NovelToon NovelToon
Arthur'S Desire

Arthur'S Desire

Status: tamat
Genre:Tamat / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:111.8k
Nilai: 5
Nama Author: Base Fams

Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AD #22

"Sepertinya kau harus menggenggam tanganku lagi Arthur." Sesuai permintaan Shannon, Arthur dengan senang hati menggenggam tangan gadis itu.

"Apa rasa gugupmu kembali lagi?"

"Ya... Sekarang bukan tanganku saja yang dingin, tapi perutku terasa melilit." Keluhnya dengan bisikan. "Lihatlah, pandangan mereka tertuju ke arah kita." Shannon memaksa dirinya untuk tersenyum semanis mungkin.

"Itu karena aku menggandeng gadis cantik sepertimu." Bisik Arthur, mengerlingkan maniknya.

Shannon memutar bola matanya. "Dasar perayu. Rayuanmu sangat berbahaya untuk kesehatan jantungku."

Arthur tidak bisa menahan tawanya. Pria itu tergelak. "Lusa, aku akan membawamu ke rumah sakit untuk memeriksa jantungmu."

"Aku sedang serius Arthur. "

Arthur mengajak Shannon untuk menyapa relasi bisnisnya yang ia kenal saja. Kemudian, Arthur mencari mejanya sesuai dengan nomer yang ada pada kartu undangan miliknya.

"Arthur!" panggil seorang wanita cantik yang datang tiba-tiba menghalangi langkah mereka. Wanita itu tersenyum ramah kepada Arthur.

"Viola," sahut Arthur. Keduanya berpelukan membuat tangan Shannon terlepas. "Bagaimana kabarmu?" tanya Arthur seraya melonggarkan pelukannya.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja."

"Kau datang bersama Daniel?" Viona mengangguk. "Dimana dia?"

Viola tersenyum masam. "Dia ada disana," tunjuk wanita itu ke arah Daniel yang sedang asik mengobrol dengan rekan bisnis pria itu. Arthur mengikuti manik Viola. Lalu, ia mengangguk.

Viola memindahkan tatapannya, menatap Shannon. "Omong-omong, kau tidak ingin memperkenalkanku dengan gadis yang datang bersamamu, Arthur."

"Namanya Shannon."

"Oh hai, Shannon perkenalkan namaku Viola, teman sekaligus rekan bisnis Arthur." Viola mengulurkan tangannya yang disambut baik Shannon. "Senang bisa berkenalan denganmu."

"Aku juga, Nona."

"Panggil namaku saja, oke."

Perkenalan selesai, ketiganya menempati meja yang kebetulan sama. Arthur menarik kursi untuk Shannon, gadis itu pun duduk. "Terimakasih Arthur." Arthur hanya tersenyum menanggapi ucapan Shannon seraya mendaratkan bokongnya di kursi yang berada di samping gadis itu.

Interaksi keduanya tidak luput menjadi perhatian Viola. Wanita itu juga duduk, bersisian dengan Arthur. Acara pembukaan di mulai, baik Arthur, Shannon, dan Viola melihat ke arah podium mendengar kata sambutan dari mr. Jack, tuan rumah. Setelah pembukaan, para pramusaji datang membawa menu makan malam untuk para tamu. Piring berisi steak di sajikan, berserta wine di atas meja.

"Arthur, " panggil Shannon menarik bagian lengan jas pria itu.

"Ada apa, Shannon?"

"Aku, tidak bisa minum alkohol."

"Astaga... Aku melupakan hal itu. Tunggulah sebentar aku akan mengambilkan jus untukmu." Arthur segera beranjak, mendekati meja panjang yang berada di dekat jendela.

"Shannon bolehkah, aku bertanya sesuatu?"

"Ya, tanyakan saja Viola."

