Perhatian:
Semuanya, ini adalah season dua dari kisah Maudy dan Elgara yang berjudul "Menikahi Pria Koma"
Setelah dua tahun berpisah, Elgara memutuskan untuk merebut Maudy kembali.
Ia menjalankan sebuah rencana untuk membuat kelaurga Maudy menyerahkan Maudy kembali ke padanya, hal ini berdasarkan rasa dendam nya yang tak bisa ia lupakan.
Jikalau kalian tidak membaca season pertama pasti akan kebingungan dengan alur nya, jadi author sarankan baca dulu season satu nya ya, baru datang ke season dua nya.
Season dua nya idak banyak, hanya empat puluh bab saja, dan buat yang ngikutin season satu dari awal yuk kita pindah ke season dua untuk mengetahui bagaimana kisah mereka selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab #07
"bagaimana dengan malam pertama mu? Kau melakukan nya?" yang Hans yang saat ini berada di ruang kerja Elgara.
"Sempet yang kau harapkan," jawab Elgara tersenyum miring sambil menatap layar laptop nya.
"Apa? Kau benar-benar melakukan nya?" kaget Hans.
"Ya," jawab Elgara singkat.
"Wah, benar-benar gila, bagaimana kau melakukan nya?" ucap Hans begitu bodoh.
"Apa kau gila? Kau begitu bodoh menanyakan hal ini kepada ku," kata Elgara yang wajah nya memerah karena malu dengan pertanyaan Hans.
"Aku hanya penasaran," kata Hans lagi.
"Sudah lah, kau bukan nya hari ini harus ke perusahaan Ferguson? Antarkan cek untuk orang tua itu, kita harus memenuhi janji," ucap Elgara.
"Bagaimana dengan mu? Kau tidak ikut serta?" tanya Hans lagi.
"Aku di sini saja," ucap Elgara tak mempedulikan Hans.
"Baik," jawab Hans yang kemudian berjalan keluar melaksanakan perintah Elgara.
Selang lima menit kepergian Hans, seseorang kembali mengetuk pintu ruang kerja Elgara.
"Ada apa lagi?" tanya Elgara yang berfungsi kalau itu adalah Hans.
"Tuan muda, ini aku sekertaris Viona," kata seorang wanita yang kini berjalan masuk dengan anggun kedalam ruangan Elgara.
"Viona maaf, aku pikir kau adalah Hans, oh iya apa yang ingin kau katakan?" tanya Elgara tudepoin.
"Ini tuan muda, ada berkas yang perlu anda tanda tangani," ucap Viona yang notabene nya adalah sekretaris Elgara di kantor.
Viona adalah sekertaris handal yang biasanya di pangil dengan sebutan Vio oleh orang-orang di kantor.
"Baik, aku akan melihat nya nanti, kau boleh kembali bekerja sekarang," kata Elgara sambil tersenyum tipis.
"Baik tuan muda," jawab Vio yang kemudian berjalan keluar dari ruangan tersebut
"Astaga, dia selalu saja tersenyum kepada ku, dan dia sangat tampan, tuan muda kaya raya yang sangat tampan kapan aku punya kesempatan untuk mendekati nya?" batin Vio sambil membayangkan wajah tampan Elgara.
Sementara itu di sisi lain.
"Pa, aku punya kabar gembira untuk papa," kata Gaza yang saat ini berdiri di hadapan papa nya.
"Apa?" jawab sang papa.
"Aku dengan perusahaan papa nya Maudy tidak jadi bangkrut pa, mereka mendapatkan dana besar dari perusahaan lain yang membantu mereka," kata Gaza dengan polos.
"Benarkah?" Kaget sang papa sampai-sampai ia berdiri dari duduknya.
"Ya, dan sekarang perusahaan ini kembali jaya, pa dengan begini aku dan Maudy bisa kembali berhubungan kan pa?" tanya Gaza lagi.
"Kau pikir papa percaya dengan bualan mu itu? Sudah lah Gaza cari saja perempuan lain, papa tidak mau kau bersusah-susah membohongi papa seperti ini," kata sang papa yang ternyata tidak mempercayai Gaza.
"Baik kalau papa tidak percaya, kita buktikan sama-sama," ucap Gaza yang kemudian mengambil remote televisi dan kemudian menyalakan nya.
Benar saja, tak lama mata sang papa benar-benar membulat melihat apa yang terjadi saat ini, di televisi di beritakan tentang perusahaan Ferguson grup yang hampir bangkrut namun berhasil lolos dari semua permasalahan dan kini di nyatakan kembali bangkit.
