NovelToon NovelToon
AIR MATA SURGA

AIR MATA SURGA

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Lari Saat Hamil / Pengganti / Beda Usia / Teen Angst
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: adelita

Ciara Tamara, hanya memiliki sahabat yang dirinya punya. bukan tanpa alasan ia berpikir seperti itu Cia cukup berhutang budi terhadap orang tua sahabat nya Daliya Karimatun Nisa.

apapun akan Ciara lakukan demi kebahagiaan sahabatnya sekali pun ia harus berpindah agama, menaruh dirinya sebagai istri kedua untuk sahabat Suaminya Keenan Algazi Ustman.

Demi permintaan Daliya yang mengalami sakit kanker otak selama bertahun-tahun Cia harus rela mengorbankan kebahagiaan untuk diberikan kepada Gus Azi yang terpaksa menikahinya demi permintaan terakhir Daliya sebelum wanita itu pergi untuk selamanya.

Daliya cukup beruntung bisa dicintai dan disayangi suami dan keluarga nya, wanita yang begitu sempurna tapi hanya satu kekurangannya ia tidak bisa memberikan kehadiran anak dalam rumah tangga mereka.

Daliya ingin memberikan keluarga yang utuh untuk suaminya, cuman Ciara saja lah yang bisa memenuhi keinginannya walaupun dirinya terkesan egois Cia rela melakukan nya dengan ikhlas.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adelita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

AMS-10

Setelah mereka keluar, Pak penghulu memulaikan duluan, Ciara yang posisinya sudah berada disamping Gus Azi tampak gugup. Bukan karena gugup bahagia melainkan ia harus menerima konsekuensi setelah hari ini. terutama menghormati Gus Azi yang sudah remis menjadi suaminya. 

Apakah mereka bisa menerima pernikahan ini? disaat bersamaan Cia melirik ke arah Daliya, wanita itu tampak tersenyum hangat padanya. seolah mengatakan' semua akan baik-baik saja. ' apa hal itu bisa dapat dipercaya? 

Jantung Ciara semakin berdegup kencang saat Gus Azi menjabat tangan Pak Penghulu terdengar suara Gus Azi yang begitu tegas. 

Tidak ada getaran yang terdengar dari suara lantang nya yang menyebut setiap nama Ciara kata demi kata. 

Kata 'SAH' terucap dari Pak penghulu sebagai pertanda pembuka awalan rumah tangga yang akan Ciara dan Gus Azi jalani kedepannya. 

Ciara menundukkan wajahnya menenggelamkan di kedua telapak tangan nya tampak memejamkan matanya tanpa sadar air matanya menetes. Sekarang statusnya bukan seorang single lagi. 

Sedangkan Gus Azi, lelaki itu masih terpaku setelah menyelesaikan Ijab Kabul. 

" Jantungku masih berdegup kencang saat kata 'SAH' bergema di telingaku, sekarang tanggung jawab ku tidak hanya pada Daliya. aku tidak tahu mau dibawa kemana pernikahan ini setelahnya yang penting Aku akan menjalani layaknya seorang suami. " 

" Mungkin tidak akan sama seperti saat bersama Daliya, mungkin akan sedikit berbeda. karena aku tidak menginginkan pernikahan ini sejak awal dan pasti Ciara akan mengerti hal ini. " batin Gus Azi menatap Ciara yang masih menundukkan pandangan nya dibalik kedua telapak tangan nya. 

Gus Azi mengelus kepala Ciara pelan, Ciara tersentak saat kepalanya ada yang mengelus pelan. Ciara mengangkat pandangan nya membalas menatap Gus Azi yang menatap nya lekat tidak seperti dulu, ketus dan dingin. 

DEG...

DEG...

DEG...

Saat pandangan mereka bertemu Gus Azi tampak memejamkan matanya tangan nya di letakan di ubun-ubun Ciara. seperti melafalkan sebuah Doa, Ciara yang paham menundukkan kembali pandangan nya saat mendengar lantunan bait arab yang diucapkan Gus Azi.

Gus Azi berniat mengecup kening Ciara, Ciara yang tidak siap tersentak kaget. hampir terjungkal kebelakang jika Gus Azi tidka menahan pinggang nya. 

" Gus! bikin malu aja loh! " bisik Ciara kesal. 

" Kenapa? saya tidak melakukan apapun padamu. " ucap Gus Azi santai. 

" Ta-tadi, ke-kecup kening.. " ucap Ciara salah tingkah. 

Gus Azi tampak terkekeh pelan, tanpa semua orang sadari kecuali Ciara yang menyadarinya. 

" Jangan ketawa! aku gak suka loh. " ucap Ciara mendelik tajam. 

" Tidak sampai jatuhkan? saya tahan pinggang kamu. " ucap Gus Azi menghentikan tawanya. 

" Sudah deh! diam aja! " sungut Ciara. 

" Malu banget!!! untung Gus Azi tahan badan ku, kenapa Gus Azi gak bilang mau kecup kening. aku kan gak tahu. " batin Cia mendengus kesal. 

Gus Azi menatap raut wajah dongkol Ciara yang menatapnya sengit. lelaki mengulum senyumnya sesaat. entah kapan terakhir ia mampu tersenyum setelah sekian lama. 

" Aku ingin tertawa melihat reaksi Ciara, kalau tidak ku tangkap mungkin dia akan malu seumur hidupnya jika mengingat kejadian barusan. " batin Gus Azi menatap Ciara. 

