NovelToon NovelToon
Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Nggak Dapat Ibunya, Anaknya Pun Jadi

Status: sedang berlangsung
Genre:cintamanis / Beda Usia / Romansa
Popularitas:853.3k
Nilai: 4.8
Nama Author: Cahyaning fitri

Lingkaran takdir memang penuh misteri. Menyukai ibunya, malah dapat anaknya. Tapi Ken bersyukur mendapatkan putri dari sahabatnya sendiri.

"Apa? Nikah sama Om Ken? Bapak, please dong jangan ngadi-ngadi? Masa iya aku menikah sama om-om?"

"Bapak mohon, Num. Hanya dia yang bapak percaya untuk menjaga kamu? Waktu bapak tidak banyak lagi."

"Maksud bapak apa sih?"

"Bapak divonis mengidap kanker hati. Sudah stadium 4. Jantung bapak juga bermasalah. Bapak mohon penuhi permintaan bapak!"

"Tapi, Pak____!" Hanum menggigit bibirnya sendiri.

"Ken, aku mohon nikahi putriku. Dia masih polos. Masih perawan. Tidak tersentuh lelaki manapun. Aku percaya kamu bisa menjaganya. Waktuku sudah tidak banyak lagi. Aku mohon jagakan dia untukku!"

"Man, kamu akan sembuh. Percayalah!"

"Tidak, Ken. Kanker hati yang aku derita sudah stadium 4. Aku tidak akan pernah bisa sembuh. Tolong penuhi permintaan sahabatmu yang terakhir ini!"

"Tapi_____!"

"Aku mohon _____!"

"Baiklah."

Pengen tahu kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cahyaning fitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 : Perundungan

"Selamat pagi, Bie!" sapa Hanum dengan ceria.

"Kau bangun jam berapa?" tanya Ken heran, pasalnya Hanum bangun, tapi tidak membangunkan dirinya.

"Aku bangun pagi-pagi sekali karena aku ingin membuatkanmu sarapan!" ujarnya terlihat ceria.

Sarapan pagi memang sudah tersaji di meja makan, dan semuanya dimasak oleh Hanum sendiri. Ken baru tau kalau Hanum pandai memasak.

"Bie duduklah!" Hanum menarik tangan suaminya, dan menyuruhnya duduk di kursi.

"Ini adalah pertama kalinya aku masak untukmu. Ada nasi goreng sosis, ayam krispi, nugget, sambal dan kerupuk. Semoga kamu suka, Bie!" ujarnya sambil tersenyum lebar.

"Kamu sedang nggak sakit kan?" tanya Ken mengernyit heran.

Tadi malam Hanum terlihat muram dan sedih, tapi pagi ini, gadis itu terlihat ceria, dan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

"Nggak." Sahut Hanum sembari menyendokkan nasi goreng ke piring Ken.

"Bie....?!!?"

"Hem!"

"Aku minta maaf ya, Bie. Nggak seharusnya kemarin aku bersikap seperti itu!" ucap gadis itu menyesal.

"Tidak apa-apa. Aku tahu kok perasaan kamu. Lain kali, jangan ulangi lagi!" jawab Ken tersenyum manis.

"Sekarang aku tahu alasan Edo meninggalkanku di pelaminan, Bie!" Hanum muram.

"Pria pengecut seperti itu jangan kau pikirkan lagi!"

"Bie, terimakasih untuk semuanya. Aku berjanji akan melupakan dia, dan tidak akan pernah mengingatnya lagi. Bantu aku ya, Bie!"

"Kau memang harus melupakan dan jangan pernah mengingatnya lagi. Kau harus ingat bahwa kau adalah wanita bersuami! Kau tidak tahu apa, kemarin itu aku sangat khawatir melihatmu berlarian!"

"Maafkan aku, Bie!"

"Hemm, aku sudah memaafkanmu!"

"Bie, untuk yang kemarin juga terimakasih ya!" ucap Hanum malu-malu.

"Apa?" Ken menatap bingung.

"Kemarin Hubby sudah menggosok punggungku!" kekeh Hanum, pipinya merah merona.

"Oh, itu tidak gratis Hanum!" ucap Ken mulai menjahili istrinya.

"Tidak gratis?" Hanum mengernyit heran.

"Aku menggosok semua daki-daki yang ada di punggungmu sampai rontok semua!"

"Hah, Apa? Ck, aku tidak dakian, Bie!" ucap Hanum sambil memanyunkan bibirnya. Hampir saja tawa Ken meledak.

"Kau ini dakian! Kau saja yang tidak menyadarinya!"

"Aku sungguh tidak dakian!"

"Kau itu berdaki. Pasti saat mandi, kau tidak pernah menggosok punggungmu! Mulai sekarang, jika mandi, kita harus selalu bersama, biar aku yang menggosokkan punggungmu!"

"Ck, mana ada hal semacam itu! Hubby mau modus kan! Biar kita selalu mandi bersama, dan terus Hubby memintaku melakukan itu lagi!"

