NovelToon NovelToon
Cinta Ceo Posesif

Cinta Ceo Posesif

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Time Travel / Persaingan Mafia
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Desfitri

**Karlina/Lina**: Seorang pekerja kantoran yang berdedikasi untuk ibunya yang sakit. Saat mengunjungi ibunya di rumah sakit, Karlina kecelakaan fatal dan meninggal. Rohnya kemudian bertransmigrasi ke tubuh Alia, yang dikenal sebagai Lia, di dalam buku novel romantis yang sedang populer. Karlina memiliki tekad kuat untuk mengubah alur cerita yang mengarah pada kisah tidak bahagia dalam novel tersebut.

**Alia/Lia**: Protagonis utama wanita, siswi SMA yang cerdas dan berbakat. Dia adalah target cinta dari Langit, pacarnya yang memanfaatkannya dan dari Dora, antagonis wanita yang iri padanya. Setelah diselamatkan dari penculikan oleh Levi, Lia jatuh cinta pada pandangan pertama. Perjalanan cintanya dengan Levi penuh dengan rintangan, termasuk pernikahan tidak bahagia dengan Keyla yang dipaksa oleh situasi.

**Levi Nata Samudra**: Protagonis pria, CEO muda yang cerdas dan posesif terhadap Lia. Dia adalah anak dari seorang pemimpin mafia luar negeri, Dafi, dan menemukan dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desfitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22

 

**Pagi di Apartemen Levi**

Lia sibuk menyiapkan sarapan pagi di dapur sementara Levi masih mengantuk duduk di meja makan, menatap ke arah jendela. Udara pagi yang cerah menyinari apartemen mereka.

Lia menyadari ketegangan yang ada di wajah Levi. Dia menghampiri Levi dengan gelas jus di tangan. "Pagi, Levi. Bagaimana perasaanmu hari ini?"

Levi menoleh dan tersenyum tipis ke arah Lia. "Pagi, Lia. Aku masih merasa tegang tentang kebocoran informasi kemarin. Ervin masih berusaha mencari tahu siapa yang bertanggung jawab."

Lia duduk di sebelah Levi, memberikan tatapan penuh empati. "Aku mengerti. Semoga mereka bisa menemukan pelakunya segera."

Levi mengangguk, mengambil segelas jus dari tangan Lia. "Terima kasih, Lia. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu."

Mereka menghabiskan sarapan dalam keheningan yang nyaman, masing-masing tenggelam dalam pemikirannya sendiri.

**Sore di Kantor Nata Samudra Corp**

Di kantor, suasana masih tegang dengan Ervin dan tim keamanan yang sibuk menyelidiki kebocoran informasi. Levi duduk di ruangannya, menatap layar komputer dengan tatapan khawatir. Teleponnya berdering, menyadarkannya dari lamunannya.

"Levi di sini," sahutnya sambil mengangkat telepon.

"Saya memiliki update untuk Anda," ujar Ervin di ujung telepon dengan suara serius. "Kami menemukan bukti yang mengarah ke salah satu mantan karyawan kita yang baru saja mengundurkan diri minggu lalu."

Levi menghela napas lega. "Baik. Apa langkah selanjutnya?"

"Kami akan segera menyerahkan bukti ini kepada pihak berwenang untuk ditindaklanjuti," jawab Ervin.

Levi mengangguk, merasa sedikit lega bahwa mereka sudah mendekati penyelesaian masalah ini. "Terima kasih, Ervin. Teruskan kerja bagusmu."

**Malam di Apartemen Levi**

Ketegangan di kantor membuat Levi harus bekerja hingga larut malam. Ketika dia akhirnya pulang, Lia sudah menunggu di sofa dengan secangkir teh hangat.

Levi melepas jaketnya dengan penat, duduk di samping Lia. "Hari ini sangat melelahkan. Tapi akhirnya kita mendapatkan titik terang tentang kebocoran itu."

Lia mengambil tangan Levi dan mengelus lembut. "Aku bangga padamu, Levi. Kamu telah menangani semua ini dengan sangat baik."

Levi tersenyum lemah, merasakan dukungan yang hangat dari Lia. "Terima kasih, Lia. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu."

Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehadiran satu sama lain setelah hari yang penuh tantangan.

**Malam di Rumah Sakit**

Sementara itu, Abi masih menemani ayahnya di rumah sakit, yang sedang dalam masa pemulihan setelah kecelakaan. Dia mengirim pesan singkat kepada Lia.

*"Ayahku sedang membaik. Terima kasih atas perhatianmu."*

Lia tersenyum membaca pesan dari Abi, merasa lega bahwa kondisi ayah Abi membaik.

