Gea gadis berusia 18thn yang tanpa sengaja bertemu dengan Steven seorang CEO sekaligus mafia kejam,gadis cupu itu mampu membuat sesuatu dalam diri mafia yang sudah lama tertidur akhirnya bangkit.
Berkali-kali dia berusaha lepas dari sang mafia,namun sayangnya dia sudah terjerat belenggu sang mafia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellapsha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15 1 milyar
"Mama lagi ngapain?"tanya Gea yang masuk ke dapur menghampiri Lisa.
"Bikin bolu Mumpung ada kalian,"jawab Lisa yang sedang mixer adonan.
"Nggak usah repot-repot mah,"ucap Gea"Ya udah Gea bantuin ya mah,"sambung Gea yang ingin ikut membantu.
"Nggak nggak nggak usah Kamu duduk aja nanti capek kan nanti sore harus pulang perjalanan jauh,"larang Lisa yang tak mau jika Gea kelelahan.
"Nggak papa ma, Gea dulu waktu SMA juga tiap hari bikin bolu,"tutur Gea.
"Oh ya?Ya ampun udah cantik pinter masak lagi, beruntung Steven dapetin kamu,"puji Lisa membuat Gea tersipu malu.
Selesai adonan Di Mixer lalu Lisa membagi dua adonan itu."Yang ini mau dikasih pasta pandan ya Ma,"tanya Gea.
"Iya Mama mau buat bolu lapis yang satu rasa pandan yang satu nanti dicampur parutan keju,"jawab Lisa. Mendengar jawaban Lisa Gea langsung mengambil kejunya memarut kejunya. "ih dibilangin nggak usah bantuin mama,"ucap Lisa yang gemas.
"Nggak papa mah," jawab Gea sambil memarut kejunya.
Lisa lalu masukkan adonan hijau Ke dalam loyang lalu dia mengukusnya kurang lebih 15 menit. Gea mencampurkan parut itu ke dalam adonan tadi. Setelah 15 menit baru adonan yang dicampur keju itu dimasukkan ke dalam loyang atas adonan hijau.
"Sudah selesai, tinggal nunggu matang nanti biar si mbok yang menyelesaikan. Kita ngobrol di ruang keluarga aja," ajak Lisa.
"Mbok Nanti sekitar 25 menit ya, terus atasnya dikasih butter cream sama keju parut kalau udah dibawa ke ruang keluarga,"titah Lisa sebelum mereka keluar dari dapur.
"Iya Bu,"jawab mbok inem.
Lisa menggandeng Gea menuju ke ruang keluarga lalu mereka duduk di sofa yang ada di sana "Oh ya Gea berapa bersaudara?"tanya Lisa yang belum tau asal usul Gea.
"Gea anak tunggal, Bunda meninggal waktu melahirkan Gea lalu ayah nikah lagi dan punya anak satu selisih dua tahun sama Gea,"terang Gea dengan wajah yang sendu.
"Sekarang punya mama jadi nggak boleh sedih,"tutur Lisa membuat Gea tersenyum. "Gea berarti baru lulus SMA ya?lanjut kuliah nggak?"tanya Lisa.
"Iya baru lulus ma, nggak mau Gea nggak kuliah,"jawab Gea.
"Baru Steven daftarkan di Yayasan kita mah,"jawab Steven yang masuk ke ruang keluarga.
Gea yang mendengar ucapan Steven merasa terkejut, karena sebelumnya Steven tidak mengatakan soal kuliah.
"Dari mana saja kamu sejak pakai udah nggak kelihatan?"tanya Lisa yang setelah sarapan tidak melihat batang hidung Steven.
"Ada kerjaan Barusan ma,"jawab Steven yang duduk di samping Gea.
"Permisi Bu ini bulunya sudah jadi,"tutur Mbok Inem yang membawakan bolu dan teh hangat untuk mereka.
"Makasih mbok,"ucap Gea yang tersenyum ramah.
"Cobain Gea enak nggak?"Gea pun mengambil satu potong dan menggigitnya.
"Enak ma,bikin kayak ketagihan ini,"Puji Gea setelah memakan satu gigitan.
"Kamu bisa aja,tapi nggak papa kalau kamu mau mama bisa buatin lagi biar nanti dibawa kamu pulang,"ucap Lisa yang merasa senang.
"Eh nggak usah repot-repot mah, ini aja udah cukup kok,"tutur Gea yang merasa tidak enak merepotkan Lisa.
"Suapin aku honey"ucap lirih Steven yang memandang bulu yang ada di tangan Gea. Gea pun mengarahkan bolu bekas gigitannya ke mulut Steven.
Sebenarnya dia merasa malu melakukannya di depan mama. Tetapi dia tidak punya keberanian untuk menolak perintah Steven. Lisa pun tersenyum melihat kemesraan Ghea dan Steven.
***
Jam menunjukkan pukul 04.00 sore dia dan Steven keluar dari kamar untuk berpamitan pulang. Lisa memeluk erat Ghea seperti tidak rela untuk Gea pergi.
"Gea pamit ya ma, mama sehat-sehat disini,"ucap lembut Gea yang membalas pelukan Lisa.
"Sering-seringlah ke sini temanin mama,"pintar Lisa dengan mata yang berkata-kata.