"Hahaha!" Akhirnya Ken sudah tidak bisa menahan tawanya. Gemas rasanya melihat Hanum ngomel-ngomel seperti itu.

"Bie, aku sudah bisa kembali ke kampus kan?"

"Kau benar-benar sudah sehat?"

"Hemm. Aku sudah sehat!"

"Baiklah kalau begitu bersiap-siaplah!"

"Tunggu aku mandi!" ujar Hanum sambil membereskan meja makan, dan mencuci piring yang kotor. Ken juga ikut beranjak, dia membantu meletakkan piring-piring yang sudah dicuci istrinya ditempat khusus piring basah.

"Bareng ya! Aku juga mau mandi!"

"Hubby saja duluan. Aku masih harus membuang sampah ke depan!"

"Aku akan menunggumu!"

Dengan langkah gesit, Hanum menaruh kantong sampah berisi tumpukan barang tak berguna di depan apartemen. Dia tahu akan ada orang yang akan segera menjemputnya. Setelah meletakkan sampah-sampah itu, ia buru-buru kembali masuk ke dalam apartemen. Begitu membuka pintu, dia terkejut melihat suaminya sudah duduk di ruang tengah sambil tersenyum, menunggunya kembali.

"Kan sudah ku bilang mandi duluan!"

"Kita mandi bareng!" ucap Ken sengaja menggoda Hanum.

"Tidak ah. Nanti Hubby minta itu lagi. Ituku masih sakit!"

"Tidak." Ken terkekeh geli, tapi tetap saja memaksa Hanum mandi bersama. Mau tak mau, Hanum pun pasrah.

Mandi yang seharusnya hanya berlangsung 30 menit, malah berlarut hingga lebih dari satu jam. Ken sangat licik, apalagi si Tarsan. Begitu melihat tubuh indah di depan mata, Tarsan pun langsung tergoda untuk melakukan tindakan yang tidak senonoh.

Sampai di depan gerbang kampus, wajah Hanum masih manyun. Ken sampai terkekeh melihat ekspresi Hanum yang seperti itu.

"Pokoknya nanti malam jangan minta lagi, Bie. Punyaku sakit dan bengkak!" protes Hanum pada suaminya. Sontak Ken terbahak mendengar celotehan absurd sang istri.

"Apanya yang bengkak?"

"Ituku!" sahut Hanum masih kesal.

"Ya nanti aku lihat setelah pulang dari kampus!" ucap Ken santai, seperti orang tak berdosa.

"Apanya yang mau dilihat?"

"Itumu lah. Katanya bengkak."

"Iya, terus kenapa harus dilihat?"

"Aku lihat, terus aku kasih obat Hanum! Pikiranmu itu mesum terus!" sindir Ken tersenyum bangga. Pasalnya si Tarsan kali ini menjalankan misi dengan baik.

"Oh!" ucap Hanum membulatkan bibirnya membentuk huruf o, "Tapi cuma dikasih obat kan?"

"Ya itu sih terserah Tarsan!" gumam Ken lirih sambil cekikikan.

"Hah, Apa?" mata Hanum melotot tajam.

"Hehehe, aku cuma bercanda. Sudah sana masuk ke kampus. Nanti kau telat!"

"Ya sudah aku masuk dulu ya! Nanti jangan lupa jemput aku siang nanti. Jangan telat juga!"

"Iya. Jangan khawatir!" sahut Ken, "Salim dulu! Aku kan suamimu!"

"Ah, iya. Aku lupa. Aku pikir, aku belum menikah!" Hanum terkekeh, lalu membalikkan badannya untuk mencium punggung tangan suaminya.

"Aku kuliah dulu ya!"

"Semangat belajar, Istriku Sayang!" ucap Ken sambil mencium puncak kepala Hanum.

"Hubby juga. Semangat bekerja. Cari uang yang banyak!"

Setelah mobil Ken tak terlihat, Hanum melangkahkan kakinya masuk ke dalam kampus. Baru masuk ke kelas, mendadak suasana kelas yang hening berubah heboh. Semua mata memandang Hanum dengan tatapan jijik dan merendahkan. Bahkan ada yang dengan sengaja mencibirnya terang-terangan. Ada juga yang langsung merendahkan dirinya secara keji.

Hanum yang tak terlalu memperdulikan pandangan teman-temannya, dengan santai dia duduk di kursinya sendiri. Namun apa, ada seseorang yang dengan sengaja merusak kursinya, membuat gadis itu terjatuh ke lantai keramik. Kursi yang tadi Hanum duduki patah, entah siapa yang tega melakukan itu.

"Siapa yang melakukan ini?" teriak Hanum kesal. Bukannya menjawab, teman-temannya malah menertawakan.

Hanum melirik ke arah Rini, namun gadis itu sepertinya dengan sengaja melengos, pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.

"Rin, sebenarnya ada apa dengan mereka? Kamu juga kenapa? Apa salahku, Rin?" tanya Hanum pada Rini, teman semejanya.

"Mereka tahu kalau kau simpanan om-om. Kau ayam kampus. Dan mereka semua jijik melihatmu!" jelas Rini, tapi tatapan gadis itu seakan enggan untuk menatapnya.