**Pagi Berikutnya di Apartemen Levi**

Pagi berikutnya, Lia dan Levi duduk bersama di meja makan, menikmati sarapan bersama. Udara pagi yang segar menyegarkan mereka setelah semalam yang melelahkan.

Lia menyeka sisa-sisa sarapan dari meja, tersenyum pada Levi. "Apa rencanamu hari ini, Levi?"

Levi menatap Lia dengan penuh rasa terima kasih. "Aku perlu menyelesaikan beberapa rapat strategis di kantor dan mengatur langkah selanjutnya setelah insiden kebocoran itu."

Lia mengangguk mengerti. "Aku akan berdoa semoga semuanya berjalan lancar untukmu."

Levi mengambil tangan Lia dengan penuh kasih sayang. "Terima kasih, Lia. Aku sangat beruntung memiliki kamu."

Mereka saling bertatapan sejenak, merasakan kekuatan dalam hubungan mereka yang semakin kokoh di tengah badai yang mereka hadapi bersama.

Hallo apakah siap untuk mengembangkan cerita sesuai deskripsi yang ada dan menyambungnya dengan bab ini:

**Bab 19: Gelombang Tak Terduga**

**Pagi di Apartemen Levi**

Matahari pagi menyinari apartemen, membangunkan Lia dari tidurnya. Dia merenggangkan tubuh dan mendapati Levi sudah duduk di meja makan dengan secangkir kopi, menatap layar laptopnya.

Lia berjalan mendekat, menatap Levi yang tampak tenggelam dalam pikirannya. “Pagi, Levi. Kamu kelihatan serius sekali pagi ini.”

Levi mengalihkan pandangan dari layar dan tersenyum pada Lia. “Pagi, Lia. Hanya memikirkan beberapa hal tentang operasi semalam dan rencana bisnis yang harus diselesaikan hari ini.”

Lia duduk di samping Levi, meletakkan tangannya di bahu Levi. “Jangan terlalu memaksakan diri. Kamu butuh istirahat setelah malam yang panjang.”

Levi menghela napas dan meraih tangan Lia, merasakan kehangatan dari sentuhannya. “Aku tahu. Tapi ada banyak hal yang harus diselesaikan.”

Lia memberikan senyuman yang menenangkan. “Aku akan membuatkan sarapan. Setelah itu, kita bisa berbicara lebih banyak tentang rencana kita hari ini.”

Levi menatap Lia dengan penuh rasa terima kasih. “Kamu selalu tahu bagaimana membuat segalanya lebih baik.”

**Di Kampus Universitas Harapan**

Di kampus, suasana sibuk dengan mahasiswa yang bergegas menuju kelas masing-masing. Lia, bersama Abi dan Rina, sedang berdiskusi tentang proyek kelompok mereka di taman kampus.

Rina, dengan semangat yang tinggi, menatap Lia dan Abi. “Kita harus mulai proyek ini secepat mungkin. Ada banyak yang harus kita lakukan, terutama untuk bagian penelitian.”

Abi mengangguk setuju. “Benar. Kita bisa membagi tugas untuk mempercepat prosesnya. Lia, bagaimana kalau kamu menangani bagian analisis data?”

Lia mengangguk. “Tentu. Aku bisa mulai mengumpulkan data dari sumber yang kita tentukan.”

Rina menatap Lia dan Abi dengan senyum lebar. “Bagus! Kita akan menjadi tim yang hebat.”

Saat mereka berbicara, tiba-tiba Abi menerima pesan di ponselnya. Dia melihatnya dan wajahnya berubah menjadi serius.

“Ada apa, Abi?” tanya Lia, melihat perubahan di wajah Abi.

Abi ragu sejenak sebelum menjawab. “Ayahku mengalami kecelakaan tadi pagi. Aku harus ke rumah sakit sekarang.”

Lia terkejut dan merasa khawatir. “Oh tidak, aku turut prihatin. Kamu perlu bantuan untuk pergi ke rumah sakit?”

Abi menggelengkan kepala. “Terima kasih, Lia. Aku bisa pergi sendiri. Aku hanya berharap dia baik-baik saja.”

Lia menatap Abi dengan simpati. “Semoga ayahmu cepat pulih. Beri tahu kami jika ada yang bisa kami bantu.”

Abi tersenyum tipis, terlihat terharu oleh perhatian Lia. “Aku akan. Terima kasih, Lia.”

Setelah Abi pergi, Rina menatap Lia dengan tatapan ingin tahu. “Kamu dan Abi tampaknya sangat dekat. Apa kamu pernah berpikir untuk memberinya kesempatan?”

