Karena perjodohan, Rania bisa menikah dengan Adrian, pria yang menjadi cinta pertamanya. Namun sayang, pernikahan impian Rania jauh dari pernikahan yang saat ini dia jalani.
Setelah melewati dua tahun pernikahan, kekasih Adrian yang bernama Alexa kembali dari luar negeri. Itu berarti sudah tiba waktunya Rania untuk melepaskan Adrian dengan bercerai dari pria itu.
Bagaimana kehidupan Rania setelah dua tahun menikah?
Apakah dia rela melepaskan Adrian? Atau Adrian yang justru tidak rela melepaskan Rania?
Yuk ikuti ceritanya di Dua Tahun Setelah Menikah
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22. Menghadiri Sidang
Adrian menatap surat pemberitahuan dari pengadilan agama. Surat panggilan untuk menghadiri sidang cerai pertamanya dengan Rania.
Dulu dia yang menginginkan ini. Tapi sekarang terasa sakit baginya. Kini Adrian bisa merasakan bagaimana sakitnya Rania di malam pertama mereka. Adrian mengumpat dirinya sendiri yang bodoh, mengingat hari itu. Hari yang seharusnya dia bahagia bersama Rania.
Adrian merasa bodoh karena berhasil di jebak oleh Angel dan Alexa. Adrian ingat malam itu dia mabuk berat. Hingga akhirnya dia berakhir di tempat tidur bersama Alexa. Merasa bersalah dan ingin bertanggung jawab, maka Adrian berjanji akan menikahi Alexa. Membawanya pulang untuk dia kenalkan pada keluarganya, namun dia justru menikah dengan Rania.
Bukan pernikahannya yang salah. Tapi Adrian yang terlambat mengetahui semuanya ini. Andai lebih cepat, Rania tidak akan sekecewa ini padanya. Dia tidak akan menyakiti wanita yang tulus mencintainya sejak dulu. Meski Rania kini menyangkal, Adrian tahu masih ada cinta dimata istrinya.
"Apa aku harus melepaskan kamu Rania?" tanya Adrian pada dirinya sendiri sambil menatap foto Rania yang ada di layar ponselnya.
"Kalau kamu benar mencintai dia, biarkan orang yang kamu cintai bahagia dengan kehidupan yang dia inginkan."
"Kakek?" ucap Adrian terkejut melihat kehadiran tuan Widodo yang sudah ada dalam ruangannya.
"Tuan Rahadi yang meminta kakek menjodohkan kamu dengan Rania. Kerena dia tahu, putrinya sangat mencintai kamu. Dengan harapan putrinya bisa bahagia." ucap tuan Widodo menjelaskan.
"Maafkan aku," ucap Adrian penuh penyesalan.
"Sudahlah, semua sudah berlalu. Kakek juga salah, menutupi hubungan kamu dengan Alexa dari tuan Rahadi. Seharusnya sejak dulu Kakek tidak menerima permintaan tuan Rahadi menikahkan Rania dengan kamu. Tapi Kakek tergiur dengan kedudukan dan apa yang tuan Rahadi tawarkan untuk keluarga kita. Sehingga kakek menerima permintaannya itu. Kakekmu ini serakah, terlalu menikmati peran menjadi pemilik Pradipta."
"Dan aku terlalu berambisi untuk menjadi ceo di Pradipta Group." sahut Adrian menimpali.
"Sekarang biarkan Rania bahagia Adrian. Sudah waktunya juga keluarga kita mengembalikan apa yang seharusnya jadi milik Rania." ucap tuan Widodo.
Maka disinilah Adrian hari ini berada. Di pengadilan agama tempat Rania mengajukan gugatan cerai. Mereka Menghadiri sidang pertama yang sudah ditentukan oleh pihak pengadilan.
"Bolehkah aku memeluk kamu, Rania? Selagi kita masih sah sebagai suami istri." tanya Adrian begitu dia mendekati Rania yang datang bersama Aryan dan Cinta.
Rania terkejut dengan permintaan Adrian, namun dia mengangguk. Tidak ada salahnya dia mengizinkan Adrian memeluknya.
"Aku melepaskan kamu, karena aku mencintai kamu Rania. Berbahagialah setelah ini. Maafkan semua kesalahanku." ucap Adrian berbisik ditengah pelukanya pada Rania.
Setelah mengurai pelukannya Adrian mengecup kening Rania. Menghadirkan perasaan yang dulu pernah Rania rasakan pada pria yang sebentar lagi menjadi mantan suaminya. Perlakuan Adrian sangat manis, sama seperti masa kecil mereka. Namun cuplikan video yang pernah Alexa kirimkan, membuat Rania tiba-tiba mendorong Adrian.
"Maaf," ucap Rania lalu mundur dan berbalik meninggalkan Adrian yang terpaku di tempatnya berdiri saat ini.
Harsa menghampiri Rania. Dia dan Karla datang terlambat. Begitu tiba, dia melihat Adrian dan Rania berpelukan. Ada rasa cemburu mengusik hatinya. Tapi Harsa sadar, Rania masih berstatus istri Adrian. Dia bisa apa. Bahkan sampai saat ini dia masih menyimpan rasanya sendiri.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Harsa. Rania mengangguk.
"Syukurlah." ucap Harsa lega. Karena dia melihat wajah Rania yang sempat pucat serta tubuhnya sedikit gemetar.
Harsa takut, trauma Rania kembali lagi. Karena menurut Haris, Rania belum sepenuhnya sembuh dari trauma malam itu. Malam di mana Adrian mencoba menodai Rania.
Adrian sempat binggung Rania yang sedikit gemetar lalu mendorongnya begitu saja. Namun Adrian ingat peringatan yang diberikan Aryan. Kakak sepupunya itu memberitahu, perlakuannya malam itu pada Rania menyisahkan trauma. Dan Adrian sangat menyesalinya.