"Ayam kampus?" Hanum mengernyit heran.

"Iya. Lihatlah foto-fotomu di papan Mading!" ujar salah satu teman di sana.

Hanum berjalan gontai menuju papan Mading di depan kelas, perasaan tidak karuan melihat para mahasiswa dan mahasiswi yang berebutan melihat sesuatu. Begitu mendekat, tepatnya di sana terpampang foto-fotonya bersama Ken, semakin membuat hatinya nyeri. Jelas sekali foto itu diedit untuk menciptakan kesan yang tak baik.

Segera Hanum mencabut foto-foto tersebut satu per satu. Begitu menyadari tindakannya, teman-temannya bersorak gembira sambil melemparkan ejekan dan hinaan tak habis-habisnya. Air mata Hanum terasa ingin jatuh, namun ia kuatkan hati dan berusaha menahan rasa sedih yang melanda.

"Hanum!"

"Aldi!"

"Kau kenapa?" tanya pemuda itu. Melihat itu Rini terlihat tidak suka.

"Aku tidak apa-apa!" jawab Hanum mengusap air matanya.

"Dia itu simpanan om-om!" ucap salah satu mahasiswa. Kemudian tawa semua mahasiswa dan mahasiswi di sana riuh mengajak Hanum.

"Huuh. Dasar cewek nggak bener!"

"Anak baru, tapi kelakuannya minus!"

"Kelihatannya alim, ternyata ayam kampus!"

"Idih, Jijay, banget, simpanan Om-om!"

"Tapi kalau Om-nya ganteng dan kaya, aku juga mau dong!"

"Hahaha!"

Hanum merasa terpancing emosinya mendengar umpatan dan ejekan teman-teman kampusnya.

Hanum mengepalkan tangannya, dia merasa kesal mendengar semua tuduhan itu. Apa yang dikatakan mereka semua salah. Ingin rasanya dia mengatakan kalau Ken adalah suaminya, tapi Hanum bingung. Apakah setelah mereka tahu, mereka juga akan mengejeknya.

Hanum berada di posisi yang sulit, dan tak satupun orang yang mendukungnya. Rini teman semejanya pun sama, bahkan gadis itu sengaja acuh.

"Hanum mau kemana?" teriak mereka.

Hanum tidak menjawab, dia sudah tidak tahan diolok-olok seperti itu.

"Kalian apa-apaan sih?" Aldi yang mendengar Hanum dirundung ikut kesal. Pemuda itu pun langsung menyusul Hanum entah kemana gadis itu.

Bersambung .....

Author seneng loh kalau para Readers menyematkan satu kalimat di kolom komentar.....😁😁😁🤭😁😁😁

1
Soraya
susan sama Deva terhalang keyakinan lanjut
Lilik Juhariah
waaaah gagal om dabe
Ajusani Dei Yanti
tingal ganti agama aja jadi mualaf pasti deh calon mertua kasih lampu hijau, semangat om dave
A Z I Z A H
wah satu amin beda iman ternyata
berat ini sih, sepertinya memang bukan jodoh
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
ada aja halangan utk mereka ber 2
neng ade
semoga aja Dave mau menjadi mualaf..
Dewi Anggya
waduuuh berat nihhh permasalahan..
Yany Zain
waduh....om dave... berat2 ini paling berat dari suatu pernikahan om....🤪
Soraya
lanjut
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
ck...katanya Ken ini player. kok kalimat disini malah laen.

terbiasa tidur sendiri? pdhl.kalimat kemarin bukannya Ken sering mainin wanita. dan juga bilangnya pria normal dan dewasa..pria dewasa kan pasti mainnya celap celup😌
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
kan tadi bilangnya Hanum akan memberikan mahkotanya hanyanuntuk prianyang dicintainya,

Ken kasih waktu, bukankah itu saja sama paksaan. katanya dya tdk akan memintanya kalau hanum belum siap .

trus kalau ada kesepakatan gitu ,itu sama saja bo'ong. hapus saja kata Hanum yg bilang akan memberikan pada pria yg dicintainya. karna gak nyambung lah dengan perkataan ken
Susanty
sabarr om....
Sariati Purba
sangat bagus
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh semangat berkarya sukses selalu buat kamu Authorrr kuh
Ajusani Dei Yanti: 🥰🥰🥰🥰ma sama Authorrr kuh
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
total 2 replies
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
Tante bengek
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
kasian bget sofia.
🍌 ᷢ ͩ༄༅⃟𝐐 ᵗⓂ🍁Henny❣️𝐀⃝🥀
curiga ama tmn'a yg nga suka ama sofia
Yany Zain
karya yang sangat bagus. .. thor👍
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
Senja Kelabu: terimakasih banyak....😘😘😘
total 2 replies
Yany Zain
ya ampun tega banget ya tantenya hanum, sudah ngabisin harta orangtuanya bahkan bagian hanumpun sdh di habiskan sekarang mau minta di bayari biaya gumah sakitnya lagi.... hedeh...🤔
phity
jgn mau num
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!