Lia terkejut dengan pertanyaan Rina. “Tidak, Rina. Aku sudah memiliki seseorang yang sangat aku cintai. Abi hanya teman.”

Rina mengangguk memahami. “Aku mengerti. Tapi kamu harus berhati-hati, Lia. Terkadang perasaan bisa berubah.”

Lia menatap Rina dengan serius. “Aku tahu apa yang aku rasakan. Levi adalah orang yang aku pilih.”

**Sore di Kantor Nata Samudra Corp**

Di kantor, Levi duduk di meja kerjanya, tenggelam dalam tumpukan dokumen dan laporan. Telepon di mejanya berdering, mengalihkan perhatiannya.

Levi mengangkat telepon. “Levi di sini.”

Di ujung telepon, suara Ervin terdengar serius. “Levi, kita ada masalah. Seseorang membocorkan informasi tentang operasi kita kepada pihak berwenang. Kita harus segera menyelidiki siapa yang melakukannya.”

Levi merasakan gelombang ketegangan. “Apa ada petunjuk tentang siapa yang bertanggung jawab?”

“Belum banyak, tapi kita memiliki beberapa nama yang mencurigakan. Aku akan terus menggali informasi,” jawab Ervin.

Levi menghela napas panjang. “Baiklah. Berikan semua informasi yang kamu dapat secepatnya. Kita harus menutup kebocoran ini sebelum menjadi lebih buruk.”

**Malam di Apartemen Levi**

Malam itu, Levi pulang dengan wajah yang penuh kelelahan dan kekhawatiran. Lia sedang duduk di sofa, menonton berita di televisi. Dia segera melihat perubahan di wajah Levi.

“Ada masalah lagi?” tanya Lia dengan penuh perhatian.

Levi duduk di sebelah Lia, meraih remote dan mematikan televisi. “Ada kebocoran informasi tentang operasi kita. Ervin sedang menyelidikinya.”

Lia merasa cemas. “Itu berita buruk. Apa ada yang bisa aku lakukan untuk membantu?”

Levi menggenggam tangan Lia dengan erat. “Tidak, Lia. Ini terlalu berbahaya. Aku hanya butuh kamu di sini, mendukungku seperti biasanya.”

Lia mengangguk, memberikan senyuman yang penuh pengertian. “Aku selalu ada untukmu, Levi. Kita akan melalui ini bersama.”

Levi merasakan sedikit kelegaan dalam hatinya. “Terima kasih, Lia. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpamu.”

**Malam di Rumah Sakit**

Sementara itu, di rumah sakit, Abi duduk di ruang tunggu dengan wajah cemas. Dokter keluar dari ruang perawatan, membawa kabar tentang kondisi ayahnya.

“Bagaimana keadaannya, Dokter?” tanya Abi dengan cemas.

Dokter tersenyum tipis. “Ayahmu dalam kondisi stabil sekarang. Kami berhasil menstabilkannya, tapi dia perlu istirahat total selama beberapa hari ke depan.”

Abi menghela napas lega. “Terima kasih, Dokter. Aku sangat bersyukur.”

Dokter menepuk bahu Abi. “Jaga dia baik-baik. Kami akan terus memantaunya.”

Abi merasa beban berat di hatinya sedikit terangkat. Dia memutuskan untuk mengirim pesan kepada Lia, memberitahukan bahwa ayahnya dalam kondisi stabil.

**Pagi Berikutnya di Apartemen Levi**

Pagi berikutnya, Lia sedang bersiap untuk berangkat ke kampus ketika ponselnya berbunyi. Dia melihat pesan dari Abi dan merasa lega mengetahui ayah Abi sudah stabil.

“Abi bilang ayahnya sudah stabil,” kata Lia kepada Levi, yang sedang bersiap untuk ke kantor.

Levi mengangguk. “Itu kabar baik. Aku senang mendengarnya.”

Lia menatap Levi dengan senyum. “Semoga hari ini berjalan lancar untukmu.”

Levi meraih tas kerjanya dan menatap Lia. “Aku juga berharap begitu. Kamu juga hati-hati di kampus, ya?”

Lia mengangguk. “Aku akan. Sampai nanti, Levi.”

Mereka saling mencium sebelum berangkat, membawa harapan dan kekhawatiran masing-masing ke hari yang baru.

---

Bersambung_-

1
Giuliana Antonella Gonzalez Abad
Gua setia nungguin update lo, thor! jangan bikin gua kecewa 😤
♥\†JOCY†/♥
Bikin susah move-on, semoga cepat update lagi ya thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!