"Apa hubunganmu dengan Arthur? apa kau kekasihnya? "

Shannon menggelengkan kepalanya. "Aku hanya temannya." Balas Shannon, ia mengusap punggung tangannya yang berada di atas pangkuannya, merasa tidak nyaman atas pertanyaan wanita itu.

Viola tertawa pelan. "Sudah aku duga. Aku tau selera pria itu. Lebih baik kau jangan menggantung harapan padanya." Ujar Viona memprovokasi Shannon.

"Apa maksudmu?"

"Aku tau kau menyukai, Arthur." Shannon tersenyum simpul merespon jawab Viola. "Diammu adalah jawaban, gadis manis. Aku akan menjelaskan. Pria tipe seperti Arthur tidak akan pernah puas dengan satu wanita. Kau tau alasan dia sampai saat ini melajang? karena dia tidak tertarik dengan suatu hubungan serius. Untuknya wanita, adalah hiburan untuk memenuhi hasratnya. Dan kau gadis polos bukan seleranya. Lebih baik kau jauhi, sebelum kau terluka."

Shannon enggan serius menanggapi ucapan wanita itu. Ia menatap Arthur kini yang sedang melangkah menuju meja mereka sampai pria itu duduk. "Minumanmu, " Arthur meletakkan segelas orange jus di depan Shannon.

"Kenapa kalian tidak makan?"

"Kami menunggumu, Arthur. Benarkan, Shannon?"

"Ya kau benar, Viola." Jawab Shannon berusaha setenang mungkin.

Arthur menyunggingkan senyumannya seraya duduk kembali di kursinya. "Daniel tidak ikut bergabung, disini?"

"Entahlah, dia menghilang begitu saja." Jawab Viola dengan malas. Sejujurnya ia sudah muak akan hubungannya dengan Daniel. "Sebaiknya kita makan, aku sangat lapar."

Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka. Arthur mengiris daging steak, lalu menukarkan piringnya dengan piring Shannon. Tindakan manis pria itu lagi-lagi di saksikan Viola.

"Makanlah, " Arthur mengusap kepala Shannon sebentar. Kemudian, ketiganya menikmati makanan malam mereka di iringi dengan obrolan ringan.

"Aku ingin ke toilet," Shannon berdiri dari duduknya, disusul Arthur.

"Aku akan mengantarmu."

"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri."

"Baiklah.. “ Arthur kembali menempati tempatnya sedangkan Shannon melangkah keluar dari ballroom mencari toilet. Tidak berselang waktu yang lama, Shannon kembali, dan tidak menemukan Arthur, dan Viola disana.

Kemana perginya mereka? Shannon mengeluarkan ponselnya, dan menghubungi Arthur, tersambung. Namun, panggilannya tidak di terima pria itu. Shannon melanjutkan langkahnya, seraya menyapu pandangannya mencari keberadaan Arthur, tapi dia tidak menemukan keberadaan pria itu.

"Apa Arthur meninggalkan aku disini?" gumam Shannon kemudian ia menggeleng cepat. "Itu tidak mungkin." Gumamnya lagi masih melangkah dan..

Brug..

"Ya Tuhan," Shannon menggigit bibir bawahnya, kemudian ia mengangkat wajahnya. "Maafkan aku Tuan." Shannon sedikit menunduk meminta maaf atas kecerobohannya pada sosok pria yang ada di depannya.

"No problem, Nona." Balas pria itu dengan senyuman tulus bahkan lesung pipinya terlihat. "Bukannya kau gadis yang datang bersama Arthur?"

"Anda benar, Tuan. Apa anda melihatnya?"

Pria itu mengangguk. "Ya, aku melihat Arthur ke balkon bersama Viola."

"Terimakasih informasinya, Tuan. Maaf sekali lagi."

Shannon berpamitan kepada pria yang tidak dikenalnya itu. Ia mengarahkan kakinya menuju balkon. Sementara itu di balkon, Arthur memeluk tubuh Viola menenangkan wanita itu. "Yang perlu kau lakukan, kau tinggalkan pria itu."

