*Juara 1 YAAW 9*
Tiga tahun mengarungi bahtera rumah tangga, Vira belum juga mampu memberikan keturunan pada sang suami. Awalnya hal ini tampak biasa saja, tetapi kemudian menjadi satu beban yang memaksa Vira untuk pasrah menerima permintaan sang mertua.
"Demi bahagiamu, aku ikhlaskan satu tanganmu di dalam genggamannya. Sekalipun ini sangat menyakitkan untukku. Ini mungkin takdir yang terbaik untuk kita."
Lantas apa sebenarnya yang menjadi permintaan ibu mertua Vira? Sanggupkah Vira menahan semua lukanya?
Ig. reni_nofita79
fb. reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Stres
...Aku berusaha menghapus satu nama dalam hidupku. Aku membunuhnya dalam sejarahku. Aku bahkan menyingkirkan seluruh ketertarikanku tentangnya....
...Mudah? Tidak. Itu semua tidak mudah, tapi harus aku lakukan demi kesehatan mentalku. Harus aku lakukan demi kedamaian jiwaku. Walaupun itu harus mengerahkan sisa tenaga yang aku punya. Aku tau, aku yakin aku mampu. Dan Tuhan memilih jalan ini untukku lebih bahagia....
Vira memandangi wajah bosnya dengan seksama. Kenapa pak Raka seakan tahu dia sedang banyak masalah? Apakah badannya terlalu kurus saat ini? Banyak pertanyaan lain bermain dalam pikiran Vira.
"Aku baik-baik saja, Pak. Aku pikir tidak bekerja membuat aku bahagia karena bebas dari tumpukan kerjaan. Namun, aku salah, berdiam diri di rumah membuat aku stres sehingga aku putuskan buat bekerja lagi."
"Bukankah kamu berhenti untuk menjalankan program kehamilan?" tanya Pak Raka.
Vira tersenyum dengan terpaksa. Memiliki anak, siapa yang tidak ingin? Karena alasan keturunan jugalah yang membuat Yudha, suami yang paling dia cintai akhirnya memutuskan poligami.
"Awalnya memang begitu, tapi aku sadar walau seberapapun usaha kita jika Tuhan belum memberi kepercayaan, tidak ada yang bisa kita lakukan selain berpasrah."
"Jangan kamu pikirkan semua itu. Stress juga bisa menjadi salah satu faktor yang menyebabkan sulit hamil. Stres berlebihan dapat menyebabkan gagal ovulasi sehingga hal ini yang menyebabkan seorang wanita sulit hamil. Jadi lupakan semua masalahmu, jangam stres."
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres yang berlebihan secra langsung akan mempengaruhi otak, yaitu meningkatkan produksi hormon kortisol yang bisa mengganggu kemampuan reproduksi.
Selain itu otak juga menghasilkan molekul yang disebut neuropeptida sebagai respons dari stres emosional ini, dan molekul ini dapat merusak proses reproduksi. Jadi, cobalah menjadi bahagia dan mengembangkan hubungan yang sehat antara pikiran dan tubuh.
Vira menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan ucapan Pak Raka. Wanita itu mulai menyantap makanan yang dihidang. Cukup banyak dirinya makan. Raka memperhatikan semua secara diam-diam.
Sebenarnya, tanpa Vira tahu, pria itu telah meminta seseorang menyelidiki tentang Vira sejak wanita itu memutuskan berhenti. Raka curiga Vira keluar karena ingin masuk ke perusahaan lain.
Namun, tanpa dia duga, orang suruhannya melapor mengenai suami Vira yang akan poligami. Yang mengejutkan Raka jika semua itu atas persetujuan Vira. Dalam hatinya bertanya, terbuat dari apa hatinya sehingga bisa mengikhlaskan dan merelakan suaminya menikah lagi.
Raka jadi berpikir jika sebenarnya Vira belum ikhlas melepaskan suaminya berpoligami. Apakah ini yang menyebabkan dirimu kurus? Apakah ternyata dirimu sebenarnya belum ikhlas? Raka masih menebak apa penyebab wanita itu tampak sangat kurus.
"Pak, saya boleh bungkus makanannya buat makan malam. Saya malas masak. Dari pada mubazir," ucap Vira. Suaranya cukup mengagetkan Raka karena pria itu sedang melamun.
"Nanti pesan yang baru saja," ucap Raka.
"Jangan, Pak. Ini juga belum disentuh. Nggak boleh mubazir."
"Terserah kamu saja," ucap Raka lagi, dia tidak ingin berdebat dengan wanita itu.
Setelah makan, sesuai dengan ucapannya Vira meminta pelayan membungkus makanan yang tidak dia ataupun Raka sentuh. Setelah itu Raka dan Vira segera kembali ke kantor.
***
Tepat jam lima sore, Vira pulang kerja. Belum banyak pekerjaan yang harus dia selesaikan. Vira masuk ke rumah dengan perlahan.
Ibu Desy mertuanya Vira sedang menonton berdua wanita yang menjadi madunya yaitu Weny. Saat akan masuk kamar, ibu mertuanya memanggil dengan suara lembut, membuat Vira jadi heran.
"Vira, ibu ingin bicara," ucap Ibu Desy.
Vira menghentikan langkahnya. Membalikkan badan menghadap ibu mertuanya itu.
"Apa sangat penting, Bu? Tidak bisakah aku mandi dulu?" tanya Vira.
"Mandikan dahulu, ibu tunggu kamu di ruang keluarga," ucap Ibu Desy dengan lembut.
"Kalau begitu, saya pamit mau mandi dulu," ujar Vira.
Vira masuk ke kamar. Dia masih bertanya dalam hati, apa yang akan ibu mertuanya katakan. Tidak biasanya dia bicara lembut.
...****************...
Sambil menunggu novel ini update ,bisa mampir ke novel teman mama di bawah ini. Terima kasih.