Steven yang melihat kedekatan Mereka pun merasa senang. Sebelumnya Lisa tak pernah menangis jika Steven akan pulang. Baru kali ini dia melihat mamanya menangisi kepulangan dia. Lebih tepatnya kepulangan Gea.
"Mama kan nanti bisa telepon gea Ya kapanpun, Udah jangan nangis nanti Gea nya merasa bersalah karena pulang mah," tutur Steven mengusap-usap punggung mamanya.
"Iya iya udah nggak nangis,"ujar Lisa yang menghapus air matanya lalu tersenyum kepada Gea.
"Ya udah kami pulang ya Mah,"pamit Steven.
"Iya kalian hati-hati, Steven Jangan ngebut bawa mobilnya sampai rumah kabarin mama,"tutur Lisa yang kini melepaskan pelukannya dan berganti memeluk Steven.
"Iya ma,"jawab Steven.
Lisa mengantarkan Gea dan Steven keluar dari rumah.Gea sekali lagi memeluk Lisa sebelum dia masuk ke dalam mobil.
"Dah ma, jaga kesehatan ya,"ucap Gea yang kemudian masuk ke dalam mobil.
"Iya Kalian juga jaga kesehatan,"balas Lisa yang Melambaikan tangannya.
"Pulang dulu Ma,"pamit Steven yang kemudian mobil pun melaju keluar dari pekarangan rumah Lisa.
Lisa langsung merasa kesepian setelah kepergian anaknya. Dia menghela nafasnya lihat mobil yang mulai tak terlihat. Setelah mobil mereka benar-benar tak terlihat maka Lisa pun masuk ke dalam rumah dengan langkah yang berat.
Di dalam mobil Gea pun terdiam dan terlihat sedih karena meninggalkan Mama Steven di sana. Meski mereka baru pertama kali bertemu, namun dia merasakan kasih sayang dari seorang mama yang selama ini tidak dia dapatkan.karena itulah dia merasa berat untuk pulang.
"Seminggu lagi kamu Mulai kuliah Jadi kita honeymoon cuma bisa 3 hari di sana,"ujar Steven memecahkan kesunyian."Kita berangkat lusa dan kemungkinan datang bulan kamu berhentikan?"
"Iya Om, dia tidur ya ngantuk soalnya," ucap Gea.
Tadi siang dia memang tidak tidur karena waktunya dihabiskan untuk mengobrol dengan Lisa.
Tak lama setelah mengatakan itu Gea pun benar-benar memejamkan matanya untuk tidur.Steven mengusap kepala ga yang terlihat sudah tertidur.
Dret dret
Ponsel Steven bergetar, Steven melihat Siapa yang menelponnya yang ternyata Fero lah yang menelpon. Karena kebetulan dia sedang di lampu merah maka Steven pun mengangkat teleponnya.
"Yah ada apa,"tanya Steven yang terdengar dingin.
"Maaf tuan mengganggu waktu anda,"ucap Fero di seberang sana ,"Wawan ayahnya Nyonya datang ke rumah untuk meminta uang,tuan ,"jelas Fero.
"Kasih satu miliar untuk mereka dengan syarat Jangan pernah mengusik Gea lagi!"tegas Steven yang langsung mematikan sambungan teleponnya.
Gea yang ada di sampingnya ternyata belum tidur dan Mendengar pembicaraan Steven. Dia merasa benar-benar dijual oleh ayahnya sendiri dan Hal itu membuat Gea sangat kecewa. Dalam pikiran Gea yang bisa dia lakukan sekarang hanya terus menuruti perkataan Steven untuk menyenangkan Steven.
Pukul 08.00 malam mobil mereka memasuki halaman rumah.Ghea dan Steven langsung keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah.
"Gea mau mandi dulu ya Om,"ucap Gea saat keduanya sudah berada di dalam kamar.
"Bareng aja,"ujar Steven yang melepaskan kemejanya.
"Ih jangan Gea kan masih datang bulan om,"dengan halus Gea menoleh ke Steven.
"Lalu apa salahnya?"
"Gea kan malu masa bersihin itu di depan Om,"jawab Gea memberi alasan. Sebenarnya juga bukan sekedar alasan, Gea memang merasa malu membersihkan itunya di depan Steven.
"Baiklah kamu mandi duluan,"ujar Steven dengan lembut. Gea pun lalu masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Selesai mandi Gea memakai baju Tidurnya yang dibelikan oleh Steven.baju tidur dengan panjang sebatas paha yang dirangkai dengan tali pundak yang tipis. Dia kemudian naik ke atas tempat tidur dan berbaring di sana untuk tidur. Sedangkan Steven masih berada di dalam kamar mandi.
Tak lama kemudian Steven keluar dari kamar mandi dengan memakai celana pendek tanpa memakai kaos. Dia mengeringkan rambutnya terlebih dahulu baru kemudian menyusul Gea naik ke atas tempat tidur. Steven yang menyadari Dia memakai chemise yang dia belikan pun tersenyum.
Dia mengecup pundak Gea membuat dia menoleh kepadanya "Good night honey,"ucap Steven mencium Gea.
Gea hanya tersenyum hangat kepada Steven.lalu dia tertidur dalam dekapan Steven.
I LOVE YOU untuk penulis Cerita ini,semoga suaminya cepat kaya