Viola mengangkat wajahnya menatap Arthur. "Ya kau benar Arthur. Aku harus meninggalkannya." Viola mengusap air matanya sambil tersenyum. "Terimakasih Arthur."

Dengan tiba-tiba Viola mencium bibir Arthur, dan Shannon menyaksikan keduanya. Kejutan macam apa ini. Shannon memundurkan langkah kakinya, dengan sepasang maniknya yang terasa panas. Gadis itu membuang napasnya, kemudian ia berbalik.

Shannon mengangkat wajah menahan desakan air mata yang sudah memenuhi pelupuk matanya agar tidak tumpah. Gadis itu menarik langkah menuju lift yang terdekat dengannya. Pintu lift terbuka, Shannon menekankan tombol angka 1 dan kini ia sudah sampai di lantai bawah.

Dengan langkah gontai, Shannon membawa kakinya menjauh dari hotel lalu ia memberhentikan langkahnya di bibir pantai. Shannon meluruh, air mata yang di tahannya sejak tadi, kini tumpah membanjiri wajahnya. Hatinya terasa sakit, seperti tersayat-sayat. Pedih, dan sangat menyakitkan.

Dasar bodoh! dia sudah menjelaskan sisi brengseknya. Lalu, kenapa aku harus menangis ketika melihatnya berciuman?

Shannon menekan dadanya, yang terasa sesak. Ia menekukkan kedua kakinya, lalu menenggelamkan wajah di telapak tangannya. Tubuh Shannon terguncang, tatkala mengingat apa yang telah dilihatnya beberapa menit yang lalu. Gadis itu kembali menangis mengabaikan telepon genggamnya yang sejak tadi berdering.

Arthur membuang napasnya dengan lega ketika menemukan Shannon. Pria itu setengah berlari mendekat gadis itu. "Kenapa kau tidak menerima panggilanku?"

1
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
awass Rosela pingsan dengar Arthur manggil sayang ke Shanon 😄😄
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ga usah menggoda Arrhur udah terseponaa
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
wahh wahh mulai rese nihh
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
udh 10 tahun harus nove on dong...yg tiada tak kan mungkin kembali kan kecuali belum meninggal..
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
yang buta itu kalian, buta perasaan 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
duhh jangan2 si Chloe juga gak bisa masak air 😒
𝐀⃝🥀ᴋɪʀᴀɴᴀ🧸🍁❣️
berbie gak cantik loe kk 👉👈😒💃
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author, Novel yg bagus padat dan menarik, ceritanya langsung tanpa berbelit 👍❤❤❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
dengan harapan Arthur Shannon junior launcing ❤❤
Bundanya Pandu Pharamadina
mungkinkah meninggalnya orang tua Shannon ada hubungannya dgn masa lalu Arthur 🤔
Bundanya Pandu Pharamadina
terimakasih mbak Author tindakannmu cepet tanggap dalam menyelamatkan Shannon
👍👍
Bundanya Pandu Pharamadina
tantangan terberat Shannon di mulai
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur Shannon ❤❤❤❤
Shannon jangan lemah hadapi ulat bulu, Brantas ulat bulu Shannon
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ternyata arthur punya kisah yg sedih jugaa
pasti dia tidak mau wanitamya dilecehkan dan pasti akan mnjaga wanitanya..
Bundanya Pandu Pharamadina
Shannon melihat Arthur langsung jatuh cinta❤😘
Bundanya Pandu Pharamadina
selamat Shannon bisa melihat lagi
Bundanya Pandu Pharamadina
Arthur kau terpesona sama Shannon
Bundanya Pandu Pharamadina
semoga mereka tidak terpisah Shanom Chloe
Bundanya Pandu Pharamadina
masukin keranjang 👍❤
🍌 ᷢ ͩDeέ~ρόţέķ🌸
ciee ciee..kesayangan ga tuh..🥰🥰🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!