Dia cemburu pada kedekatan Ansel dan Rania, malam itu. Sama seperti sekarang ini. Adrian cemburu melihat Ansel yang baru tiba, langsung memeluk istrinya. Rania bahkan tampak nyaman dalam dekapan Ansel. Wajahnya sumringah dan terlihat bahagia.
Adrian yang belum tahu hubungan Rania dan Ansel sebenarnya, mengira keduanya memiliki hubungan khusus. Sampai- samapi Ansel ikut menemani Rania hadir di persidangan perceraian mereka pagi ini. Beda halnya dengan Harsa. Adrian justru tidak aneh dengan kehadiran pria itu. Dia tahu bagaimana hubungan keduanya, sebagai saudara. Apalagi Harsa tidak datang sendiri. Pria itu bersama Karla, yang memang sahabat Rania.
Sementara itu di kediaman tuan Bryan, pria paruh baya itu sibuk memberikan semangat pada Alexa untuk bangkit kembali dari keterpurukannya. Gadis itu belum bisa menerima keberadaan Angel sebagai ibu kandungnya. Setiap hari Alexa hanya berdiam diri dan melamun. Yang keluar dari mulutnya hanyalah bertanya di mana Adrian.
Tuan Bryan sudah mencoba menemui Adrian dan meminta pria itu untuk datang menemui Alexa, walau hanya sebentar saja. Namun hingga saat ini, Adrian belum juga mewujudkan permintaannya.
"Bawa saja putrimu itu ke psikolog, Bryan!" ucap nyonya Alana memberi saran pada suaminya itu.
Nyonya Alana tidak keberatan tuan Bryan membawa Alexa kembali ke kediaman mereka. Justru dia merasa itu lebih baik. Sehingga nyonya Alana akan lebih mudah mengawasi Alexa di rumah ini dari pada di tempat lain atau bersama ibunya, seperti permintaan Angel pada suaminya.
Untung saja Alexa menolak kehadiran wanita itu sebagai ibunya. Membuat nyonya Alana dan Ansel bisa lebih leluasa menyelidiki kejahatan yang sudah Angel lakukan pada Naura dan keluarganya.
Nyonya Alana mengenali Angel sebagai saudara Naura. Mereka satu ayah namun beda ibu. Ibu Angel merebut ayah Naura dan menyebabkan kematian putri satu-satunya tuan Pradipta, pendiri Pradipta Group, kakek buyut Rania.
"Apa harus?" tanya tuan Bryan.
"Dicoba saja! Tidak ada salahnya." Jawab nyonya Alana.
"Kamu bisa hubungi nomor ini." ucap nyonya Alana lagi, memberikan nomor rumah sakit khusus milik dokter Sam, ayah Haris.
"Nomor siapa ini?" tanya tuan Bryan.
"Itu nomor rumah sakit khusus milik dokter ahli kejiwaan." jawab nyonya Alana.
"Apa kamu pikir putriku...."
"Aku hanya memberikan saran. Seseorang yang berani mengakhiri hidupnya biasanya orang yang sudah putus asa dengan dirinya sendiri." ucap nyonya Alana memotong ucapan tuan Bryan yang menuduhnya mengira Alexa sakit jiwa.
Nyonya Alana tidak menuduh. Dia tahu apa yang Alexa rasakan saat ini. Keputus asaan. Nyonya Alana sendiri pernah mengalaminya. Putus asa dengan perceraiannya yang menyakitkan di masa lalu. Lalu putus asa saat tahu tuan Bryan menghianati pernikahan mereka.
Tanpa sepengetahuan tuan Bryan, nyonya Alana pergi ke rumah sakit khusus tersebut. Menyembuhkan jiwanya yang terguncang. Dan nyonya Alana bersyukur, dia jauh lebih baik dalam menyikapi segala hal setelah itu.
Tuan Bryan merenungi ucapan nyonya Alana yang kini sudah menghilang dari hadapannya. Sampai suara ponselnya berdering. Nama Angel yang tertera di layar ponselnya.
"Mau apa wanita itu." gumam tuan Bryan lalu mematikan ponselnya.
Untuk saat ini dia tidak ingin diganggu lagi oleh Angel. Dia ingin fokus pada Alexa. Terlalu fokus dengan Alexa, sampai-sampai tuan Bryan lupa jika dia memiliki seorang putra. Mungkin karena Ansel sudah mandiri. Putra tuan Bryan itu justru menolak bekerja di perusahaan milik tuan Bryan, dengan posisi sebagai wakil ceo.
Ansel lebih suka mengembangkan bisnis kuliner yang sudah dia jalani hampir tiga tahun ini. Kakak Rania itu akan membuka cabang resto dan cafe baru. Bekerja sama dengan Rania yang dia beri kepercayaan sebagai desain interiornya.
Ponsel tuan Bryan kembali berdering. Masih dengan orang yang sama yang menghubunginya. Dengan terpaksa, tuan Bryan akhirnya menerima panggilan tersebut.
"Bryan, bantu bebaskan aku. Aku di kantor polisi." ucap Angel dari seberang sana.
...☆☆☆...
sebab bab atas ada bagi salam
tidur satu bilik???
walaupun sakit itu bukan alasan tidur berduaan dgn lelaki
d tnggu crta slnjtnya.....ttp smngtttt.....
sehat selalu author
btw,rena ush mlai brubah kya'ny... jd lbih baik lnjutin aja prnikahan klian,sma2 bljr dr kslhan msa lalu....
bkannya bhgia,tp mlah mkan ati tiap hri....
adrian ko bs sih pnya istri ky gt????
Btw....slmt y rania....yg ni pst baby gir....