu. Benar Rosa yang masuk kesana seorang diri. Saat mendengar Dirga sudah siuman tidak sabar untuk melihat kekasih di dalam hatinya yang masih tetap utuh dan sama.

"Mas." sapa Rosa.

"Ngapain kamu kesini?" sinis Dania.

"Mom, bisa tinggalkan kami sebentar?" pinta Dirga.

"Ck! Kamu usir Mommymu demi wanita ini! Tega!" marah Dania yang langsung keluar dari sana dengan menyenggol bahu Rosa. Hampir saja Rosa terjatuh jika tidak berpegangan pada ujung ranjang Dirga.

"Maafkan Mommy, Ros," lirih Dirga.

"Ga pa pa, Mas." ucap Rosa yang tersenyum namun dibalik hatinya sangat sakit yang dirasakan saat ini.

Lelaki pemilik hatinya saat ini terkapar lemas dan lemah akibat patah hati yang di sebabkan olehnya. Terpaksa harus menerima semua ini. Di paksa harus melepaskan cinta keduanya yang saling mencintai satu sama lain sama besar. Terpaksa melihat wanita yang di cintai dimiliki oleh orang yang tidak dikenalnya. Tanpa bisa tahu alasannya sampai detik ini.

Ros, aku merindukanmu. Aku mencintaimu, sangat. Sangat mencintaimu sampai tidak mampu lagi berfikir dengan jernih. Ros, kenapa kamu tega melakukannya padaku. Batin Dirga.

Air matanya yang sudah keluar, bukan saja Dirga tapi Rosa juga sudah mulai terisak. Walau tidak ada kata yang terucap. Keduanya tersakiti dan merindu dalam diam.

Mas, maafkan aku. Aku telah membuatku seperti ini. Mas, rindu sudah pasti di hati ini untukmu selalu. Tapi apalah dayaku tidak bisa mengatakannya lagi. Karena aku sudah menjadi istri orang. Mas, aku sungguh sama sakitnya denganmu jika kamu seperti ini terus menyakiti diri sendiri. Batin Rosa.

Mata keduanya saling merindu menatap dan akhirnya Rosa menyeka butiran cairan yang keluar dari matanya. Begitu pun dengan Dirga.

Tanpa disadari keduanya Galih ada di balik pintu itu, saat Dania keluar dengan membanting pintu sangat keras jadi tidak tertutup rapat. Disanalah Galih berada, sama sedihnya seperti kedua orang di dalam.

Kalina! Sungguh aku membencimu jika melihat mereka tersakiti seperti itu! Kamu kejam Kalina! Aku sungguh membencimu seumur hidupku ini! Aku berharap kamu tidak akan muncul di hadapanku lagi.

Aku terpaksa memisahkan mereka yang saling mencintai, aku benci kamu KALINA! menjerit batin Galih.

"Mas," lirih Rosa yang duduk di samping Dirga.

"Makan dulu ya," ucap Rosa yang mengambil makanan yang sudah ada di atas nakas.

Hanya di angguki oleh Dirga, lalu tersenyum dari wajahnya.

Biarlah aku egois saat ini saja. Tidak akan pernah lagi merasakan suapan yang menjadi canduku dulu. Biarlah aku menikmati ini sekali lagi, setelah kesembuhanku sudah bisa di pastikan aku tak akan lagi ada kesempatan.

Rasa kehilanganmu ini entah kapan bisa hilang, atau bahkan tidak pernah terjadi. Satu hal yang pasti hati ini selalu tertulis namamu Rosa. Wanita baik dan penuh pengertian, tidak pernah mau disentuh selain tangannya hingga dia kini yang menjadi raja di dalam hidupmu. Aku yang terlalu lama membuatmu menjadi milikku, atau memang aku bukan jodohku? Hanya di titipkan sebagai pembelajaran bagaimana dicintai sangat dalam dan mencintai lebih dari sendiri?

Ros, maafkan aku yang saat ini akan egois menguasai dirimu. Meminta menemaniku hingga tubuh ini kembali pulih. Batin Dirga.

Hingga makan malam nya telah selesai, dan di bersihkan oleh tisu. Baru meminum obat yang sudah disiapkan disana.

"Istirahatlah kembali, Mas," pinta Rosa.

"Tunggu, Ros," ucap Dirga yang menahan tangannya.

"Aku tidak akan pergi. Hanya membereskan ini," ucap Rosa dan baru di lepas tangannya oleh Dirga.

Galih yang tetap menunggu di depan ruangan itu seorang diri. Dilihat oleh Dr. Panji yang selesai dengan tugas kontrolnya.

"Tuan," sapa Dr. Panji.

"Kenapa anda tidak masuk ke dalam?" Tanyanya.

"Tidak, Dokter. Aku memberikan mereka waktu, memberikan kesempatan untuk saling merelakan dan melepaskan hatinya masing masing. Agar aku tidak terbebani lebih berat di kemudian hari." jelas Galih.

"Baiklah, Tuan. Apakah anda mau meminum kopi bersamaku?" Tanya Dr. Panji.

"Tidak, Dokter, terima kasih. Aku akan tetap menunggu disini hingga istriku keluar dengan sendirinya." tolak Galih.

"Oh begitu. Rosa juga akan kembali ketugasnya lagi, karena jam istirahatnya akan habis. Terima kasih Tuan, telah rela Rosa dengan Dirga saat ini," ucap Dt. Panji.

"Jangan katakan itu lagi, Dok." ucap Galih.

"Aku permisi dulu, Tuan. Masih harus bekerja," pamit Dr. Panji.

"Silahkan, Dok." ucap Galih.

Sementara Rosa yang berada di dalam baru selesai mengupas buah.

"Mas, makan ini ya, tapi aku tidak bisa menemani masih harus bekerja dulu. Nanti sebelum pulang jam kerjaku, aku akan kembali kesini," pamit Rosa.

"Iya, Ros. Apakah boleh aku bertanya sebelum kamu pergi?" Ucap Dirga.

"Katakan, Mas." pinta Rosa.

"Apakah kamu mencintainya?" Tanya Dirga.

...****************...

Terima kasih atas dukungannya dan selalu setia menanti up dari mommy ya.

Like dan komentarnya di tunggu.