"Benar-benar ajaib, perusahaan mana yang membantu mereka?" Tanya papa nya Gaza.
"Aku tidak tau, tidak tertulis tentang mereka sedikit pun," kata Gaza lagi.
"Astaga," kata sang papa kebingungan.
"Kenapa pa? Sekarang bagaimana dengan hubungan ku dan Maudy? Apakah aku bisa melanjutkan nya? Aku sangat mencintai nya pa," kata Gaza dengan harapan besar.
"Terserah kau saja, tapi kita akan sangat malu jika kelaurga mereka mengatakan kita kembali setelah melihat mereka tidak jadi bangkrut," kesal sang papa sambil memijat alis nya.
Namun Gaza tak mempedulikan ucapan papa nya barusan.
Beberapa hari kemudian.
Gaza memutuskan untuk mendatangi kediaman orang tuanya Maudy, ia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi dengan Maudy saat ini.
"Ada apa kau ke sini?" tanya mama Diana kepada Gaza.
Saat ini yang ada di rumah hanya lah mama Diana dan beberapa pelayan nya, sementara papa Ferguson dan juga Randy sedang bekerja.
"Tante, aku minta maaf atas kejadian itu, sungguh bukan keinginan ku untuk meningalkan Maudy dalam keluarga yang sedang mendapatkan masalah," jelas Gaza kepada mantan calon mama mertua nya.
"Lalu?" Tanya mama Diana yang tak terlalu tertarik lagi dengan bualan Gaza.
"Aku, aku tidak bisa menjelaskan nya sekarang tante, mohon ijinkan aku bertemu dengan Maudy terlebih dahulu," kata Gaza yang sedari tadi matanya ke sana sini mencari keberadaan Maudy.
"Maaf Gaza, sebaiknya kau pergi dari sini, percuma kau mencari nya, dia sudah tidak di sini lagi," kata mama Diana sambil menampilkan senyum palsu nya.
"Lah? Kenapa? Di mana dia tante? Apa Tante mencoba untuk membohongi aku?" tanya Gaza tidak percaya.
"Soal ini aku juga tidak bisa menjalankannya kepada mu, kau cari tau sendiri saja, maaf aku kurang enak badan aku tinggal dulu," kata mama Diana yang kemudian meningalkan Gaza tampa basa-basi terlalu banyak.
Sementara Gaza hanya bisa terdiam dan tidak bisa mengerti atas ucapan mama Diana barusan.
Namun ia memilih untuk pergi dari kediaman keluarga Ferguson karena tak ada yang menyambut nya dengan baik di sana termasuk para pelayan yang sangat sinis menatap nya.
"Ada apa dengan mereka semua? Di mana Maudy sebenarnya?" batin Gaza gelisah karena tidak menemukan Maudy di rumah tersebut.
Sementara itu di sisi lain.
Terlihat Maudy yang sedang duduk melamun di taman samping villa, setiap hari ia menghabiskan waktu nya di tanam tersebut, terkadang ia juga merawat bunga-bunga yang ada di sana.
"Bagaimana nasib ku seterusnya, aku serahkan kepada yang berkuasa," ucap Maudy yang perlahan sudah pasrah dan menerima takdir kehidupan nya.
Sementara itu tampa ia sadari Elgara yang cuti kantor sedari tadi mengganti nya dari balkon kamar.
Ia kemudian mengambil ponsel nya dan kemudian menghubungi Hans.
Call on.
"Hallo Elgara," ucap Hans di sebrang telpon.
"Kapan pelayan itu datang?" tanya Elgara singkat padat.
"Sore nanti, apa kau tidak bisa sabar sedikit? Lagipula kau buat apa pelayan? Bukan kah kau ingin wanita itu jadi pelayan mu dan membuat nya kerepotan?" tanya Hans kebingungan.
"Bodoh, wanita itu malah menikmati kesibukan nya, dia bahagia mengerjakan pekerjaan rumah, sampai-sampai ia merawat taman, dia sudah terbiasa dengan hal ini aku ingin melakukan hal lain," ucap Elgara lagi.
"Baik aku mengerti," jawab Hans yang kemudian menutup telponnya secara sepihak.
Sementara itu Elgara kembali memasukan ponsel nya ke dalam saku celana.
Call off.
"Sebenarnya bagaimana sifat wanita itu? Aku jadi penasaran," kata Hans sambil mengerutkan keningnya.
Namun saat Hans hendak memasukkan telpon nya kembali ke dalam saku celana, telepon tersebut kembali berdering.
Ia pun mengambil nya dan langsung menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan telepon tersebut tampa memeprhatikan nama yang tertera.
Bersambung ....