Mereka mulai melakukan proses tukar cincin,awalnya Ciara kira tidak ada soalnya ia tidak melihat kotak cincin atau seserahan apapun sejak tadi.

" Sejak kapan Gus Azi menyiapkan cincin pernikahan sebagus ini? setahuku dia begitu sibuk dirumah sakit.mungkin Mama mertua yang melakukannya " batin Cia menatap Cincin yang sudah melingkar di jemari manisnya.

Setelahnya mereka mengisi beberapa dokumen, Gus Azi menatap dokumen yang ia tanda tangani ia mengingat kembali masa-masa saat awal pernikahan nya bersama Daliya. 

" Aku tidak menyangkan akan mengisi dokumen pernikahan lagi setelah 4 tahun pernikahan bersama Daliya, tidak pernah terpikirkan olehku akan mengisi ulang kembali dengan orang yang berbeda. " batin Gus Azi. 

Barulah, dilakukan acara seserahan ke si pengantin, seperti lamaran hanya saja dilakukan secara bersamaan. 

" Ku pikir jadi istri kedua tidak mendapatkan seserahan pernikahan, walaupun sederhana aku sangat menghargai usaha Gus Azi yang tidak membedakan ku. " batin Cia merasa terharu. 

Daliya hanya mampu menatap keduanya dari kejauhan walaupun dalam ruangan yang sama, entah kenapa perasaan wanita itu berkecamuk tidak jelas. 

" Kenapa hatiku rasanya sakit? melihat suamiku bersanding dengan sahabatku ? tapi ini kemauan ku, semoga pernikahan mereka diberikan kebahagiaan setelah ini. " batin Daliya memegang dadanya yang terasa nyeri. 

Acara akhirnya selesai, semuanya membubarkan diri tinggallah orang tua Gus Azi, dirinya, Cia dan Daliya saja. 

" Kalau kalian ingin istirahat, pulang lah. Mama dan Papa akan disini menjaga Daliya. " ucap Mama Arinda menghampiri Ciara dan Gus Azi yang masih berdiri berdampingan. 

" Tidak perlu Ma, aku tidak lelah. " jawab Ciara cepat. 

" Ini pakaian ganti buat kalian, Mama temani Daliya dulu. " ucap Mama memberikan satu paper bag. 

Ciara menatap Gus Azi yang memperhatikan Daliya yang asik mengobrol dengan Papa Adam di susul Mama Arinda. 

" Gus, Gus mau ganti duluan atau aku dulu? " tanya Cia menyadarkan Gus Azi dari lamunannya. 

" Sama-sama saja, ada penyekat kan didalamnya. " tanya Gus Azi. 

" A-ada. " jawab Cia tampak gugup wanita itu langsung masuk duluan kedalam ruang ganti. 

DIDALAM RUANG GANTI. 

Cia menghapus Makeup diwajahnya sambil menunggu Gus Azi untuk meletakan setelan Jaz nya dalam paperbag yang sama. tidak berselang lama terdengar pintu terbuka pertanda lelaki itu sudah selesai berganti pakaian. 

KLEK...

" Kau tidak keluar? " tanya Gus Azi melihat Ciara masih disana. 

" Kata Mama jangan keluar dulu, ada perawat antar makanan buat Aya. " jawab Ciara. 

" Cia. " panggil Gus Azi. 

" Ya? ada apa? "tanya Cia membalikan tubuhnya menghadap Gus Azi yang menjulang tinggi dihadapannya. 

" Maaf saya hanya mampu memberikan seserahan sederhana untukmu. " ucap Gus Azi. 

" Aku tidak masalah, aku malahan berpikir jika istri kedua tidak mungkin mendapatkan seserahan. tapi aku berterimakasih Gus masih mengingat ku. " ucap Cia yang mampu menyentil sedikit hati Gus Azi. 

KLEK... 

" Aya!! " panggil Ciara. 

" Ada apa? kenapa raut wajahmu? " tanya Daliya menatap Ciara. 

" Kamu jahat banget, kenapa gak meraung melihat suamimu nikah sama aku? " bisik Cia. 

Tidak mungkin dia mengatakan nya nyaring-nyaring sedangkan masih ada Mama Arinda dan Papa Adam serta Gus Azi yang bercengkrama entah membahas apa. 

" Buat apa? kan aku yang minta kalian nikah, aneh deh. " bisik Daliya terkekeh pelan. 

" Tapi kan, aku gak mau. " dengus Cia. 

" Harus dong, demi aku. suatu saat nanti juga kamu bakalan nikah. " ucap Daliya. 

" Ck, tapi kan masih lama. ini terlalu mendadak buat aku. " ucap Cia. 

" Tapi selamat ya atas pernikahan kalian. " ucap Daliya tersenyum. 

Entah tersenyum tulus atau terpaksa, Cia tidak mampu menebaknya. Daliya begitu mudah menutupi suasana hatinya. 

" Ishh, malas deh. " kesal Cia. 

Saat Cia dan Daliya asik mengobrol, Gus Azi menghampiri mereka. 

" Kenapa Mas? " tanya Daliya menyadari Gus Azi mendekati mereka. 

" Mama sama papa mau pamitan pulang. " ucap Gus Azi.

1
Samsiah Yuliana
lanjut kak,,,
Ana Isti
bagus sih cerita nya tapi sayang daliya sama gus azi terlalu egois sama cia
Ana Isti
daliya terkesan sangat " egois
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!