Kisah anak Vira dan Aldi (Novel berjudul Pembalasan Istri CEO manis) Aris Bima Pradana.
Gimana rasanya kehilangan orang yang dicintai terlebih dialah yang jadi penyebabnya sendiri?
Di tambah ada bayi yang tidak berdosa kehilangan ibunya? Malah dia membenci anaknya sendiri?
Belum penuh ujiannya harus menuruti orang tuanya dengan menikahi adik dari istrinya? Kembarannya?
Penasaran, langsung baca ya, inget jangan numpuk bab ya.
Simak kisah menghalu Author, jangan lupa like.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy JF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
"Dad," sapa vira yang baru turun dari tangga.
"Mom," sapa Liana.
"Kalian!" terkejut sudah dibuatnya. Pagi ini anak menantu dan cucunya ada di sini.
Memberikan salam dan juga mencium telapak tangan Vira semuanya. Senyum mengembang dari sudut bibirnya yang senang jika Aris bisa membahagiakan Liana dan Dira.
"Ayo, kita sarapan dulu. Hari ini spesial," ucapnya yang kemudian duduk.
"Spesial datang di sambut dengan suara ehem ehem," oceh Aris.
"Kepergok anakmu, Sayang," bisik Aldi.
Vira tersipu malu dan juga tidak bisa menjawab ataupun menyangkalnya.
"Mas," tekan Liana yang melihat suaminya itu. Terlihat jelas jika mertuanya malu.
"Kita akan menyusul hal itu, jadi bersiaplah!" bisik Aris.
Deg!
"Jangan bicara terus, saparan dulu," lerai Aldi yang kemudian semuanya sarapan dengan hening.
Setelah itu, semuanya berkumpul di ruang keluarganya. Dira yang asyik menonton serial anak anak, bergembira dan bahagia terlihat pada wajah kecilnya.
"Terima kasih, Mom, Dad. telah membuatku sadar akan berharganya mereka. Walau caranya tidak aku sukai," ucap Aris yang membuka wacana di sana.
"Pantas saja segala usaha yang aku lakukan tidak ada hasilnya. Ternyata ulah keluargaku sendiri, tanpa aku sadari Om Gun sudah beberapa kali memberikan klu mengarah pada keluargaku, namun aku masih buta," lanjut Aris.
"Sayangnya kamu bergerak menyadari itu terlalu lama, Ar," ucap Aldi.
"Jangan bilang Daddy di balik Gunawan yang meminta padanya untuk di berikan klu itu," tebak Vira. Dan Aldi yang menganggukkan kepalanya.
"Jahat!"kesal Vira yang merajuk.
Aris dan Liana tersenyum melihat keromantisan orang tuanya saat ini, ada kesal Aris pada keluarga tapi melihat tingkah manja dan dekatnya kedua orang tuanya, akhirnya ia paham.
Ternyata mereka ingin aku bahagia lagi. Sudah satu tahun lebih lamanya aku menutup diri dan menutup semua akses dalam hatiku untuk bisa di masukin oleh wanita lainnya yang sebenarnya adalah istriku sendiri.
Beruntung aku bisa memilikinya yang begitu sabar, penurut dan sayang pada anakku yang aku sia kan. Anak yang sangat mirip dengan cinta pertamaku.
Tapi rasa cinta ini berbeda dari sebelumnya yang aku rasakan, ini lebih dahsyat lebih istimewa. Apakah benar sebelumnya aku mencintai Laura? Batin Aris.
Memandang wajah istrinya dengan tatapan yang sangat dalam, di saat Liana berbicara dengan orang tuanya.
"Kenapa, Mas?" tanya Liana yang merasa di pandang lekat oleh Aris.
"Jatuh cinta kali, Na," tebak Vira.
Membuat rona wajah Liana terlihat jelas oleh semua orang. Malu, tentu saja. Di goda secara terang terang oleh mertuanya.
"Atau sudah penuh nama Liana di hatimu, Ar? Sampe ga bisa berkata kata lagi? Benarkan, Ar?" Ledek Vira kembali.
Lagi dan lagi Liana dan Aris sama sama tersipu bak pasangan abg yang baru kasmaran. Malu malu tapi ingin lebih.
"Sudah jangan menggoda terus, ga liat mereka tuh!" lerai kembali Aldi.
"Mas, diam! Jangan ganggu aku yang senang ini! Sepertinya akan ada adik Dira," ucap Vira.
"Hem," Aris yang berusaha menetralkan hatinya saat ini. Tapi mau di kata apa? Sudah terlihat jelas oleh mereka dan di goda pula. Malu ya sebaiknya sekalian maluin aja.
Aris yang menarik pinggan Liana dan memeluknya mencium aroma tubuh istrinya lekat lekat. Tanggung sekalian malu saja dia.
Aksi Aris membuat terkejut Liana yang mendapatkan dirinya di tonton secara live oleh mertua, berusaha melepaskan. Namun Aris semakin mendekatkan wajahnya pada lehernya.
"Ck! Berniat beradu dengan orang tua! Sudah pasti kalah!" ejek Vira. Namun tidak dengan hatinya.
Akhirnya Ar, kamu bisa berani menunjukkan kasih sayangmu yang sebenarnya sudah lama ada di hatimu. Mommy bahagia melihatmu begitu. Bahagiakan lah mereka! Batin Vira.
Mengusap dan menyeka air mata yang keluar. Ini air mata kebahagiaan atas kebersamaan anak dan mantunya saat ini.
"Sayang," peluk Aldi dari belakang yang paham jika istrinya tersentuh dan bahagia.
"Usaha kita berhasil, Mas," lirih Vira.
"Ya, terima kasih kamu mau terus berusaha menjaga anak anak dengan baik. Istriku memang yang terbaik," puji Aldi membisikkan di telinganya.
"Malu, Mas," lirih Liana.
"Lihat di depan. Mommy dan Daddy melakukan hal yang sama seperti kita. Jadi ga perlu malu, Sayang," bisik Aris.
Sayang? Selalu saja kata itu yang membuatku bisa melayang seperti di cintainya. Namun apakah setelah kembali ke apartemen masih sama sikapnya seperti ini?
Sungguh aku takut jika ini hanya kepalsuan. Ya Tuhan, apakah kebagian ini hanya semua bagiku? Berharap serakah kali ini ingin terus merasakan ini dan tidak ingin melepaskannya. Kabulkan harapanku ya Allah.
Tersenyum Liana yang berusaha terbiasa sikap Aris dalam tiga hari ini. Tidak menyangkal ia menyukai sikap suaminya saat ini, sangat hangat dan bersahabat. Di manjakan atau memanjakan satu sama lain. Walau belum ada namanya buka segel pada Liana.
"Aku sudah memutuskan untuk menerimamu dan memulai dari awal, jadi terima apa yang aku berikan, Sayang," lirih Aris namun tetap saja arogan yang tidak menerima bantahan.
Syukur kali ini perintahnya enak enak di manjakan. Hingga siang ini, Dira di titipkan oleh kedua orang tuanya. Berniat berjalan berdua alis kencan. Memahami lebih dalam lagi hubungannya, agar bisa saling mengisi dan mengerti satu sama lainnya.
Vira dan Aldi senang akhirnya Aris berinisiatif seperti itu.
Di mall.
"Kita mau kemana dulu?" Tanya Aris. Yang saat ini memakai pakaian casual dan begitu pun dengan Liana.
Bergandengan tangan bak pasangan yang baru jadian, ga mau d lepas. Takut ilang, pokoknya kemana mana di gandeng.
"Nonton," jawab Liana.
"Oke, jika ke atas lansung ke studio," ajak Aris yang menuju lift ke tempat tujuannnya.
Cup!
Mencium telapak tangan Liana di dalam lift tanpa malu Aris melakukan hal itu. Berbeda dengan Liana wajahnya terus menerus merona bak kepiting rebus.
Bisa copot jantung nih, kalau kayak gini terus. Batin Liana.
Sesampainya di bioskop Liana yang memilih filmya kali ini genre horor. Penasaran dengan banyak postingan tentang kasus yang sering di lihatnya di medsos miliknya.
Vina sebelum 7 hari.
"Yakin nonton ini, Yank?" Tanya Aris di depan loket.
"Hem, penasaran, Mas. Boleh ya," bujuk Liana.
"Tentu, asal jangan takut aja ya," ucap Aris.
Malah aku yang untung ini sih, malam bisa tidur terus pelukan dan aku akan buat seperti itu padamu.
Setelah mendapatkan tiket, keduanya memesan makanan ringan dan minuman sebagai cemilan saat nonton. Barulah masuk di dalam ruangan yang sudah di siapkan.
Duduk di barisan pojok dan paling atas. Sengaja lagi Aris lakukan hal itu, modus plus memanfaatkan kesempatan bisa melakukan hal yanh ada di pikirannya.
Sumpah aku modus banget! Tapi aku menyukainya. Batin Aris.
...****************...
Terima kasih atas kesetiaan kalian yang menanti setiap up mommy.
Like dan komentarnya di tunggu ya.
kasihan sX km, d culik 2X dlm kurun waktu yg brdekatan....